tag:blogger.com,1999:blog-67045610264562494092024-03-06T04:34:30.752+07:00financial freedomUnknownnoreply@blogger.comBlogger43125tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-38743393970884086362015-05-02T10:36:00.001+07:002015-05-02T10:36:30.172+07:00seminar saham<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbe9upeXzdsGDk9ZmLYS02cuPSp8clhgpiBfQRQ34vEI24xZNbB8iNjGRKfTxj3e1yxCoCce5dYipBWICMFEC9FEOTFyAwxh3gExmPNXdmDUDvDPhSD7MmF52OX6rcLU5RC3_UNzfh8Vs/s1600/Selebaran.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbe9upeXzdsGDk9ZmLYS02cuPSp8clhgpiBfQRQ34vEI24xZNbB8iNjGRKfTxj3e1yxCoCce5dYipBWICMFEC9FEOTFyAwxh3gExmPNXdmDUDvDPhSD7MmF52OX6rcLU5RC3_UNzfh8Vs/s1600/Selebaran.jpg" height="640" width="462" /></a></div>
<br />
<br />
Teman teman datang yah </div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-34444852438962179262012-12-19T05:35:00.000+07:002012-12-19T05:35:28.123+07:00Hidup dari Jual Beli Saham ? Bisakah ? <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div id="maincontent-block">
<div class="">
<div class="full-article" id="page">
<div class="article-rel-wrapper">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWRQ-AFHufgPljgY62-VtyzrrYFRFRa_oBKOme9sQsMuI8WAaKqBT2r7T6xk6AJFilAAejn6YprdNkGbucZDfCyB7AeBPZeoj61nAhGw2lrnY_p5NxJrb0jx7GuA9_wUfFzeFV5Fi55og/s1600/2012-12-19_053444.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="174" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWRQ-AFHufgPljgY62-VtyzrrYFRFRa_oBKOme9sQsMuI8WAaKqBT2r7T6xk6AJFilAAejn6YprdNkGbucZDfCyB7AeBPZeoj61nAhGw2lrnY_p5NxJrb0jx7GuA9_wUfFzeFV5Fi55og/s320/2012-12-19_053444.png" width="320" /></a></div>
<h2 class="contentheading">
<br />
</h2>
</div>
<div class="article-info-surround">
<div class="article-info-surround2">
<div class="buttonheading">
<a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=230%3Ahidup-dari-jual-beli-saham--bisakah-&format=pdf&option=com_content" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=230%3Ahidup-dari-jual-beli-saham--bisakah-&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTIzMDpoaWR1cC1kYXJpLWp1YWwtYmVsaS1zYWhhbS0tYmlzYWthaC0mY2F0aWQ9MTpsYXRlc3QtbmV3cw==" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" /></a> </div>
<div class="articleinfo">
<span class="createdby">
Written by Administrator </span>
<span class="createdate">
Monday, 25 June 2012 05:02 </span>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong></strong></div>
<div class="img_caption left" style="float: left;">
<strong><img align="left" alt="" class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/trading%20living%20keci.jpg" /></strong></div>
<strong>Bisakah Trading For Living ?</strong>
<div style="text-align: justify;">
By : Ellen May, Dimuat di kolom ”Smart Traders Not Gamblers” Kontan 19 Mei 2012</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sering sekali menerima pertanyan seperti judul diatas, “bisakah saya melakukan <em>trading for a living</em> ? Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita pahami apa itu <em>trading for a living</em>. Mengapa <em>trading for a living</em> populer ? Mengapa banyak yang ingin <em>trading for a living</em> ? Haruskah melakukan <em>trading for a living</em> ?</div>
Secara harafiah, <em>trading for a living</em> berarti melakukan
aktivitas beli dan jual instrumen investasi, entah itu berupa saham,
valuta, ataupun komoditas dan asilnya dugunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.<br />
Aktivitas <em>trading for a living</em> menarik, karena memberikan
kebebasan waktu dan tempat. Pelaku trading for living memikat banyak
orang berikut apa saja yang perlu disiapkan oleh mereka yang ingin <em>trading for a living</em>.<br />
Menghitung biaya hidup setiap bulan, <em>trading for a living</em>
berarti trading untuk memenuhi kebutuhan hidup, Jadi, sebelum bertindak
lebih jauh, trader harus menghitung biaya hidupnya setiap bulan. Trader
yang menikah, atau hanya menghidupi dirinya sendiri, membutuhkan biaya
hidup yang lebih kecil daripada trader yang sudah berkeluarga tentu
harus memikirkan biaya, termasuk biaya darurat.<br />
Trader juga harus menghitung berapa yang harus didapat, hingga bisa
memenuhi kebutuhan hidup sekaligus investasi. Ambil contoh, biaya hidup
anda per bula Rp 5.000.000 berarti anda harus memperoleh penghasilan
lebih dari Rp 5 juta per bulan. Sisa itu untuk diinvestasikan kembali
atau biaya darurat.<br />
Cek kemampuan trading anda selama beberapa bulan, sebelum memulai <em>trading for a living</em>.<br />
Berapa persen rata-rata keuntungan anda hasilkan setiap bulannya?
Untuk trader pemula, sudah sangat bagus jika bisa menghasilkan rata-rata
keuntungan sebesar 5% per bulan.<br />
Cek modal yang dimiliki. Anda tahu berapa rupiah yang harus anda
kumpulkan per bulan untuk memenuhi target kebutuhan hidup. Anda juga
tahu bisa menghasilkan rata-rata profit per bulan. Dari kedua variabel
itu anda bisa menghitung kebutuhan modal.<br />
Dalam contoh diatas, kebutuhan biaya hidup Anda adalah 5 juta, dan
kemampuan mencetak profit adalah 5%, berarti modal yang Anda butuhkan
adalah Rp 5 juta dibagi 5% atau Rp 100 juta. Perlu dicatat, itu modal
untuk menutup kebutuhan hidup.<br />
Jika ingin mendapat lebih, supaya bisa diinvestasikan ulang atau
menyiapkan biaya untuk hal-hal darurat, anda harus bisa menghasilkan
lebih dari Rp 5 juta.<br />
Ketiga unsur diatas meski terlihat sederhana, namun sangat riskan jika satu saja tidak terpenuhi.<br />
Bagaimana jika trader tidak bisa menghasilkan profit dalam nilai sebesar dengan biaya hidup sebulan ?<br />
Pertama Anda bisa menekan biaya hidup. Jika masih lajang, penghematan
tentu mudah. Namun berbeda ceritanya, jika Anda sudah berkeluarga.
Tidak mungkin Anda menghemat biaya kesehatan, biaya pendidikan atau
biaya darurat.<br />
Faktor kedua yang sangat penting adalahh skill. Jika Anda berkomitmen menjalani <em>trading for </em><em>a </em><em>living</em>,
sangat penting mempelajari strateginya. Trader memahami analisa
teknikal, money management dan psikologi trading, fundamental juga perlu
sebagai pelengkap.<br />
<div class="img_caption right" style="float: right;">
<img align="right" alt="" class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/trading%20at%20home.jpg" /></div>
Trader yang ingin <em>trading for </em><em>a </em><em>living</em>, tapi tidak mau belajar teknikal, ibarat orang yang ingin menerbangkan peswat tanpa mengikuti pendidikan pilot.
Jika <em>skill</em> udah oke, namun modal belum memadai untuk
menghasilkan nominal tersebut, apa yang harus dilakukan ? Kembali
kecontoh diatas, bagaimana jika si trader tidak memiliki modal sebesar
Rp 100 juta ?<br />
Mungkin ada yang menjawab, meminjam saudara atau teman, namun sangat
tidak disarankan menjalankan trading dengan uang pinjaman. Trading
seharusnya menggunakan uang “sisa” atau dana “menganggur”, yang tidak
tidak dibutuhkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.<br />
Memaksakan diri untuk <em>trading for </em><em>a </em><em>living</em>
ibarat perang dengan membawa senapan tanpa peluru. Mungkin Anda bisa
mencetak profit, namun tidak akan mecukupi kebutuhan sehari-hari.<br />
Akibatnya emosi Anda terpancing karena ada hal yang mendesak yang
mengharuskan anda untuk menghasilkan profit. Situasi ini membuat Anda
menjadi tidak objektif ! Trading dengan uang pinjaman membuat faktor
psikologis yang jauh lebih besar.<br />
Bagaimana jika ternyata target trading sebulan tidak terpenuhi ? Trader yang berniat untuk <em>trading for a living</em>
hendaknya sudah mempunyai dana darurat. Ini adalah dana yang di
alokasikan untuk keperluan-keperluan yang mendadak dan penting. Bukan
dana untuk sekedar berlibur atau untuk bersenang-senang. Dana ini
disiapkan untuk kejadian yang tidak diantisipasi, seperti sakit atau
kecelakaan.<br />
Besar biaya darurat biasanya dihitung dengan asumsi sekian kali biaya
hidup bulanan. Ambil contoh, biaya darurat untuk seorang lajang bisa
diasumsikan sebesar tiga kali biaya hidup bulanan.<br />
Lalu untuk yang menikah dan belum punya anak, setara dengan 5 kali
biaya hidup bulanan. Untuk mereka yang sudah menikah dan memiliki 1 anak
setara 7 kali biaya hidup bulanan. Dan memiliki 2 anak atau lebih dana
darurat setara dengan 10 kali dari biaya hidup bulanan.<br />
Menyediakan dana darurat kelihatannya sepele, namun penting karena tidak ada sesuatu yang pasti di pasar.<br />
Jadi jawaban untuk pertanyaan <em>“trading </em><em>f</em><em>or a living”</em> bisakah ? Ditentukan oleh pribadi yang bertanya. Apakah anda sudah memperhitungkan semua faktor diatas?<br />
Salam profit,<br />
Ellen May @pakarsaham<br />
</div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-27454044002156163082012-12-19T05:31:00.001+07:002012-12-19T05:31:49.058+07:00Filosofi Investasi Ala Warren Buffet (1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div id="maincontent-block">
<div class="">
<div class="full-article" id="page">
<div class="article-rel-wrapper">
<h2 class="contentheading">
<a href="http://www.ellen-may.com/">http://www.ellen-may.com</a></h2>
</div>
<div class="article-info-surround">
<div class="article-info-surround2">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju0ZN6vV7lGZZ121MUa-xHO2DEd6Z5JB1m2C4KBxj-H3XiC4wcRSrZS36qY-etudK-JlrR2Aq4jR6OjvLo_8VNhUeDjZhwilfQnWtalurNmMbETJ4U2yrnWOHV-gWeTBj9FKGFY4AJoyg/s1600/2012-12-19_053050.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju0ZN6vV7lGZZ121MUa-xHO2DEd6Z5JB1m2C4KBxj-H3XiC4wcRSrZS36qY-etudK-JlrR2Aq4jR6OjvLo_8VNhUeDjZhwilfQnWtalurNmMbETJ4U2yrnWOHV-gWeTBj9FKGFY4AJoyg/s320/2012-12-19_053050.png" width="320" /></a></div>
<div class="buttonheading">
<a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=249%3Afilosofi-investasi-ala-warren-buffet-1&format=pdf&option=com_content" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=249%3Afilosofi-investasi-ala-warren-buffet-1&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTI0OTpmaWxvc29maS1pbnZlc3Rhc2ktYWxhLXdhcnJlbi1idWZmZXQtMSZjYXRpZD0xOmxhdGVzdC1uZXdz" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" /></a> </div>
<div class="articleinfo">
<span class="modifydate">
Last Updated on Tuesday, 04 September 2012 02:52 </span>
<span class="createdby">
Written by Administrator </span>
<span class="createdate">
Tuesday, 04 September 2012 02:30 </span>
</div>
</div>
</div>
<div class="img_caption left" style="float: left;">
<img align="left" alt="" class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/warren%20buffet.jpg" /></div>
Artikel ini ditulis oleh Ellen May dan pernah dipublish dalam <a href="http://www.beritasatu.com/ekonomi/69199-tips-jadi-orang-kaya-ala-warren-buffet.html" target="_blank">situs BeritaSatu.com</a>Jika
di dalam trading saham kita mengenal psikologi trading,maka dalam
investasi jangka panjang kita mengenal psikologi investasi. Psikologi
investasi adalah prinsip2 yang dipegang oleh seorang investor dalam
menjalankan investasinya. Rahasia kesuksesan Warren Buffet menjadi
seorang investor saham terbesar di dunia adalah pada psikologi
investasinya.<br />
Bagaimana rahasia psikologi investasi seorang Warren Buffet yang
konon memang sangat bijaksana itu? Psikologi investasi Warren Buffet
adalah filosofi-filosofi berinvestasi yang sangat
penting,sederhana,namun tidak jarang membuat banyak orang salah kaprah.<br />
Rahasia psikologi investasi yg pertama dari seorang Warren Buffet adl
hidup dengan sangat sederhana & jangan menghamburkan uang. Tabung
sebanyak mungkin pendapatan Anda untuk kemudian diinvestasikan sehingga
uang Anda bisa beranak pinak. Sungguh luar biasa,meski Buffet adl salah 1
orang terkaya di dunia,namun ia masih hidup di rumahnya yg sederhana.<br />
Buffet mempunyai prinsip,sebagian besar dari penghasilannya,ia
belikan saham supaya asetnya terus bertumbuh. Buffet membelanjakan
uangnya utk membeli aset yg bisa membuat uangnya bertumbuh &
menghindari pembelanjaan liabilitas.<br />
Bagaimana dengan kita ?<br />
Menjamurnya mall, gadgets, fashion, dan berbagai penawaran
menarik yang berhubungan dengan hobi, kuliner dan lainnya,membuat kita
seringkali tergoda untuk bersikap konsumtif. Sebenarnya oke-oke saja
kalau kita mau menikmati hasil jerih payah kita untuk bersenang-senang.<br />
Namun sebaiknya tuda kesenangan yang mahal. Pepatah mengatakan
“Berakit-rakit ke hulu , berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian”. Tunda kesenangan dan terus membangun
aset. Demikian prinsip hidup Warren Buffet, Robert Kiyosaki dan panutan
finansial Indonesia Bp Tung Desem Waringin.<br />
Psikologi investasi yang kedua ala Warren buffet adalah, jangan
gegabah / terlalu sering membeli saham.Buffet percaya bahwa orang
sabarlah yang akan berhasil,yaitu sabar menunggu waktu yg tepat untuk
membeli saham. Kapan waktu yang tepat untuk membeli saham menurut Warren
Buffet ? Yaitu ketika terjadi penurunan harga saham besar-besaran.<br />
Masa crash / collapse pada bursa saham seringkali disikapi oleh
pelaku pasar dengan penuh rasa takut dan panik. Padahal sebenarnya masa
krisis / crash pada bursa saham dapat memberi kita kesempatan emas untuk
mendulang profit pada investasi saham, JIKA KITA SIAP dan telah
mengantisipasinya. Apa maksudnya?<br />
Ketika terjadi crash / collapse dalam pasar saham,maka Anda akan
mendapat saham-saham dari perusahaan-perusahaan bagus dengan harga super
diskon. Harga terdiskon yang dimaksud oleh Warren Buffet bukan saja
secara nominal,namun lebih kepada valuasinya yg terdiskon.<br />
Jika demikian, maka dari kacamata Value Invetor, crash / koreksi
besar-besaran pada bursa saham adalah peluang bagus ? Ya, betul sekali.
Banyak orang takut jika pasar saham turun. Sebenarnya tidak perlu
takut,namun hanya perlu antisipasi dan persiapan! Persiapan yang
dimaksud adalah menabung sebagian besar dari pendapatan Anda. Jika tiba
saatnya, maka Anda akan mempunyai “peluru” yang cukup besar !<br />
Terkait dengan persiapan “peluru” atau akumulasi modal menunggu masa
koreksi besar-besaran, Warren Buffet juga menyarankan untuk jangan
mendiversifikasi investasi. Prinsip ini menimbulkan banyak pro dan
kontra. Mengapa Buffet menyarankan untuk terkonsentrasi ?<br />
Buffet mengatakan bahwa diversifikasi dilakukan oleh investor yang
bingung, ragu-ragu, dan tidak yakin akan keputusan investasinya.
Pernyataan ini sebenarnya masuk akal dan sangat berdasar.<br />
Namun saran saya, jika Anda pemula dan memang masih cenderung
“ragu-ragu” dalam berinvestasi saham, mulailah dengan diversifikasi,
namun jangan terlalu terdiversifikasi. Diversifikasi investasi yang
berlebihan hanya akan membuat kita tidak fokus dan memperkecil
keuntungan !<br />
Namun dengan seiring berjalannya waktu,pelajarilah investasi saham
dengan sebaik mungkin sehingga Anda tidak perlu ragu-ragu. Dengan
demikian maka prinsip terkonsentrasi dari Warren Buffet akan memberi
manfaat maksimal pada portofolio Anda.<br />
Prinsip terkonsentrasi / totalitas yang diajarkan oleh Warren Buffet
juga berarti bahwa seorang investor harus sangat TELITI sebelum membeli,
karena dengan prinsip konsentrasi / totalitas, maka Anda sedang
melipatgandakan imbal hasil dan juga RESIKO. Ibarat Anda sedang
meletakkan semua telur Anda dalam satu keranjang.<br />
Oleh karena itu, sebaiknya jaga baik-baik keranjang telur Anda,
dengan mempelajari investasi yang Anda geluti, dan meneliti fundamental
dari emiten yang sahamnya ingin Anda beli.<br />
Masih banyak lagi hal-hal penting yang bisa kita teladani dari
seorang Warren Buffet. Semoga artikel ini bermanfaat untuk memberi
petunjuk dalam berinvestasi. Salam profit, Ellen May.<br />
</div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-86778944595028229972012-12-19T05:27:00.003+07:002012-12-19T05:27:26.129+07:00Lebih Untung Mana, Beli Saham Murah atau Mahal? <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="article-rel-wrapper">
<h2 class="contentheading">
<br />
</h2>
</div>
<div class="article-info-surround">
<div class="article-info-surround2">
<div class="buttonheading">
<a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=255%3Alebih-untung-mana-beli-saham-murah-atau-mahal&format=pdf&option=com_content" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=255%3Alebih-untung-mana-beli-saham-murah-atau-mahal&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTI1NTpsZWJpaC11bnR1bmctbWFuYS1iZWxpLXNhaGFtLW11cmFoLWF0YXUtbWFoYWwmY2F0aWQ9MTpsYXRlc3QtbmV3cw==" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" /></a> </div>
<div class="articleinfo">
<span class="modifydate">
Last Updated on Thursday, 13 December 2012 02:11 </span>
<span class="createdby">
Written by Administrator </span>
<span class="createdate">
Thursday, 13 December 2012 01:55 </span>
</div>
</div>
</div>
<div class="img_caption left" style="float: left;">
<img align="left" alt="" class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/ellen%20hitam.jpg" /></div>
Ditulis oleh : Ellen MayDimuat di : <a href="http://finance.detik.com/read/2012/11/23/101445/2099109/479/lebih-untung-mana-beli-saham-murah-atau-mahal">DetikFinance</a><br />
Banyak
rekan-rekan yang bertanya pada saya, baik melalui akun twitter saya
@pakarsaham ataupun melalui Training Trading Profits yang saya adakan,
apakah sebaiknya kita membeli saham yang sedang turun tajam harganya,
atau saham yang pergerakan harganya sedang berada dalam trend naik ?<br />
Kedua strategi dalam berinvestasi saham ini seringkali menimbulkan
pro dan kontra. Banyak investor yang suka membeli ketika harga saham
terdiskon besar-besaran. Strategi ini disebut dengan value investing.
Seorang value investor membeli saham berfundamental bagus ketika
harganya terdiskon besar. Ibarat membeli barang bermerek dan berkualitas
dengan harga sangat murah.<br />
Strategi value investing yang juga pernah saya ulas dalam blog saya <a href="http://www.ellen-may.com/">www.ellen-may.com</a>
,sebenarnya sangat bagus, namun sayangnya investor harus menunggu cukup
lama. Diskon besar2an / crash dalam saham hanya terjadi selama beberapa
tahun sekali bahkan 10 th sekali. Diskon besar pada pasar saham terjadi
tahun 1998 dan 2008. Sanggupkah Anda menunggu 10 tahun?<br />
Butuh waktu bertahun-tahun untuk menunggu sebuah saham yang bagus
terdiskon besar-besaran. Demikian pula untuk menjualnya, dibutuhkan
waktu yang cukup lama pula, bertahun-tahun bahkan belasan tahun.<br />
Warren E Buffett dulunya adalah seorang value investor sejati. Ia
belajar pada Benjamin Graham, si bapak Value Investing. Namun
belakangan, sekitar era 60 an, Buffett merevisi strateginya dengan
perpaduan Growth Investing karena pertumbuhan beberapa saham yang ia
beli dengan metode Value Investing sangat lelet. Adalah Philip Fisher
yang menjadi inspirator Warren E Buffett untuk merevisi strateginya
dengan perpaduan Growh Investing. Apa itu Growth Investing ?<br />
<br />
Growth investing adl strategi investasi saham dengan mencari growth
stock /saham yang bertumbuh/labanya bertumbuh. Saham yang bertumbuh itu
ibarat negara berkembang. Perusahaan ini sdg bertumbuh & umumnya
belum teruji dlm jangka panjang. Growth Stock biasanya memimpin saham2
lain di sektornya.Namun saham2 tsb tidak selamanya memimpin dgn
konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa growth stocks punya rewards dan
resiko setahap di atas income stocks dan value stocks.<br />
Value Investor merupakan contrarian, memborong saham ketika yang lain
panik, berbeda halnya dgn Growth Investor. Seorang Growth Investor
memborong saham ketika terjadi optimisme dalam market, bukan pesimisme.
Saham-saham bertumbuh/growth stocks yang bisa ditemui di bursa umumnya
harganya sudah menanjak naik. Namun walaupun harganya sudah tinggi,
harga saham emiten yang bertumbuh bisa menjadi lebih tinggi lagi.<br />
Banyak orang yang menganggap para Growth Investor itu aneh karena
membeli saham2 yg harganya terus naik. Namun,bukankah seharusnya
demikian? Saham yg layak dikoleksi adalah saham2 yang harganya terus
naik. Seorang growth investor membeli market’s confidence ! Bukan
market’s fear.<br />
Perusahaan yg bertumbuh harga sahamnya bisa tumbuh 2 kali lipat dlm
3-7 tahun,rata2 per th tumbuh 10%-30%. Lalu, bagaimana caranya memilih
growth stocks / saham2 yg sedang bertumbuh? Untuk memilih growth stock,
kita bisa menggunakan kriteria pemilihan saham terbaik berdasar
sektornya dulu.<br />
Setelah menemukan sektor yg sedang memimpin pada masa tersebut, cek
laba / pendapatan perusahaan. Caranya, cek dari rasio EPS dan ROE
nya.Kedua rasio tersebut menunjukkan pendapatan / laba perusahaan. EPS
singkatan dari Earnings Per Share artinya laba per lembar saham setelah
dipotong pajak.ROE adalah Return on Equity.<br />
Saham yang bertumbuh EPS kuartal terakhir sebaiknya tumbuh minimal
15% dibanding periode yg sama tahun lalu. Pertumbuhan EPS pada growth
stock tersebut sebaiknya terjadi secara konsisten dalam 5 tahun
berturut2, tidak hanya sesaat. ROE saham yang bertumbuh sebaiknya tumbuh
20% selama lima tahun terakhir berturut2. Angka ROE yang bagus adl di
atas 20 %. Jika ROE di bawah 7 % maka laba perusahaan tsb tidak lebih
baik dr bunga deposito. Selain itu sebaiknya perusahaan yang bertumbuh
itu rajin melakukan ekspansi atau inovasi.<br />
KLBF atau PT Kalbe Farma, Tbk adalah sebuah contoh yang sangat apik
dan memenuhi kriteria-kriteria di atas. Selain EPS dan ROE nya bagus,
Kalbe juga sangat rajin berinovasi dengan memunculkan produk-produk
terbaru dan ekspansi lainnya, seperti membuat Kalbe Institute bersama
Bina Nusantara University.<br />
Nah,sebaiknya growth stock dibeli segera setelah muncul sinyal bahwa
ia masih tumbuh di masa depan. Sinyalnya apa ya? Umumnya secara
teknikal,saham bertumbuh/growth stock sangat uptrend.Sinyal yg biasanya
muncul adalah break out. Tentang break out, bisa dibaca pada artikel
saya sebelumnya di http:/bit.ly/EllenDetik1.<br />
Saham jenis ini sebaiknya dijual bila muncul tanda2 tidak mampu
mempertahankan tingkat pertumbuhannya dalam jangka panjang atau ada
tanda uptrend berakhir secara teknikal. Rentang waktu growth investing
biasa berkisar 1-2 tahun,lebih kecil daripada rentang vaktu Value
Investing. Jadi investor tidak perlu menunggu terlalu lama untuk membeli
atau menjual sebuah saham, sekaligus mendapatkan keuntungan maksimal.
Jadi bagi Anda yang merasa terlalu lama untuk melakukan value investing,
bisa mencoba strategi Growth Investing.<br />
Nah, tunggu apa lagi, ayo mulai berinvestasi saham. Sebelum Anda
mulai trading / investasi saham sebaiknya persiapkan diri Anda dengan
mempelajari buku Smart Traders Not Gamblers.<br />
Salam profit, Ellen May<br />
<br />
<a href="http://finance.detik.com/read/2012/11/23/101445/2099109/479/lebih-untung-mana-beli-saham-murah-atau-mahal">http://finance.detik.com/read/2012/11/23/101445/2099109/479/lebih-untung-mana-beli-saham-murah-atau-mahal</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-6676329402871728962012-02-24T14:53:00.003+07:002012-02-24T14:53:56.746+07:00MENGENALI PROFIL RESIKO INVESTASI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1G1F6k-5_RvbB8FdssnjrY8ol_fMRvSyOLIgrJnD2QnbV36Go-HvcXo-7Ahx69XvxB8xGkvRJrBCns2Ax2q14bXHoyQDOL9faVLkptWLBBn-xOB1Nw5Vc-1F_MeoeGL5MxCsABHm7wHpK/s1600/Return+vs+Resiko_medium.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1G1F6k-5_RvbB8FdssnjrY8ol_fMRvSyOLIgrJnD2QnbV36Go-HvcXo-7Ahx69XvxB8xGkvRJrBCns2Ax2q14bXHoyQDOL9faVLkptWLBBn-xOB1Nw5Vc-1F_MeoeGL5MxCsABHm7wHpK/s400/Return+vs+Resiko_medium.jpg" width="400" /></a></div>
<div>
sumber gambar http://twileshare.com/uploads/Return+vs+Resiko_medium.jpg</div>
<div>
</div>
<div>
</div>
<div>
<span style="font-size: medium;"><b>MENGENALI PROFIL RESIKO INVESTASI</b></span></div>
<div>
</div>
<div>
MARSUDHY KANG </div>
<div>
</div>
<div>
Krisis keuangan global yang melanda Eropa sampai saat ini pasti
memiliki dampak terhadap kehidupan keuangan seseorang. Turun naiknya
Indeks Harga Saham baik di Indonesia maupun di berbagai Bursa di dunia
bisa menyurutkan nyali untuk berinvestasi. Apakah dengan kondisi krisis
saat ini memberi sinyal supaya anda berhenti berinvestasi? Tentu tidak.<br />
<br />
Sesungguhnya,
krisis ini membantu kita, calon investor dan investor, untuk mereview
kembali bagaimana strategi investasi kita, apakah sudah sesuai dengan
profil resiko? Karena itu, yuk cari tahu disini Profil Resiko
Anda.<br />
<br />
Secara umum, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profil resiko seseorang:<br />
<br />
1. Umur anda<br />
2. Tujuan keuangan yang ingin dicapai<br />
3. Kondisi keuangan anda<br />
4. Jangka waktu investasi<br />
5. Tingkat imbal hasil yang anda cari.<br />
6. Tingkat pengetahuan dan pengalaman keuangan.</div>
<div>
Dari beberapa faktor diatas,secara umum, profil resiko dapat dibagi menjadi :<br />
<br />
1. Konservatif</div>
<div>
<br />
Hal
yang menjadi perhatian adalah bila profil ini digunakan untuk
berinvestasi untuk jangka waktu yang panjang, maka resiko yang harus
ditanggung adalah jumlah dana yang besar yang harus diinvestasikan untuk
memperoleh nilai investasi yang diinginkan.</div>
<div>
Produk
investasi yang sesuai untuk tipe ini adalahproduk
kas dan pasar uang. Pilihan lainnya yang dapat memberikan returnlebih
besar adalah reksadana pendapatan tetap maupun logam mulia.</div>
<div>
2. Moderat </div>
<div>
Tipe
ini berada di tengah-tengah antara konservatif dan agresif, dimana
mengharapkan tingkat imbal hasil yang sedang-sedang saja tetapi stabil
dan terukur. Cenderung bisa menerima sedikit resiko kehilangan sebagian
dana investasinya asal untuk jangka waktu investasi menengah sampai
panjang dana invsetasi akan kembali.</div>
<div>
Produk investasi
yang cocok untuk tipe ini adalah reksadana campuran ekuitas dan obligasi
(tanpa unsur pasar uang), reksadana saham dengan return yang stabil,
properti dan logam mulia.</div>
<div>
3. Agresif<br />
Tipe
ini cenderung lebih mementingkan hasil investasi (return) dibandingkan
keselamatan jumlah pokok yang diinvestasikannya (safety). Tipe ini
sadar betul bahwa mereka terekspos resiko yang sangat besar, dimana
mungkin potential lossnya bisa sampai sebesar nilai investasinya (ampai
nol) karena berharap akan dapat kembali bahkan lebih tinggi daripada
kerugiannya di masa datang. Fokusnya adalah memperoleh return portofolio
diatas rata-rata. Umumnya tipe ini juga telah siap untuk menghadapi
gejolak tinggi yang terjadi dipasar.</div>
<div>
Investasi yang cocok untuk tipe ini adalah reksadana saham, berinvestasi dalam saham langsung, properti dan bisnis.<br />
</div>
<div>
Penting
bagi kita sebagai investor untuk memahami profil resiko serta jangka
waktu investasinya karena akan menentukan produk investasi yang sesuai.
Juga factor umur,akan menggeser (bukan merubah) profil resiko anda
menjadi lebih konservatif yang otomatis akan merubah komposisi portfolio
investasi anda.</div>
<div>
Ingatlah, bahwa potensi keuntungan pasti
sejalan dengan potensi resiko. Tetaplah berhati-hati untuk memilih
produk manakah yang paling menggambarkan toleransi anda terhadap resiko,
kemudian, pelajari produk investasi tersebut sejelas-jelasnya, lakukan
berinvestasi berkala untuk mencapai tujuan dan lakukanlah pengawasan
secara periodik untuk memantau kinerja investasi anda.</div>
Nah
sekarang, marilah mereview portfolio anda dengan hasil kinerjanya. Apabila
saat kinerjanya turun seperti saat ini, anda merasa sedih, kecewa,
kesal,marah-marah, maka kemungkinan anda tipe <span style="font-weight: bold;">konservatif</span>.<br />
Kalau
masih optimis dijangka waktu panjang akan naik lagi karena itu menunggu
dulu baru menambah porsi investasi tersebut maka anda bertipe <span style="font-weight: bold;">moderat</span>.<br />
Sedangkan kalau anda malah makin menambah
porsi investasi tersebut maka bisa dikatakan anda tipe <span style="font-weight: bold;">agresif</span>.<br />
<br />
Semoga bermanfaat</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-74549597685341273152011-11-12T15:39:00.003+07:002011-11-12T15:50:10.004+07:00kumpulan tulisan MASTER ELLEN MAY<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2Ii6oWih-kzvJC0yiTY70m8COjuOOVA9lTjzOMmO6l9qeCHVYShTgjFuAY1jrIRiG9Rm2R4mSa4edJ3zg5OEJrsCCd4tOPy18B-1TflAL23SzwJL0WXs22Nzl0JJTxlM8Yvt3HzTbi5w/s1600/trading+room.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 308px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2Ii6oWih-kzvJC0yiTY70m8COjuOOVA9lTjzOMmO6l9qeCHVYShTgjFuAY1jrIRiG9Rm2R4mSa4edJ3zg5OEJrsCCd4tOPy18B-1TflAL23SzwJL0WXs22Nzl0JJTxlM8Yvt3HzTbi5w/s400/trading+room.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674028524311681106" border="0" /></a><br /><div id="maincontent-block"> <div class=""> <div id="page" class="full-article"> <div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> Euphoria pada IHSG. Siapkah Anda ? </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=105%3Aeuphoria-pada-ihsg&format=pdf&option=com_content&Itemid=54" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=105%3Aeuphoria-pada-ihsg&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=54" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTEwNTpldXBob3JpYS1wYWRhLWloc2cmSXRlbWlkPTEyNA==" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Friday, 08 July 2011 05:48 </span> <span class="createdby"> Written by Ellen May </span> <span class="createdate"> Tuesday, 13 April 2010 07:21 </span> </p> </div> </div> <p><span class="doc"></span></p><div style="float: left; width: 145px;" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/euphoria_leap_of_faith.jpg" align="left" border="0" height="120" width="145" /></div>By : Ellen May<br /><br />Kita semua tahu bahwa dalam 3 minggu terakhir ini IHSG memperlihatkan uptrend yang sangat kuat, terlebih dalam 2 hari terakhir ini IHSG melonjak sebesar 4% dari level opening 2777 pada hari Kamis 1 April 2010, menjadi 2890 pada penutupan perdagangan Senin 5 April kemarin. Hampir semua saham mengalami kenaikan yang sangat pesat hanya dalam waktu 2 hingga 3 hari saja.<br /><br />Misalnya saja, saham ASII yang berada pada kisaran Rp 42.000 pada hari Rabu, 31 Maret 2010, sempat menyentuh level tertinggi Rp 48.150 pada tanggal 5 April kemarin, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 14,6% hanya dalam jangka waktu 2 hari perdagangan (tanggal 2 sd 5 April libur). Contoh lain, saham SMGR mengalami kenaikan dari level 7300 menjadi 8100, sekitar 10% hanya dalam jangka waktu 2 hari. Hampir semua trader merayakan kegembiraannya karena memperoleh keuntungan yang sangat spektakuler. <p>Trader merasa begitu gembira dan optimis bahwa market berada dalam kondisi strong bull. Bahkan trader begitu yakin bahwa ia akan semakin sering memperoleh cuan yang spektakuler dalam hari-hari mendatang, karena mereka yakin si banteng sedang menunjukkan tanduknya.</p> <p><b>Coba tanyakan pada diri Anda apakah Anda mengalami hal yang serupa ?<br /></b></p> <p>Jika YA, maka Anda sedang terjebak dalam sebuah euphoria. Apa sebenarnya euphoria ? Euphoria merupakan sebuah kondisi psikis yang secara medis dijelaskan sebagai perasaan gembira yang meluap-luap dan berlebihan. Sebagaimana depresi (rasa takut / sedih secara berlebihan), euphoria merupakan sebuah permasalahan bagi psikis seseorang dalam hal ini adalah permasalahan dalam psikologi trader.<br /><br />Trader yang mengalami euphoria cenderung untuk menjadi overconfidence alias memiliki rasa percaya diri yang berlebihan. Rasa percaya diri yang berlebihan membuat trader tidak dapat berpikir dengan jernih dan terjebak dalam ketamakan.<br /><br />Trader seringkali melupakan hasil analisa dan trading plan ketika melihat harga saham yang terus melaju dan breakout melampaui resisten demi resisten. Trader merasa aman-aman saja bila ia mengejar harga / membeli di harga yang tinggi, tidak merealisasikan keuntungan, lupa akan trailing stop, dan mengalami overtrade. Bahkan trader seringkali melakukan aji mumpung dengan overtrade supaya memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi.<br /><br />Euphoria sendiri sebenarnya merupakan sebuah ilusi. Trader merasa berhasil dan akan terus memperoleh keuntungan karena terhipnotis cuan yang spektakuler selama 2 hari atau 3 minggu terakhir. Wahai trader, bangunlah dari mimpi iandah Anda ! Hasil trading baik cuan maupun rugi tidak ada hubungannya dengan trading selanjutnya. Cuan hari ini tidak mempunyai kewajiban apa pun untuk menghasilkan cuan berikutnya. Ada hitam ada putih, ada naik ada turun, ada rebound ada pula koreksi.</p> <p><br /></p> <p>Euphoria yang notabene merupakan sebuah masalah psikis, membuat trader tidak dapat berpikir dengan objektif. Objektivitas adalah hal yang paling penting dalam memprediksi market dan mengambil keputusan. Tanpa objektivitas, trader akan sangat mudah jatuh ke dalam jebakan, sekalipun market dalam kondisi strong bull.<br /><br />Lalu bagaimana mengatasi euphoria ? Setelah Anda memperoleh cuan yang spektakuler pada hari itu, ambillah waktu sejenak. Take a break ! Dengan mengambil jeda sesaat atau bersantai bersama keluarga setelah market tutup dapat membuat pikiran Anda netral kembali. Setelah Anda tidak terpengaruh oleh rasa senang yang berlebihan, Anda dapat berpura-pura bahwa Anda hanyalah seorang pengamat yang tidak sedang berada di dalam posisi atau transaksi apa pun.</p> <p>Dengan demikian Anda akan dapat lebih objektif dalam memberikan pendapat Anda terhadap market. Anda akan dapat mengambil keputusan dengan lebih bijaksana dan terhindar dari jebakan euphoria.<br /><br />Tetap konsisten pada level entry yang Anda tetapkan. Jika market melanjutkan kenaikannya, Anda dapat merealisasikan setengah dari keuntungan Anda, sesuai dengan level yang Anda tentukan. Anda dapat juga memanfaatkan strategi Trailing Stop. Namun jika market ternyata tidak sesuai harapan, Anda pun harus siap dengan protective stop untuk membatasi ketugian.. Dengan demikian Anda tidak akan bengong ketika terjadi kerugian yang mematahkan ilusi Anda.<br /><br />Mudah bukan ? Kuncinya terletak pada pengendalian emosi Anda. Janganlah senang secara berlebihan, jangan sombong, dan jangan serakah ketika Anda memperoleh keuntungan spektakuler. Taatilah trading plan Anda, taatilah setiap level entry dan level profit taking yang telah Anda buat. Demikian pula sebaliknya ketika market sedang bearish dan Anda mengalami kerugian yang cukup besar, jangan biarkan Anda tenggelam dalam depresi.<br /><br />Daripada berpikir bagaimana caranya mengendalikan market atau orang lain, marilah kita belajar untuk mengendalikan diri kita sendiri. Musuh utama dalam trading bukanlah market atau siapa pun juga, melainkan diri Anda sendiri !<br /><br /><br /><b><i>“Bull markets are born on pessimism, grow on scepticism, mature on optimism, and die on euphoria.” — Sir John Templeton</i><br /><br />Salam profit,<br /><br />Ellen May</b></p><div id="maincontent-block"> <div class=""> <div id="page" class="full-article"> <div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> KI$$ Course : Big Trades Come From the Little Ones </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=106%3Abig-trades-come-from-the-little-ones&format=pdf&option=com_content&Itemid=55" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=106%3Abig-trades-come-from-the-little-ones&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=55" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTEwNjpiaWctdHJhZGVzLWNvbWUtZnJvbS10aGUtbGl0dGxlLW9uZXMmSXRlbWlkPTEyNQ==" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Tuesday, 21 June 2011 17:06 </span> <span class="createdby"> Written by Administrator </span> <span class="createdate"> Wednesday, 14 April 2010 03:16 </span> </p> </div> </div> <div> <p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><strong><span style="font-family:Arial;"></span></strong></p><div style="float:left" class="img_caption left"><strong><img class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/seek-patience.jpg" align="left" border="0" /></strong></div><strong>Through the Power of Consistency</strong> <p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family:Arial;"><span style="text-decoration: none;"> </span></span></span><span style="font-family:Arial;">By : Ellen May<br /></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><em><span style="font-family:Arial;"> </span></em></strong><span style="font-family:Arial;">Baru-baru ini saya membaca sebuah buku yang cukup menarik “Belajar Goblok dari Bob Sadino”. Anda tentu kenal dengan nama Bob Sadino sang milyuner nyentrik yang gemar mengenakan celana pendek kemana-mana. Ia merupakan seorang pengusaha yang sangat terkenal dengan KemChicks, KemFood, dan KemFarm. KemChicks menjual produk-produk makanan yang berkualitas tinggi, bahkan Bob mengekspor sayuran ke Jepang, negara yang mempunyai standar tinggi untuk impor makanan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Pada masa mudanya Bob bukanlah seorang yang mempunyai latar belakang dalam industri makanan. Setelah hengkang dari pekerjaannya sebagai pelaut, singkat cerita ia memulai bisnis berjualan telur negeri dengan dibantu oleh seorang rekan yang memberinya bibit beberapa ekor ayam negeri. Bob memulai usahanya dengan berjualan telur keliling dari rumah ke rumah. Bukanlah hal yang mudah untuk menjual dan memperkenalkan sesuatu yang baru pada pasar. Ia seringkali ditolak bahkan dicacimaki oleh pembantu. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family:Arial;">Ia sakit hati namun tekanan yang muncul justru membuatnya semakin semangat dan menemukan ide-ide brilian. Apa yang dilakukan Bob muda ? </span></strong></p> <strong> </strong> <p> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Bob muda tidak berputus asa. Ia terus-menerus belajar dan berusaha. Sekalipun ia hanya memiliki peternakan yang kecil, ia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Ia membeli majalah-majalah keluaran Belanda yang mengulas tentang bagaimana cara beternak ayam negeri. Ia tidak lelah dalam memperkenalkan telur ayam negeri kepada warga sekitar Kemang yang pada waktu itu banyak dihuni kaum ekspatriat. Bahkan ia menyelipkan sekuntum bunga anggrek di antara telut-telut yang ia jual. Bunga anggrek merupakan bunga yang mewah bagi para kaum ekspatriat, karena di negeri asalnya, bunga anggrek dianggap sebagai bunga yang cukup langka dan mahal. Sebuah nilai tambah yang brilian !<br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Ia mulai membina seorang pegawai, dua orang pegawai, dan terus mengembangkan bisnis menjual bahan makanan berkualitas tinggi hingga kini ia membawahi 2000 pegawai yang ia sebut sebagai “anak-anaknya”. Demikian pula dalam membangun sebuah system bagi perusahaannya, ia memberikan sebuah tips yang sangat sederhana, yaitu <strong>mulailah dari hal yang kecil</strong> ! <span> </span>Sejak ia mempunyai hanya satu atau dua orang karyawan, ia memberikan contoh bagaimana ia bekerja, hingga karyawan-karyawannya memahami betul apa yang diinginkan oleh Om Bob. Selama sepuluh tahun ia memberi model dan pada sepuluh tahun berikutnya ia memberi kepercayaan kepada “anak-anaknya” untuk mulai belajar mengambil keputusan, hingga akhirnya pada sepuluh tahun berikutnya, Om Bob menjadi seorang milyuner yang tidak perlu lagi pusing mengurus perusahaannya, karena system telah terbentuk dengan sendirinya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Mungkin memang tidak sesimpel itu, namun kita dapat belajar sesuatu hal yang sangat penting dari beliau bahwa semua hal besar yang ia bangun sekarang berasal dari hal-hal keci yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh dan besar hati. Ia berusaha untuk memberi yang terbaik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Contoh kedua adalah Dr. Alexander Elder, Ph.D seorang trader ternama kelahiran Russia yang juga merupakan seorang psikiatris. Ia dibesarkan di Uni Sovyet dan ia sangat membenci system pemerintahan negara itu, hingga singkat cerita ia berhasil keluar dari negara itu dah menetap di Amerika. Ia tidak mempunyai gambaran sama sekali mengenai saham, obligasi, futures, atau options. Buku pertama yang ia baca adalah “How to Buy Stocks” telah membuka matanya akan sebuah dunia baru baginya. Sekembalinya ke New York, ia membeli sebuah saham KinderCare. Dan sejak saat itu ia terus belajar mengenai berbagai jenis market, investasi, dan perdagangan saham, options, dan futures. Sembari meneruskan studinya sebagai seirang psikiatris dalam New York Psychoanalytic Institute dan menjadi editor buku psikiatris, ia rutin menjalankan aktivitas trading. Dalam bukunya “Trading For A Living”, Elder mengatakan bahwa belajar trading merupakan sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan lonjakan dan juga rasa sakit ketika terjatuh. Dengan terus berlatih, kualitas tradingnya semakin lama semakin membaik. Sebuah gebrakan terjadi ketika ia menyadari bahwa rahasia keberhasilan trading terletak di dalam kepalanya sendiri dan tidak di dalam komputer.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family:Arial;">Big Trades Comes From the Little Ones</span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Seringkali kita mendengar kisah keberhasilan trader A yang menjadi kaya mendadak karena trading saat bullish, atau trader B yang berhasil melipatgandakan keuntungannya menjadi 2 hingga 3 kali lipat. Semua hal itu seringkali membuat orang-orang di sekelilingnya merasa iri dan ingin untuk memperoleh keuntungan yang serupa. Banyak orang yang ingin mengikuti jejak mereka. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Akhir-akhir ini saya seringkali mendengar ungkapan dari orang-orang di sekeliling saya yang bunyinya kira-kira seperti ini , </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">“Wah akhir-akhir ini IHSG naik pesat, pasti Anda memperoleh banyak keuntungan. Teman saya Si A berhasil memperoleh keuntungan 2 Milyar. Maukah Anda mengajari saya untuk mengikuti jejak Anda atau jejak Si A ? Sepertinya trading merupakan ladang emas.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Seringkali saya hanya tersenyum dan berkata, “Bagus sekali jika Anda ingin belajar trading saham. Memang saya akui bahwa rewards dalam trading itu besar. Namun sebelumnya, Anda juga harus menyadari bahwa rewards yang besar tersebut pastilah dibarengi resiko yang besar pula.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> Ya, demikianlah kenyataanya. Market bullish seringkali membuat orang tergiur bahkan trader seringkali lupa akan trading plan-nya sehingga tidak jarang dalam market bullish pun seorang trader masih bisa mengalami kerugian.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> Lalu bagaimana dengan trader yang berhasil memperoleh keuntungan yang sangat spektakuler tersebut ? Mari kita simak kenyataan yang ada.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> <span> </span>Kemungkinan pertama, trader tersebut memperoleh “durian runtuh” karena efek luck semata. Dalam hal ini, trader bersikap sebagai seorang penjudi yang bisa untung membabi buta, namun juga bisa bangkrut seketika. Trader semacam ini tidak menerapkan trading plan dan money management yang baik. Tentunya kita tidak ingin belajar dari trader semacam ini bukan ?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> Kemungkinan kedua, trader tersebut berhasil memperoleh keuntungan yang spektakuler dari hasil analisa dan disiplin akan trading plan. Mungkin trader seperti ini jarang sekali memperoleh keuntungan yang spektakuler, namun keuntungan yang ia peroleh konsisten. Demikian pula kerugian yang muncul selalu ia batasi dengan konsisten. Dengan demikian keuntungan yang ia peroleh bertumbuh semakin banyak karena akumulasi. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> Jangan menyepelekan kekuatan akumulasi seperti ini karena trader seperti inilah yang akan berhasil. Bisa saja keuntungan sebesar 2 milyar rupiah itu ia peroleh selama rentang waktu yang cukup lama bila dibandingkan dengan trader yang hanya mengandalkan factor luck.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> Apa yang sebenarnya dilakukan oleh trader yang berhasil adalah memulainya dari hal yang kecil dan ia konsisten. Mungkin ia tidak memulai karir tradingnya dengan modal miliaran rupiah. Berapa pun modal yang Anda gunakan, jangan berkecil hati karena membandingkan dengan trader besar lainnya. Kerjakan trading plan Anda dengan besar hati. Sekalipun modal yang Anda gunakan hanya berkisar puluhan juta, lakukanlah aktivitas trading Anda dengan disiplin. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> SABAR ! Seringkali trader merasa minder ketika melihat “tetangganya” yang bermodal miliaran rupiah dan ia ingin seperti itu. Dalam hatinya ia berkata, “Kapan saya akan menjadi trader besar seperti itu?”. Sebenarnya baik sekali jika Anda mempunyai visi untuk menjadi trader besar, namun jangan sampai hal itu membutakan objektivitas Anda. Tetap lakukan bagian Anda dengan sebaik mungkin ! Lakukan analisa dengan objektif, buat dan jalankan trading plan dan trading rules Anda dengan disiplin ! </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> </span><strong><span style="font-family:Arial;">Jangan pernah meremehkan hal-hal kecil karena hal besar dimulai dari hal-hal yang kecil.</span></strong><span style="font-family:Arial;"> Ketika Anda telah mampu mempertanggungjawabkan modal yang kecil tersebut, maka secara otomatis modal akan bertumbuh seiring dengan akumulasi keuntungan dan sadar atau tidak, pada akhirnya Anda akan siap untuk mempertanggungjawabkan hal yang besar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> Tabel berikut ini menunjukkan simulasi trading dengan modal sebesar Rp 50.000.000,- dengan keuntungan bersih trader dalam sebulan rata-rata 5% saja. Dalam 12 bulan pertama, trader berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 35 juta, sehingga uangnya bertambah menjadi sekitar Rp 85 juta.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family:Arial;"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/table1-konsisten.bmp" border="0" /><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Dalam tahun kedua, jika trader tetap konsisten, trader akan berhasil melipatgandakan uangnya sebanyak 3 kali lipat menjadi Rp 150 juta !</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family:Arial;"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/table2-konsisten.bmp" border="0" /><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Dan lihatlah betapa besarkan kekuatan konsistensi dalam tahun ketiga, modal awal yang hanya Rp 50 juta jika dikerjakan dengan sabar dan konsisten dapat menjadi Rp 275 juta.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family:Arial;"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/table3-konsisten.bmp" border="0" /><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Arial;">Tabel di atas hanyalah merupakan simulasi. Dalam kenyataannya bisa saja dalam sebulan trader memperoleh keuntungan lebih atau kurang dari 5%. Namun dengan asumsi trader melakukan transaksinya secara konsisten, maka ia akan terkejut karena dahsyatnya akumulasi yang ia lakukan sedikit demi sedikit. Setialah dalam hal-hal yang kecil, maka Anda akan siap dalam mempertanggungjawabkan hal yang besar !</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />Salam traders, dan sukses selalu !</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ellen May.</p><div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> Menjadi Trader Profesional (Bagian 1) </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=9%3Amenjadi-trader-profesional-bagian-1&format=pdf&option=com_content&Itemid=56" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=9%3Amenjadi-trader-profesional-bagian-1&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=56" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTk6bWVuamFkaS10cmFkZXItcHJvZmVzaW9uYWwtYmFnaWFuLTEmY2F0aWQ9MTpsYXRlc3QtbmV3cyZJdGVtaWQ9MTI2" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Wednesday, 14 April 2010 03:15 </span> <span class="createdby"> Written by Administrator </span> <span class="createdate"> Saturday, 07 July 2007 09:54 </span> </p> </div> </div> <p> </p> <h4><strong><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/expert.jpg" align="left" border="0" />By : Ellen May</strong></h4> <h4><strong>[Stock and Forex Traders, author and contributor of V-Traders and <a href="http://www.facebook.com/note_redirect.php?note_id=108328555858270&h=01eeab582a5975457836a924eece6cf4&url=http%3A%2F%2Fwww.SantoVibby.com" target="_blank" title="http://www.SantoVibby.com"> www. SantoVibby.com </a> ] </strong></h4> <p>Seringkali seorang trader merasa bingung ketika harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat di saat yang penuh dengan ketidakpastian. Ketika harga saham mengenai level cut loss dan transaksi telah dieksekusi, ternyata market berbalik arah dan trader menyesal karena seharusnya dia memperoleh keuntungan. Ada pula trader yang merasa tidak percaya diri akan hasil analisanya sendiri, dan lebih memilih untuk mengikuti analisa trader lain yang dianggap lebih senior. Padahal tidak jarang, analisa yang sudah ia buat benar – benar terjadi dan seringkali trader menyesal karena sudah mengikuti analisa trader lain. Trader telah membekali dirinya dengan berbagai metode analisa baik teknikal maupun fundamental, namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Jika demikian, bagaimana caranya seorang trader pemula dapat menjadi seorang profesional ?</p> <p><br /><big> <strong>Menjadi Seorang Ahli</strong> </big><br /><br />Beberapa penelitian menunjukkan adanya kecenderungan persamaan antara beberapa ahli dalam berbagai bidang, baik dalam trading maupun bidang lainnya. Seorang AHLI di bidang apa pun mempunyai sebuah ciri khas yang sama, yaitu refleks untuk mengolah informasi yang masuk dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, bahkan saat ia sendiri belum sempat untuk dapat mendeskripsikannya secara verbal. Ketika muncul situasi yang penuh dengan ketidakpastian, tidak ada kesempatan untuk menenangkan diri, tidak mungkin berpikir secara rasional, dan tidak ada waktu lagi untuk mencari penyebab dari permasalahan yang sedang muncul, alam bawah sadar sang AHLI otomatis dapat mengambil keputusan dengan tegas, tepat, dan cepat.<br /><br />Ketika muncul informasi baru yang bertentangan dengan keyakinannya, biasanya orang akan mencari konfirmasi yang mendukung pendapatnya, sehingga ia dapat mempertahankan pendapatnya dan mengabaikan informasi yang kontradiktif tersebut. Namun tidak demikian halnya para profesional, mereka dengan mudah menerima dan menyesuaikan informasi baru sekalipun bertentangan dengan keyakinannya jika terbukti keliru. Ketika seseorang bersikap kaku terhadap keyakinannya, maka ia tidak dapat mengintegrasikan informasi baru dan informasi lama, seperti yang dilakukan oleh para ahli. Hal itulah yang membuat mereka lambat dalam bereaksi terhadap data baru. <strong> Kesimpulannya, supaya dapat mengambil keputusan dengan cepat, para profesional harus bersikap fleksibel dalam menyaring informasi baru dan dalam merevisi keyakinan mereka. Menjadi cepat dan fleksibel, adalah ciri penting dari seorang profesional. </strong><br /><br /><span style="text-decoration: underline;"> <big><strong> Menjadi Seorang Trader Profesional</strong> </big> </span><br /><br />Apa saja yang menjadi faktor penting dalam menjadi seorang trader profesional ? Dalam artikel ini kita akan membahas 2 dari 5 faktor untuk menjadi seorang ahli, di antaranya adalah :<br />1. Pembelajaran yang berkualitas,<br />2. Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi.<br />Sedangkan 3 faktor lainnya akan kita bahas dalam artikel berikutnya.<br /><br /><span style="text-decoration: underline;"> <strong>1. Pembelajaran yang berkualitas</strong> </span><br /><br />Seperti yang telah saya uraikan bahwa untuk menjadi seorang profesional, kita harus bersikap kritis dan fleksibel. Kemampuan untuk bersikap kritis dan fleksibel seorang trader sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran dan banyaknya latihan yang telah dilakukannya. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran implisit membutuhkan ribuan pengalaman yang berkualitas sebelum seseorang menjadi ahli di bidangnya. Sebagian besar trader gagal karena mereka tidak mau berkembang ketika dalam praktek trading muncul masa – masa sulit, yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh alam bawah sadar untuk menjadi umpang balik dan mengasah ketrampilan trader.<br /><br /><span style="text-decoration: underline;"> <strong>2. Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi </strong> </span><br /><br />Adanya tim atau komunitas yang berhubungan dengan trading sangat diperlukan untuk memberi model bagi pemula yang masih “buta”, serta untuk memotivasi trader dalam berfokus pada tujuan sehingga trader dapat mengembangkan rasa percaya diri yang dibutuhkan untuk bertahan dan melewati masa – masa pahit / loss. Oleh karena itu sangat penting bagi trader pemula untuk bergaul dengan trader profesional dan belajar dari mereka. Alangkah baiknya jika sang senior bersedia untuk berbagi pengalaman dengan Anda. Anda bisa mengikuti seminar, milis tertentu, forum, kursus, dan membaca buku – buku bagus. Selain berguru, tentunya Anda harus rajin berlatih menerapkan ilmu yang telah Anda peroleh tersebut, supaya tidak menjadi murid yang penuh ketergantungan.<br /><br />Semoga apa yang saya bagikan ini dapat menjadi pembelajaran yang berguna bagi rekan trader sekalian, dan sampai jumpa pada artikel berikutnya, “Menjadi Trader Profesional (Bagian 2)”.<br /><br />Salam trader, dan sukses selalu.</p><div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> Menjadi Trader Profesional (Bagian 2) </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=5%3Amenjadi-trader-profesional-bagian-2&format=pdf&option=com_content&Itemid=57" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=5%3Amenjadi-trader-profesional-bagian-2&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=57" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTU6bWVuamFkaS10cmFkZXItcHJvZmVzaW9uYWwtYmFnaWFuLTImSXRlbWlkPTEyNw==" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Tuesday, 21 June 2011 17:07 </span> <span class="createdby"> Written by Administrator </span> <span class="createdate"> Wednesday, 20 August 2008 10:11 </span> </p> </div> </div> <p> </p> <h4 class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><strong> <p><span style="font-weight: bold;"><strong><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/winningtrader.jpg" align="left" border="0" /></strong></span></p> <p>By : Ellen May</p> </strong></h4> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><strong><em> artikel berikut ini merupakan lanjutan dari artikel pertama “<a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?limitstart=5&option=com_content&Itemid=57">Menjadi Trader Profesional (Bagian 1)”</a>. Just enjoy it guys ;)<span> </span></em></strong></p> <p>Dalam artikel sebelumnya telah dibahas 2 dari 5 faktor penting yang menunjang keberhasilan trader, di antaranya :</p> <ol><li> <p>Pembelajaran yang berkualitas.</p> </li><li> <p>Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi.</p> </li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Dalam artikel ini kita akan membahas 3 faktor lain yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seorang trader untuk menjadi sorang trader sejati, antara lain :</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">3.<span style="'; font-family:';" >Menetapkan tujuan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="'; font-family:';" > </span><span style="'; font-family:';" >4. Adanya tekanan akan memperbaiki kinerja.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="'; font-family:';" > </span><span style="'; font-family:';" >5. Percaya diri / self image yang benar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" >Mari kita bahas satu demi satu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" > </span><strong><span style="";font-family:";" ><span style="white-space:pre"> </span><span style="text-decoration: underline;">3. Menetapkan tujuan.</span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" >Menetapkan tujuan membantu kita untuk tetap fokus dalam menjalankan aktivitas trading serta dapat memacu kinerja trader. Tujuan yang ditetapkan haruslah spesifik, jelas dan menantang. Selain itu tujuan yang dibuat juga harus masuk akal. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" >Dalam trading, tujuan yang dibuat dapat berupa target ambil untung baik dari segi nominal (Misal target bulanan Rp 10 Juta, atau target bulanan sebesar 8%) ataupun dari segi teknikal yang diambil dari resisten berikutnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Buatlah tujuan untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Fokuskan perhatian Anda pada tujuan jangka panjang supaya Anda tidak emosional.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="";font-family:";" >4. Adanya tekanan akan memperbaiki kinerja.</span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" >Tekanan dalam trading seringkali berupa efek emosional trader. Setelah beberapa kali melakukan stop loss, trader biasanya akan tergoncang atau paling tidak terusik emosinya. Ada rasa marah, kecewa, ingin balas dendam, bahkan rasa bersalah dan putus asa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" >Tekanan jika ditanggapi dengan bijaksana dapat menjadi sebuah pengalaman berharga yang sangat penting untuk menjadi umpan balik bagi trader. Namun jika tekanan ditanggapi secara negatif (melakukan balas dendam, melampiaskan amarah terhadap market, putus asa) maka tekanan akan menghancurkan perjalanan trading Anda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" >Banyak trader gagal karena mereka tidak mau berkembang ketika muncul masa–masa kritis atau masa sulit dalam aktivitas trading. Padahal <em>failure signal</em> tersebut sangat penting untuk menjadi <em>feedback</em> bagi alam bawah sadar untuk menjadi bahan pembelajaran dalam menguasai sebuah bidang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="";font-family:";" ><strong><span style="text-decoration: underline;">5.</span></strong></span><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="";font-family:";" >Percaya diri / <em>self image</em> yang benar.</span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/selfimage.jpg" align="right" border="0" />Milikilah <em>self image</em> sebagai seorang trader sukses / profesional karena tanpa memiliki rasa percaya diri dan gambaran yang sukses bagi diri sendiri, mustahil Anda dapat berhasil. Apa yang menjadi visi dan gambaran yang Anda yakini dalam benak Anda, itulah yang akan terwujud.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Jika Anda memulai trading dengan rasa pesimis dan takut, besar kemungkinan Anda akan gagal. Memiliki <em>self image</em> atau visi untuk menjadi seorang trader sukses berbeda dengan sikap <em>overconfidence</em> yang dapat membawa trader pada ketamakan. Memiliki visi sebagai trader sukses juga berarti bahwa Anda harus tetap mawas diri dan mau mengevaluasi kesalahan yang mungkin terjadi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Sekalipun kelihatannya sepele, <em>self image</em> merupakan sebuah hal yang sangat krusial. Self image mirip dengan visi dan impian. Bahkan, menurut saya segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan hasil dari impian seseorang.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Alam semesta merupakan hasil dari imajinasi Sang Pencipta. Pesawat terbang merupakan hasil imajinasi<span> </span>Wright bersaudara. Demikian pula<span> </span>Thomas Alfa Edison yang menemukan bola lampu, saya yakin di benaknya ia membayangkan dan terus mengimajinasikan sesuatu yang berpijar. Bagaimana dengan trader ? Van K Tharp, Larry Levin, Alexander Elder, Conrad Alvin Lim merupakan sebagian kecil dari begitu banyak trader kelas dunia yang menggunakan dan mengakui pengaruh penting dari dahsyatnya VISI dan imajinasi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Perjalanan menjadi trader professional tidaklah mudah dan instant. Beberapa hal di atas seringkali tidak disadari oleh para trader yang seringkali hanya berfokus pada mencari keuntungan jangka pendek. Fokuskan perhatian Anda untuk memperoleh keberhasilan jangka panjang.</p><div id="maincontent-block"> <div class=""> <div id="page" class="full-article"> <div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> Psikology Series : Terlambat Stop Loss, Apa yang Harus Saya Lakukan ? </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=44%3Aterlambat-stop-loss&format=pdf&option=com_content&Itemid=115" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&catid=1%3Alatest-news&id=44%3Aterlambat-stop-loss&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=115" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTQ0OnRlcmxhbWJhdC1zdG9wLWxvc3MmY2F0aWQ9MTpsYXRlc3QtbmV3cyZJdGVtaWQ9MTMy" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Wednesday, 14 April 2010 01:41 </span> <span class="createdby"> Written by Administrator </span> <span class="createdate"> Saturday, 07 July 2007 09:54 </span> </p> </div> </div> <div class="bodycontent"> <div id="maincontent-block"> <div> <div id="page" class="full-article"> <div class="img_caption left" style="float: left;"><div style="float:left" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://cache4.asset-cache.net/xt/79214843.jpg?v=1&g=fs1%7C0%7CBLD%7C14%7C843&s=1" alt="View image detail" style="float: left;" border="0" /></div></div> <h4><span class="doc">Oleh : Ellen May <em>- author dan contributor dari V-Trader's Trading Academy™</em></span></h4> <p>Stop loss / cut loss merupakan sebuah topik hangat yang sering menjadi bahan diskusi dalam berbagai forum, chat room, dan seminar.</p> <p>Kita semua tahu bahwa level stop loss harus ditetapkan sebelum kita membuka sebuah transaksi, yaitu ketika kita membuat trading plan yang mencakup level entry, money management, dan level exit (baik profit taking maupun stop loss).</p> <p><br />Demikian pula, banyak sekali diskusi dan perdebatan tentang berbagai strategi untuk menentukan level stop loss yang tepat, baik dipandang dari segi money management maupun teknikal. Saya mengakui bahwa banyak trader yang memiliki sistem dan strategi stop loss sangat baik.</p> <p>Namun benarkah mereka dapat melakukannya ? Jika memang demikian, mengapa hanya terdapat sekitar 10 % hingga 15 % trader yang berhasil ? Lalu apa yang terjadi dengan kelompok 85 % - 90 % tersebut ?</p> <p> </p> <div style="background-color: white;"> <div class="img_caption right" style="float: right;"><div style="float:right" class="img_caption right"><img class="caption" src="http://cache4.asset-cache.net/xr/sb10065848bk-002.jpg?v=1&c=NewsMaker&k=3&d=F5B5107058D53DF5E259130B4B658413489AD63A6A9BC332DA909A1EDE329988B1F0BB3CCEF892BE00123AA3B5A18ED0" style="width: 340px; float: right;" border="0" /></div></div> </div> <p>Seringkali seorang trader merasa baik – baik saja dengan sedikit kerugian yang sudah menyentuh level stop loss yang sudah ia perhitungkan tersebut. Tidak jarang ia berharap supaya kerugian yang ada akan berbalik dan menguntungkan. Sesekali dilakukan, hal itu bekerja dengan baik. Trader menunda level stop loss nya dan harga membal, sehingga trader menutup transaksinya dengan posisi untung.</p> <p>Sikap seperti ini akan memberikan sinyal yang salah (failure signal) terhadap alam bawah sadar Anda dan menciptakan sebuah pola pikir yang keliru. Sekali hal ini bekerja dengan baik, Anda akan mencoba untuk mengulanginya lagi sehingga Anda seringkali mengabaikan stop loss.</p> <p>Hal ini sangat berbahaya karena tidak ada lagi proteksi terhadap uang Anda. Dengan bersikap pasif maka Anda sedang menempatkan diri Anda sebagai seorang penjudi, bukan seorang trader.</p> <p>Sikap seperti inilah yang menjelaskan mengapa sebagian besar trader (sekitar 85 % - 90 %) mengakhiri karir tradingnya dengan rasa kecewa dan mengkambinghitamkan trading sebagai arena perjudian. Hanya 10 % - 15 % saja yang berhasil. Anda tidak dapat mengendalikan market. Yang dapat Anda lakukan adalah mengendalikan diri Anda sendiri ! Musuh yang terbesar dalam trading adalah diri anda sendiri, bukan orang lain.</p> <p>Beberapa waktu yang lalu, dalam forum group<em>V-Trader's Trading Academy™</em>, saya menerima sebuah pertanyaan yang menggelitik mengenai stop loss yang bunyinya kira – kira seperti ini,</p> <div class="img_caption left" style="float: left;"><div style="float:left" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://cache2.asset-cache.net/xt/a0187-000085.jpg?v=1&g=fs1%7C0%7CICO%7C70%7C085&s=1" alt="View image detail" style="float: left;" border="0" /></div></div> <strong>”Bagaimana jika market dibuka dengan kondisi gap down, sehingga harga jatuh sangat dalam SEBELUM SAYA SEMPAT MEMASANG STOP LOSS sehingga kerugian jauh lebih besar dari yang sudah saya perhitungkan. Apa yang harus saya lakukan ? Apakah saya harus tetap menutup transaksi dengan kerugian yang sangat dalam, atau membiarkan transaksi tersebut berada dalam posisi ‘nyangkut’ ? ”</strong> <p>Sungguh pertanyaan yang cerdas. Saya akan menjawab pertanyaan tersebut lebih dari sudut pandang psikologis trader daripada dari segi teknikal.</p> <p>Pertama – tama, yang harus anda sadari ketika terjadi gap down dan kerugian begitu besar, trader akan merasa panik, terkejut, dan kecewa. Sadar atau tidak, bahkan rasa panik tersebut mempengaruhi perubahan fisik trader, seperti jantung berdebar, tangan dingin, dan perasaan gelisah. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Anda ?</p> <p>Ketika Anda panik dan adrenalin terpacu, maka aliran darah yang seharusnya menuju korteks (bagian otak yang berguna sebagai eksekutor untuk mengambil keputusan), berpindah ke area motorik (bagian otak yang berfungsi sebagai penggerak tubuh). Hal ini mengakibatkan trader lebih cepat bergerak / bertindak daripada berpikir.</p> <div style="background-color: white;"> <div class="img_caption right" style="float: right;"><div style="float:right" class="img_caption right"><img class="caption" src="http://cache1.asset-cache.net/xr/93550144.jpg?v=1&c=NewsMaker&k=3&d=8A33AE939F2E01FF6D712A59342BA978AC66E07339E55B89481E73E106195387EC7C5022FB410D56" style="width: 254px; height: 340px; float: right;" border="0" /></div></div> </div> <p>Hal ini lah yang menjelaskan mengapa orang seringkali bertindak “bodoh” ketika mereka sedang dalam keadaan emosi negatif yaitu marah, terpukul, takut, ataupun kecewa. Ketika trader sedang mengalami fase tersebut, sudah pasti trader tidak dapat berpikir dengan jernih dan mengambil keputusan yang bijaksana. Jika trader gegabah, salah – salah trader akan “ilang barang” karena ternyata market sedang berada pada suport kuat.</p> <p>Demikian pula, jika trader menuruti keinginan hatinya dan berharap market dapat berbalik, salah – salah market dapat bergerak turun semakin dalam dan kerugian yang terjadi semakin besar. Lalu pertanyaannya, apa yang harus Anda lakukan ?</p> <p>Sederhana saja. Yang perlu Anda lakukan saat itu adalah menetralisir emosi Anda. Tinggalkan monitor untuk sesaat, tarik napas dalam – dalam dan biarkan tubuh Anda rileks untuk sesaat. Setelah itu, barulah Anda kembali membuka layar Anda untuk melakukan analisa teknikal sehingga Anda lebih objektif dalam mengambil keputusan, entah itu mengeksekusi transaksi, merencanakan buy back, dan lain sebagainya.</p> <p>Trader yang sudah memiliki pengalaman ribuan kali dalam trading, akan dapat menetralisir emosinya dengan lebih cepat daripada trader pemula. Anda tidak akan bisa membedakan raut wajah mereka ketika mereka memperoleh keuntungan spektakuler ataupun kerugian yang sangat menyakitkan. Oleh karena itu, banyaklah berlatih dan belajar.</p> <p>Practices makes perfect.</p> <p>Selamat mencoba, dan salam KISS, “Keep it simple selalu”.</p> <p><strong>Ellen May<em>.</em></strong></p><div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> Mengapa Virtual Trading Penting ?? </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=158%3Amengapa-virtual-trading-penting-&format=pdf&option=com_content&Itemid=141" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=158%3Amengapa-virtual-trading-penting-&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=141" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTE1ODptZW5nYXBhLXZpcnR1YWwtdHJhZGluZy1wZW50aW5nLSZJdGVtaWQ9MTQx" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Sunday, 26 June 2011 08:46 </span> <span class="createdby"> Written by Administrator </span> <span class="createdate"> Friday, 03 June 2011 15:08 </span> </p> </div> </div> <div style="float:left" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/trading.jpg" title="UCL's virtual trading floor students" align="left" border="0" /><p class="img_caption">UCL's virtual trading floor students</p></div>Virtual Trading adalah aktivitas untuk melakukan simulasi trading / jual beli saham / instrumen investasi tertentu. <p><b><u>Mengapa Virtual Trading penting ?</u></b></p> <p>Seorang trader yang belum menguasai keahlian / ketrampilan dalam instrumen investasi saham / forex /commodity, ibaratnya seperti seorang anak kecil yang belum bisa berenang.</p> <p>Seorang anak yg belum bisa berenang tentunya tidak akan dibiarkan berenang di kolam dalam / lautan sebelum ia menguasai teknik-teknik berenang.</p> <p>Teknik berenang ia pelajari di kolam pendek terlebih dahulu, baru setelah ia semakin terampil maka anak tersebut boleh mencoba di kolam yang lebih dalam.</p> <p>Demikian pula dengan trader, tanpa adanya latihan, belajar dan simulasi, akan sangat beresiko jika si trader pemula itu langsung berspekulasi dalam jual beli saham / forex / komoditas baik emas, perak, oil, dll.</p> <p>Oleh karena itu, tidak heran banyak trader yang gagal dalam trading dan menganggap trading adalah perjudian.</p> <p><b><u>Virtual Trading penting untuk :</u></b></p> <p>1. Menguji strategi / teknik apa yang paling cocok untuk digunakan oleh trader tersebut. Setiap trader mempunyai kecocokannya masing-masing terhadap sebuah sistem.</p> <p>Virtual trading memungkinkan trader untuk melakukan backtesting, kustomisasi / perbaikan sistem, dan walkforward / mencobanya untuk trading berikutnya.</p> <p>2. Ketika seorang trader telah berhasil dalam virtual trading, hal itu berarti bahwa ia telah siap pula untuk terjun dalam real trading.</p> <p><b><u>Namun, seorang trader yang berhasil dalam virtual trading, belum tentu pasti berhasil dalam real trading ? Lho, mengapa ??</u></b></p> <p><b> </b></p> <p>Hal ini disebabkan oleh faktor psikologi trader dalam memperlakukan "uang bohongan" dan uang yang sebenarnya.</p> <p>Seringkali seorang trader merasa enteng dalam mengambil setiap keputusan dalam virtual trading karena ia merasa trading tanpa beban. Kinerjanya pun luar biasa bagus.</p> <p>Namun ketika trader mulai menggunakan akun nyata untuk trading, seringkali kinerjanya tidak sebaik ketika ia trading secara virtual, padahal strategi dan sistemnya sama persis !</p> <p>Seorang trader yang mulai menggunakan uang nyata, akan merasakan adanya TANGGUNG JAWAB terhadap uang tersebut, dan bahkan sadar atau tidak seringkali menjadikannya sebagai sebuah beban.</p> <p>Apakah ini terjadi pada diri Anda ? Jujur, ketika sy dulu mulai dalam trading forex sy mengalami hal yang serupa.</p> <p>Oleh karena itu, ketika Anda sedang melakukan simulasi trading, anggaplah itu sebagai real trading. BERTANGGUNGJAWABLAH terhadap setiap rupiah atau setiap dollar yang Anda transaksikan, sekalipun itu hanya uang virtual.</p> <p><b><u>Lalu, bagaimana caranya melakukan virtual trading ?</u></b></p> <p><b><u> </u></b></p> <p><b> </b></p> <p><b><br /></b></p> <p><br /></p> <p>-Dalam IDX / saham lokal Indonesia kita bisa mengunjungi <a href="http://www.idx.co.id/Home/ProductAndServices/Services/IDXVirtualTrading/tabid/163/language/id-ID/Default.aspx" target="_blank">alamat ini</a>. </p><div style="float:right" class="img_caption right"><img class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/idx%202.jpg" alt="IDX Virtual Trading Platform" align="right" border="0" /></div> <p>-Untuk forex, silver, dll bisa mendownload platform <a href="http://www.metaquotes.net/en/metatrader4/trading_terminal" target="_blank">metatrader</a> atau mengunjungi situs <a href="http://www.marketiva.com/" target="_blank">Marketiva</a>.</p> <p>Trading platform untuk Metatrader (untuk forex, komoditas, silver,emas, saham US) bisa dilihat pada gambar di bawah ini.</p> <div style="float: left; width: 522px;" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/metatrader_review_screen2_big.gif" alt="Metatrader Trading Platform, for demo & real " align="left" border="0" height="366" width="522" /></div> <p><br /></p> <p>Seorang yg telah mahir berenang, tidak menjamin ia akan berhasil dalm berenang di lautan luas.</p> <p>Seorang sopir yang mahir menyetir tidak menjamin ia akan terhindar dari bahaya berlalulintas.</p> <p>Seorang dokter bedah profesional pun tidak akan memberikan jaminan keberhasilan pembedahan sebesar 100 %.</p> <p>Demikian pula seorang trader, yang sudah berhasil dalam virtual trading, tidak menjamin kesuksesannya dalam real trade. NAMUN, seorang trader yang tidak mau belajar / berlatih terlebih dahulu sebelum ia serius trading, kemungkinan gagalnya pasti jauh lebih besar !!</p> <p>Jadi, sebelum Anda serius menekuni trading, sebaiknya Anda belajar setiap strategi dan berlatih terlebih dahulu.</p><p>http://twitter.com/#!/pakarsaham<br /></p><p><br /></p>untuk tahu lebih banyak silahkan kunjungi http://www.ellen-may.com<br />atau<br /></div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-2642186413610273592011-11-12T15:33:00.001+07:002011-11-12T15:38:27.906+07:00How to Make A Good Trading System ? [Part 1]<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_vuvrfexr0QEZ9W1jbTAB8ON13EuIHf7DfxcuPTjTIRRh5yUoMIGa-BGCTdVjg0fd5cFN7LPYbVFlTw1djsUc0RYowEjWzG6IzZHuqZpBJunG3XZwzxNVL3Ew_VhPdC6PZ_UlGCd7EkY/s1600/trading+plan+part+1.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 327px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_vuvrfexr0QEZ9W1jbTAB8ON13EuIHf7DfxcuPTjTIRRh5yUoMIGa-BGCTdVjg0fd5cFN7LPYbVFlTw1djsUc0RYowEjWzG6IzZHuqZpBJunG3XZwzxNVL3Ew_VhPdC6PZ_UlGCd7EkY/s400/trading+plan+part+1.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674025786679636994" border="0" /></a><br /><div class="article-rel-wrapper"> <h2 class="contentheading"> How to Make A Good Trading System ? [Part 1] </h2> </div> <div class="article-info-surround"> <div class="article-info-surround2"> <p class="buttonheading"> <a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=113%3Atradingsystem1&format=pdf&option=com_content&Itemid=69" title="PDF" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/pdf_button.png" alt="PDF" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?view=article&id=113%3Atradingsystem1&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=69" title="Print" rel="nofollow"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/printButton.png" alt="Print" /></a><a href="http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5lbGxlbi1tYXkuY29tL3YyL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTExMzp0cmFkaW5nc3lzdGVtMSZJdGVtaWQ9Njk=" title="E-mail"><img src="http://www.ellen-may.com/v2/templates/rt_affinity_j15/images/emailButton.png" alt="E-mail" /></a> </p> <p class="articleinfo"> <span class="modifydate"> Last Updated on Tuesday, 21 June 2011 17:05 </span> <span class="createdby"> Written by Administrator </span> <span class="createdate"> Friday, 23 April 2010 07:38 </span> </p> </div> </div> <h1><div style="float: left; width: 193px;" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/business%20plan.jpg" align="left" border="0" height="138" width="193" /></div></h1> <h4><span style="font-size:12pt;">By : Ellen May<br /></span></h4> <h1>Trading plan</h1> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Beberapa trader cenderung untuk menjalankan aktivitas trading berdasarkan feeling / perasaan/ rumor yang beredar. Hal ini seringkali membuat trader terjebak dalam sebuah permainan judi. Ia tidak mempunyai alasan yang jelas mengapa ia membuka sebuah posisi atau bahkan tidak tahu kapan harus keluar untuk merealisasikan profit ataupun untuk membatasi kerugian.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Trading dan investasi adalah sebuah bisnis. Sebagaimana dengan bisnis yang lain, dalam trading dan investasi diperlukan pula perencanaan / sistem trading yang baik. Trading plan merupakan sebuah perwujudan adanya sistem dalam bisnis trading yang mengatur aktivitas trading supaya menjadi lebih optimal dan berkualitas. </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"><span> </span></span></p> <h2>Mengapa trading plan itu penting ?</h2> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p> </p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Trading plan membantu trader untuk bertindak dengan bijaksana dan <strong>objektif</strong>, mengurangi faktor emosional. Dengan demikian trader dapat membuka sebuah <strong>transaksi yang berkualitas, yaitu transaksi yang memiliki resiko sekecil-kecilnya dan peluang rewards yang sebesar muungkin.</strong> Paling tidak perbandingan antara resiko yang muncul jauh lebih kecil daripada rewards (minimal 1 : 3). Jadi misalkan peluang untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp 300 per lembar saham, maka sebaiknya resiko yang muncul tidak lebih dari Rp 100.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <h2>Apa saja yang harus ada dalam trading plan ?</h2> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Sebuah trading plan yang baik mencakup level :</span></p> <ol style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family:Arial;">Entry : </span></strong><span style="font-family:Arial;">area beli / membuka sebuah transaksi.<strong> </strong></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family:Arial;">Exit<span> </span>: </span></strong><span style="font-family:Arial;">area untuk keluar dari transaksi, yang terdiri dari :<strong> </strong></span> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family:Arial;">Profit taking : <span> </span></span></strong><span style="font-family:Arial;">level keluar untuk merealisasikan profit.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family:Arial;">Stop loss</span></strong><span style="font-family:Arial;"><span> </span>: level keluar untuk membatasi kerugian (antisipasi jika market bergerak tidak sesuai harapan)</span></li></ul> </li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <h2>Bagaimana membuat trading plan ?</h2> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Membuat sebuah trading plan erat kaitannya dengan Analisa Teknikal. Untuk menentukan level-level entry dan exit, baik take profit ataupun stop loss, sebelumnya kita harus menentukan <strong>support</strong> dan <strong>resisten</strong>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Level buy / masuk dapat diperoleh dari :</span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Area support / pullback</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Area support bekas breakout</span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Level exit untuk profit taking dapat diperoleh dari :</span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Area resisten berikutnya</span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Level exit untuk stop loss dapat diperoleh dari :</span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Satu atau dua point di bawah support tempat kita buy.</span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <h2>Bagaimana caranya menentukan SUPORT dan RESISTEN ?</h2> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Menentukan support dan resisten dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling sederhana dan powerful adalah dengan <strong>menarik garis-garis trendline</strong>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Suport dan resisten bisa juga diperoleh dengan menggunakan berbagai <strong>indikator </strong>lain seperti <em>Moving Averages (MA), Bolinger Bands (BB), Fibonacci Retracement, Fibonacci Arcs, </em>dan banyak lagi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Indikator-indikator lainnya seperti Stochastic, RSI, dan Volume juga dapat menjadi penunjang dalam membantu mengambil sebuah tindakan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Ada</span><span style="font-family:Arial;"> banyak sekali indicator yang tersedia dalam sebuah <em>charting tools</em>, Anda tidak perlu menggunakan semuanya. Tiga indikator saja sudah lebih dari cukup.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;">Bagaimana penggunaan berbagai indicator dan trendline tersebut dalam praktek mencari support dan resisten ? Pembahasan mengenai indicator dan analisa teknikal lebih lanjut akan kita bahas dalam “<strong>How to Make A Good Trading System ? [Part 2]”</strong></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Arial;"><strong>http://www.ellen-may.com/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=113&Itemid=69<br /></strong></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-8152905463024578972011-11-12T15:26:00.002+07:002011-11-12T15:32:28.250+07:00smart trader not gambler<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrcGcoHK46vtPVz_LviJ8mWVKbWwHze8MP24-KEAqnebxo1vIrDeYLwsqWzqFhM1pNLHtK8bVvpeQSJgJwIK0osCYDRRslKVeF390aOjw2F8M4BAQB2JwbvufkbIq94MbluQGU0ZbIFlw/s1600/smart+trader+not+gambler.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 194px; height: 289px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrcGcoHK46vtPVz_LviJ8mWVKbWwHze8MP24-KEAqnebxo1vIrDeYLwsqWzqFhM1pNLHtK8bVvpeQSJgJwIK0osCYDRRslKVeF390aOjw2F8M4BAQB2JwbvufkbIq94MbluQGU0ZbIFlw/s400/smart+trader+not+gambler.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674023171704610610" border="0" /></a>detail cara pesan silahakn kunjungi http://www.ellen-may.com/v2/<br /><h1 class="itemTitle"> SMART TRADERS NOT GAMBLERS <span> <sup> Featured </sup> </span> </h1> <div class="yellowbox-bl"><div class="yellowbox-br"><div class="yellowbox-tl"><div class="yellowbox-tr"> <div class="center"> <div class="itemTools"> <span class="itemAuthor"> By Administrator </span> </div> </div> </div></div></div></div> <div class="itemRatingBlock"> </div> <h1 style="padding-bottom: 5px; line-height: 21px; color: rgb(212, 126, 126); vertical-align: top; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; text-align: left; font-size:21px;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51); font-weight: normal; line-height: 15px; font-family:Tahoma, Helvetica, Arial, sans-serif;font-size:12px;" ><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(255, 0, 0); line-height: 21px; font-weight: bold; font-family:Helvetica, Arial, sans-serif;font-size:x-large;" > <img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/best%20selling.gif" alt="" /></span></span></h1><h1 style="padding-bottom: 5px; line-height: 21px; font-size: 21px; color: rgb(212, 126, 126); vertical-align: top; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; text-align: left; "><br /></h1><h1 face="Helvetica, Arial, sans-serif" size="21px" color="#666666" style=" font-weight: bold; padding-bottom: 5px; margin-top: 25px; margin-right: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; line-height: 21px;"><br /></h1> <p><strong><br /></strong></p> <table style="cursor: default; padding: 0px; margin: 0px; border: 1px dashed #bbbbbb;" class="mceItemTable" border="0"> <tbody> <tr style="padding: 0px; margin: 0px;"> <td face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif" size="10px" color="#000000" style=" cursor: text; text-align: justify; padding: 0px; margin: 8px; border: 1px dashed #bbbbbb;" valign="top" width="35%"><br /></td><td style="color: #000000; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px; cursor: text; line-height: 0px; padding: 0px; margin: 8px; border: 1px dashed #bbbbbb;"><br /></td><td style="color: #000000; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px; cursor: text; text-align: center; padding: 0px; margin: 8px; border: 1px dashed #bbbbbb;"><br /></td><td style="color: #000000; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px; cursor: text; line-height: 0px; padding: 0px; margin: 8px; border: 1px dashed #bbbbbb;"><br /></td><td face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif" size="10px" color="#000000" style=" cursor: text; text-align: justify; padding: 0px; margin: 8px; border: 1px dashed #bbbbbb;" valign="top" width="30%"><br /></td></tr></tbody></table><h1 style="padding-bottom: 5px; line-height: 21px; vertical-align: top; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; text-align: left; "><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(212, 126, 126); font-size:21px;" ><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51); font-weight: normal; line-height: 15px; font-family:Tahoma, Helvetica, Arial, sans-serif;font-size:small;" ><b> National Best Selling. </b></span></span></h1> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><b>Dibuat berdasarkan pembelajaran dan pengalaman pribadi penulis dipadu dengan pengalaman pribadi trader sukses di dunia, Ellen May, menjadikan setiap strategi dalam buku ini telah teruji dan terbukti ! </b></span></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><b>Didedikasikan untuk seluruh rekan traders dan investor di Indonesia, untuk kemajuan trader di Indonesia !</b></span></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><b>Penting untuk trading : saham, forex, komoditas, index, futures, ETFs, bonds, dan options.</b></span></p><br /><p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px;"><span style=" color: rgb(0, 0, 255); font-family:Helvetica, Arial, sans-serif;font-size:x-large;" ><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 21px;font-size:21px;" ><b><span style=" color: rgb(51, 51, 51); font-family:Tahoma, Helvetica, Arial, sans-serif;font-size:small;" ><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 15px;font-size:12px;" ><br /></span></span></b></span></span></p><p style="text-align: center; "><img src="http://www.ellen-may.com/v2/images/stories/testimonials_button_qaui%2070.jpg" alt="" class="caption" align="left" /></p><p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><b><br /></b></p><p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><b><br /></b></p><p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><b><br /></b></p><p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><b><br /></b></p><p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><strong><span style="font-size:small;">Saham berbahaya ? Yang berbahaya adalah kegoblokan kita. Ayo beli, baca, dan praktekkan buku ini ! Trading Saham bukan gambling !</span></strong></p> <p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><strong><span style="font-size:small;"><span style="font-size:small;">Saya pribadi sering meminta saran ketika akan trading Silver kepada Ellen, dengan kemampuan analisa teknikalnya yang luar biasa.</span></span></strong></p> <p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><strong><span style="font-size:small;"><span style="font-size:small;"><br /></span></span></strong></p> <p style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; font-size:10px;"><strong><em><span style="font-size:small;"><span style="font-size:small;">Tung Desem Waringin</span></span></em></strong></p> <p size="10px" style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><em><span style="font-size:small;"><span style="font-size:small;">Pelatih sukses no 1 di Indonesia, Investor & Trader Silver</span></span></em></strong></p><p size="10px" style="margin-top: 0px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><em><span style="font-size:small;"><span style="font-size:small;">---</span></span></em></strong></p><p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><span style="font-size:small;">Banyak orang tidak bisa membedakan antara berani dan nekat. Bagi seorang trader feeling dan kenekatan saja tidak cukup. Bagaimana menyikapinya ? Baca buku ini !</span></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><span style="font-size:small;">Terima kasih untuk Ellen May, saya profit Rp 160 juta dalam 3 hari via trading #Gold.</span></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><span style="font-size:small;"><br /></span></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><em><strong><span style="font-size:small;">Bong Chandra </span></strong></em></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><em><strong><span style="font-size:small;">Motivator, Author, Developer</span></strong></em></p><p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><em><strong><span style="font-size:small;">---</span></strong></em></p><p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><span style="font-size:small;">Pesan bagi calon trader: jangan memulai trading sebelum anda membaca buku ini !</span></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><span style="font-size:small;">Dengan membaca, memahami, dan mempraktekkan jurus mantap dari buku ini, pembaca bisa menghindari pengalaman pahit yang dialami banyak trader. Selamat menjadi trader yang handal!</span></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><span style="font-size:small;"><br /></span></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><em><span style="font-size:small;">Prof Roy HM Sembel</span></em></strong></p> <p style="margin-top: 10px; margin-bottom: 15px; text-align: left; "><strong><em><span style="font-size:small;">Direktur Jakarta Futures Exchange</span></em></strong></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-1932256262033699102011-11-12T15:20:00.001+07:002011-11-12T15:23:58.785+07:00Lo Kheng Hong, Menjadi Kaya Sambil Tidur<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCHBkQ1dCb8BTrqaMYGm_DVRdols7zEcrN9vc6P-al2r866D-0nQz9Se1dcse4Gq9skIpM-8BvlOIA8sPfXBPJg_tnxeLIgMdPbBu4DSqJhNHqqBL5u78euADqpA5G4hmg9sHJqCzCx6s/s1600/lo+kheng+hong.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 231px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCHBkQ1dCb8BTrqaMYGm_DVRdols7zEcrN9vc6P-al2r866D-0nQz9Se1dcse4Gq9skIpM-8BvlOIA8sPfXBPJg_tnxeLIgMdPbBu4DSqJhNHqqBL5u78euADqpA5G4hmg9sHJqCzCx6s/s400/lo+kheng+hong.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674022141404431746" border="0" /></a><br /><p><span class="headline"></span><br /><span class="caption"><br /></span></p> <div> <div style="float:left; width:315px; margin:5px 20px 0 0"> <div id="JG-Gallery" style="margin-bottom: 10px;"> <a style="opacity: 1;" href="http://www.investor.co.id/#" class="show"><img src="http://www.investor.co.id/media/images/medium2/20111031112846347.jpg" alt="" rel="Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, Lo Kheng Hong bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. " border="0" /></a> <a class="" style="opacity: 1;" href="http://www.investor.co.id/#"><img src="http://www.investor.co.id/media/images/medium2/20111031112807698.jpg" alt="" rel="Lo Kheng Hong, Warren Buffett Indonesia. Foto: Investor Daily/EKO S HILMAN" border="0" /></a> <div style="opacity: 1; width: 315px; height: 65px;" class="caption"><div style="opacity: 1;" class="content">Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, Lo Kheng Hong bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. </div></div> </div> <br /><br /> <div class="relatednews"> <p><span class="header2">Berita Terkait</span></p> <ul><li><a href="http://www.investor.co.id/home/warren-buffet-akan-diajak-investasi-di-indonesia/21421">Warren Buffet akan Diajak Investasi di Indonesia</a></li><li><a href="http://www.investor.co.id/home/investor-kelas-menengah/21062">Investor Kelas Menengah</a></li><li><a href="http://www.investor.co.id/home/its-time-to-buy/18183">It’s Time to Buy</a></li><li><a href="http://www.investor.co.id/home/memberi-pencerahan-kepada-investor-saham/6357">Memberi Pencerahan kepada Investor Saham</a></li></ul> </div> </div> </div> <div class="secondimage left clear"> </div> <span class="left spacer thirdimagespacer"></span> <p id="bodytext">Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, <strong>Lo Kheng Hong</strong> bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. Itukah buah filosofi ‘menjadi kaya sambil tidur’?<br /><br />Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Ia mengoleksi sejumlah saham yang mampu mencetak keuntungan investasi (capital gain) hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen. Tapi, jangan bayangkan pria berusia 52 tahun ini punya karakter dan penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin tinggi.<br /><br />Lo Kheng Hong adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan Kheng Hong sukses sebagai investor di pasar saham.<br /><br />Yang pasti, Kheng Hong tak hanya lihai memilih saham-saham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish. Tapi Kheng Hong bukan tipe investor yang sepanjang hari memelototi pergerakan harga saham atau setiap saat mencermati perkembangan isu, rumor, dan berita di lantai bursa, dengan kewaspadaan ekstra tinggi. Ia juga tidak melengkapi diri dengan handphone canggih, laptop terkini, notebook, iPad, atau perangkat paling mutakhir sejenisnya.<br /><br />Kheng Hong memang lebih memosisikan diri sebagai investor jangka panjang ketimbang investor jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai ‘Warren Buffett Indonesia’.<br /><br />“Investor di pasar saham kebanyakan ikut-ikutan dan tidak mengerti saham apa yang dibeli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Semakin cepat panik seorang investor, semakin menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa,” kata Lo Kheng Hong kepada wartawan <em>Investor Daily</em> <strong>Nurfiyasari </strong>dan <strong>Abdul Aziz </strong>serta pewarta foto <strong>Eko S Hilman</strong> di Jakarta, baru-baru ini.<br /><br />Bagi ayah dua anak ini, lebih menguntungkan menjadi investor jangka panjang dibanding menjadi trader. “Kalau trading, dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham dalam jangka panjang, dapat uangnya besar,” ujar Kheng Hong.<br /><br />Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran telah menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemain saham sejati. Berkat itu pula ia berhasil lolos dari krisis moneter 1997- 1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan hingga 150.000%. ”Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham. Akhirnya uang saya meningkat 150.000% sampai saat ini,” tuturnya.<br /><br />Yang unik, aset kekayaan Lo Kheng Hong hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan Bahkan, mantan kepala cabang Bank Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.<br /><br />“Saya hanya punya 15% dana cash untuk jaga-jaga supaya kalau terjadi krisis saya masih punya uang untukmembeli saham. Saya tidak bekerja, tidak punya perusahaan, tidak punya pelanggan seorang pun, tidak punya karyawan seorang pun, dan tak punya bos. Hanya punya seorang sopir dan dua pembantu,” papar Lo Kheng Hong yang sudah 22 tahun bermain saham.<br /><br />Apa saja tips Lo Kheng Hong hingga ia mampu mengeduk keuntungan besar dari pasar saham? Bagaimana harus bersikap saat pasar mengalami <em>bullish</em>, <em>bearish</em>, atau <em>crash</em>? Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang mengaku berasal dari keluarga tak mampu dan kelak berniat menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin tersebut.<br /><br />K<strong>enapa Anda tertarik bermain saham?</strong><br />Saya tertarik bermain saham karena saham dapat memberikan keuntungan yang besar dan tidak capek seperti di sektor riil.<br /><br /><strong>Apa enaknya menjadi investor saham?</strong><br />Pertama, seorang pemain saham dapat menjadi orang yang terkaya di dunia, seperti Warren Buffett. Banyak orang yang tidak tahu dan tidak percaya. Mereka hanya tahu banyak orang yang rugi, orang kaya jadi miskin karena bermain saham, bahkan ada yang bunuh diri karena saham.<br /><br />Kedua, seorang pemain saham punya banyak waktu, bebas, dan tidak dipusingkan oleh urus-mengurus karyawan, pelanggan, dan lain-lain. Di perusahaan, status investor saham adalah sleeping partner, sehingga waktu luangnya bisa diisi dengan hal-hal yang disukai.<br /><br />Ketiga, semua keuntungan perusahaan menjadi milik pemegang saham, padahal yang bekerja keras adalah direksi, komisaris, manajer, dan seluruh karyawan, tetapi mereka hanya menerima gaji dan bonus. Mereka tidak punya hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Memiliki perusahaan yang untung besar seperti memiliki mesin pencetak uang.<br /><br /><strong>Sejak kapan Anda bermain saham?</strong><br />Saya bermain saham sejak 1989, 22 tahun yang lalu. Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orangtua hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya belum punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya jadi pegawai tata usaha di bank, waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya. Kemudian saya bisa bekerja sambil kuliah. Saya pilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudian keluar dari bank dan fokus main saham.<br /><br /><strong>Anda saat ini punya saham apa saja?</strong><br />Saya punya saham sekitar 30 emiten, antara lain di Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), dengan kepemilikan 8,29% lebih. Saham saya banyaknya bukan di LQ45. Kepemilikan saya di saham lain di bawah 5%. Saya tipe investor jangka panjang.<br /><br />Kalau trading, dapatnya receh, kalau jangka panjang dapat uangnya besar. Saya pegang saham ini sudah enam tahun. Saya beli tahun 2005 seharga Rp 250 dan harganya sempat menyentuh Rp 31.500. Belum saya jual, padahal gain-nya sudah 12.600%.<br /><br /><strong>Cara Anda memilih saham?</strong><br />Saya lihat manajemen. Apakah menerapkan good corporate governance (GCG) atau tidak. Saya cari dari kompetitornya, biasanya mereka tahu. Saya cari tahu agar tidak beli kucing dalam karung, karena ini menyangkut harta saya. Jangan membeli sesuatu yang tidak kita tahu. Lihat manajemen, apakah pengelolanya jujur atau tidak. Jangan sampai pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga saya sebagai sleeping partner dirugikan.<br /><br />Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain. Kemudian lihat sektor usahanya, bagus atau tidak. Ada sektor yang kurang menarik, misalnya sepatu, tekstil, dan garmen. Tetapi ada juga yang menarik, seperti kelapa sawit dan pakan ayam.<br /><br />Orang banyak makan ayam karena ayam merupakan sumber protein termurah dan dampak negatifnya terhadap kesehatan lebih rendah dibanding yang lain. Perhatikan juga apakah emiten bersangkutan mengalami pertumbuhan atau tidak.<br /><br /><strong>Kriteria pertumbuhan, konkretnya seperti apa?</strong><br />Ada empat tipe perusahaan. Pertama, perusahaan yang rugi terus, ada yang kadang untung, dan kadang merugi. Kemudian, perusahaan yang untung besar terus, tapi stagnan. Ada juga perusahaan yang <em>growing </em>secara berkala, misalnya dari Rp 2 triliun, Rp 5 triliun, dan seterusnya. Ini perusahaan yang baik dan yang saya cari. Lihat kinerjanya lima tahun ke belakang. Lihat masa lalunya.<br /><br /><strong>Bagaimana jika lima tahun pertama tumbuh, tetapi lima tahun berikutnya ternyata turun?</strong><br />Biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh, ke depannya akan mengalami hal yang sama. Kalau sudah lima tahun berturut-turut <em>growing</em>, tandanya itu <em>super company. </em><br /><strong><br />Setelah melihat fundamental emiten, apa lagi yang Anda perhatikan?</strong><br />Harga. Saya lihat dari<em> price to earning ratio</em> (PER)-nya. Jangan bilang saham A karena harganya Rp 250 dibilang murah, dan saham B yang harganya Rp 70.000 dibilang mahal. Maksudnya, saham yang harganya Rp 70.000 bisa lebih murah dibanding saham yang harganya Rp 250. Kita lihat kemampuan emitennya dalam membukukan keuntungan.<br /><br /><strong>Berapa PER yang ideal saat membeli suatu saham?</strong><br />Saya pikir, yang <em>reasonable </em>untuk dibeli yaitu yang PER-nya di bawah lima kali, itu sangat menarik dan potensial. Tapi biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya sudah di atas 10 kali.<br /><strong><br />Soal <em>timing</em>, kapan saat yang paling tepat untuk masuk pasar?</strong><br />Yang paling bagus membeli saham adalah saat sedang krisis seperti di Yunani, Eropa, dan AS. Ada pepatah lama yang tidak perlu dilupakan,<em> buy on weakness.</em> Dan, harus<em> be greedy when others are fearful</em> dan sebaliknya, <em>be fearful when others greedy.</em><br /><br /><strong>Bukankah itu sulit diterapkan?</strong><br />Saya banyak baca buku tentang Warren Buffett. Saya belajar dari orang yang sudah terbukti berhasil investasi di pasar saham. Dia sudah membuktikannya, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nggak mungkin kan kalau saya belajar dari Bernard Madoff? Ha, ha, ha, ha...<br /><br />Ternyata orang seperti Madoff, mantan bos bursa Nasdaq tapi tidak bisa mengelola uang nasabah. Ini menunjukkan bahwa dia hanya tahu semua peraturan di bursa saham, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menjadi kaya di pasar saham.<br /><strong><br />Berarti, kuncinya ada di mental?</strong><br />Mental bisa bagus saat kita tahu apa yang kita beli. Kebanyakan orang panic karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Ini pelajaran penting. Saya berikan ilustrasi. Waktu itu saya ke Harvard University, saya tanya biaya kuliah di sana berapa? Ternyata bisa sampai US$ 40.000, keluar dari sana semua jadi orang pintar. Dengan belajar seharga US$ 40.000, kita bisa menjadi orang pintar.<br /><br />Tapi di pasar saham, kita sudah habiskan puluhan miliar rupiah belum tentu jadi pintar, malah bisa tambah bingung, seperti Madoff yang sudah menghabiskan uang masyarakat sebesar US$ 60 miliar, apakah dia menjadi pintar? Bisa saja di penjara dia berpikir, kenapa saham yang dibeli turun dan yang dijual justru naik.<br /><br />Jadi, intinya pintar saja tidak cukup. Untuk menjadi investor yang kuat, kita harus mengetahui perusahaan satu per satu. Semua orang bisa seperti itu, asalkan mau baca. Bacalah laporan keuangan emiten satu per satu.<br /><br /><strong>Jadi, Anda tipe investor fundamental?</strong><br />Saya 100% fundamental karena lihat manajemennya atau pertumbuhan perusahaan. Kalau teknikal, hanya grafik, semuanya diabaikan. Saya yakin itu tidak benar. Tapi memang harus selektif. Dari 400-an saham yang ada di bursa domestik, cukup banyak yang fundamentalnya bagus. Terkadang, ada yang terjebak.<br /><br /><strong>Anda tidak memantau pergerakan harga saham setiap saat?</strong><br />Kenapa kita pusing? Karena kita beli saham yang tidak kita ketahui. Ada yang tidak bisa tidur karena PER sahamnya 100 kali atau 200 kali. Lalu, kenapa kita tidak bisa tidur kalau PER-nya hanya lima kali?<br /><strong><br />Bukankah investor sering terbawa arus karena faktor nonfundamental?</strong><br />Saya lihat investor di pasar modal kebanyakan ikut-ikutan. Saat <em>market </em>mengalami <em>booming</em>, semua masuk. Saat <em>market</em> buang-buang saham, mereka ikut-ikutan. Mayoritas hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang dibeli. Jadi, belajarlah dari orang yang memang sudah berhasil dan ikuti langkahnya. Jangan percaya saat ada iklan yang bilang dapat untung besar saat indeks turun. Kalau bisa seperti itu, hebat sekali. Bahkan, orang sekelas Warren Buffett saja, saat pasar saham AS turun, dia juga mengalami kerugian.<br /><br /><strong>Anda berinvestasi pada instrument selain saham?</strong><br />Tidak, hanya saham. Hampir semua uang saya ada di pasar modal. Dana tunai saya hanya 15%, sisanya portofolio saham. Kenapa saya sisakan segitu? Itu untuk antisipasi kalau pasar modal kita jatuh, sehingga saya masih bisa beli saham lagi.<br /><strong><br />Dari mana Anda membiayai kebutuhan hidup sehari-hari?</strong><br />Saya bisa hidup dari dividen yang saya terima. Misalnya harga saham suatu emiten yang saya beli bulan lalu Rp 610, sekarang harganya Rp 2.375, kemudian saya jual. Awalnya saya berniat menahannya untuk jangka panjang. Tapi kalau untungnya sudah sampai 300% dalam sebulan, saya lepas. Untuk emiten yang bagus sekali, tetap saya keep untuk jangka panjang. Kalau emitennya kurang meyakinkan dan naiknya signifikan, lebih baik saya lepas.<br /><br /><strong>Saat krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial 2008, Anda mengalami kerugian juga?</strong><br />Saya sempat mengalaminya juga. Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh, tapi tetap <em>be greedy when others are fearful</em>. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham, karena saya tahu pasar modal akan naik lagi. Dan, itu terbukti. Akhirnya uang saya meningkat 150.000%.<br /><br /><strong>Bagaimana Anda menyikapi perkembangan harga saham saat ini, terutama yang terkait dengan krisis utang di Eropa dan krisis finansial di AS?</strong><br />Saat IHSG terkoreksi, wajar saja kalau nilai portofolio saya ikut turun. Tetapi ketika turun, saya sama sekali tidak ikut-ikutan menjual, bahkan saya membeli dan menambah saham saya, karena saya yakin satu hari saham-saham saya akan naik kembali, bahkan dapat lebih tinggi dari sebelumnya.<br /><strong><br />Apa filosofi hidup Anda?</strong><br />Filosofi hidup saya adalah bagaimana saya bisa menjadi kaya sambil tidur. Karena di perusahaan status saya adalah sleeping partner, saya tidur tetapi saham-saham perusahaan saya bekerja buat saya secara dahsyat. <em>Getting rich while sleeping.</em> Saya pakai waktu saya delapan jam untuk tidur, selebihnya saya pakai untuk bersenang-senang dan mengerjakan apa yang saya sukai.</p><p><span class="caption">Senin, 31 Oktober 2011 | 11:32</span></p><p>sumber : http://www.investor.co.id/wawancara/lo-kheng-hong-menjadi-kaya-sambil-tidur/23199<br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-38583929557099546922011-11-12T15:05:00.002+07:002011-11-12T15:08:50.129+07:00prinsip ke 11<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC8MWUnQ2dqPXyAx_H0OFoQGzMxUVqT1-Xrgogqe5I7rufy9C0MoJ2PQM9cBwWBT1r93MTyHd81LE6qiG0iLdd-GrUHHPlzj8H1s4mm5Aw4pgOTLcyFYjVE3R_OzTlXMUE4IZwZ4A3rpQ/s1600/prinsip+ke+11.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 373px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC8MWUnQ2dqPXyAx_H0OFoQGzMxUVqT1-Xrgogqe5I7rufy9C0MoJ2PQM9cBwWBT1r93MTyHd81LE6qiG0iLdd-GrUHHPlzj8H1s4mm5Aw4pgOTLcyFYjVE3R_OzTlXMUE4IZwZ4A3rpQ/s400/prinsip+ke+11.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674018201376705650" border="0" /></a><br /><br /><h1>Prinsip ke-11 Menjadi Milyarder: Anda adalah kekayaan Anda</h1><br /><small style="color: rgb(0, 102, 0);">Ditulis oleh <i>Kang Iwan</i>, dalam kategori</small> <p style="color: rgb(0, 102, 0);">Walaupun kemarin <a href="http://iwansusanto.com/prinsip-10-menjadi-milyarder-kata-kata-berkuasa.htm"><strong>Pak TDW</strong></a> sudah membagikan ebook <a href="http://iwansusanto.com/category/prinsip-milyarder"><strong>24 Pinsip Milyarder</strong></a>, nggak apa deh Aku lanjutin postingan bersambung mengenai <a href="http://iwansusanto.com/prinsip-ke-9-menjadi-milyarder-selalu-open-mind-atau-terbuka.htm">24 Prinsip Milyarder</a> ini.hehehe.. yah, siapa tau Anda juga termasuk orang yang tidak ikutan acara kemarin yang di adakan di internet oleh Pak Tung.</p><p style="color: rgb(0, 102, 0);">Okay deh, ini dia <strong>Prinsip ke-11 menjadi Milyarder</strong> yang mencerahkan. Selamat menyimak, selamat belajar.</p><blockquote><p>Anda adalah kekayaan Anda. Kalo tidak percaya mari kita hitung, coba tes ambil kertas sekarang. Tolong tulis dan semua harus melakukan: Tolong dihargai <strong>mata sebelah kanan</strong> Anda. Anda tidak boleh menulis bahwa itu priceless, Anda tidak boleh menulis bahwa itu tidak boleh dijual. Ayo please tolong dikasih harga mata sebelah kanan, kira – kira berapa? Sebutkan yang terlintas, Anda harus kasih harga.</p><p>Oke sekarang tambah lagi, tangan kanan Anda <a href="http://iwansusanto.com/informasi-harga-emas-terbaru.htm"><strong>berapa harga</strong></a>nya? Oke sekarang tambah lagi, kaki kanan Anda harganya berapa? Ginjal kanan Anda? Jantung Anda? Berapa harganya?</p><p>Mungkin Triliuner, Puluhan Milyar, Puluhan Triliun! Betul sebetulnya memang priceless, tidak ternilai <a href="http://iwansusanto.com/harga-iphone-3g-telkomsel-berbeda-beda.htm"><strong>harganya</strong></a>. Begitu luar biasa harganya mungkin Triliuner segala macam dan itupun kita sangat ragu – ragu, misalnya ketika ada orang yang mau membeli kepala kita.</p><p>Sekarang kita adalah kekayaan kita. Tapi Lebih dalam dari hanya kondisi fisik kita, adalah <a href="http://iwansusanto.com/hp-gratis-hasil-dari-hukum-tarik-menarik-kah-itu.htm"><strong>pikiran</strong></a> kita. Nah seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa “uang adalah ide” dan ide datangnya dari <strong>pikiran</strong>, kreatifitas kita sangat luar biasa, kesehatan kita dan kemudian energi kita, pikiran positif kita, tindakan positif kita, senyum manis kita, cara bergaul kita, itu sebetulnya adalah aset dan kekayaan kita.</p><p>Sedangkan kewajiban kita yang menarik semua kekayaan kita termasuk kemarahan, kebencian, kedengkian, kecemburuan, kata – kata yang negatif itu pikiran negatif sangat mengurangi kekayaan kita.</p><p>Jadi mulai hari ini saran saya: kembangkan aset yang ada dalam diri kita sendiri yaitu pikiran kita yang positif, berpikiran kita yang sangat – sangatlah kreatif, mental kita yang sangat – sangatlah bagus, kondisi kesehatan kita, teman – teman kita, bergaul kita, sikap kita. Yang akhirnya benar – benar membuat kita <a href="http://iwansusanto.com/prinsip-ke-6-milyarder-yang-mencerahkan-alam-semesta-itu-berlimpah-tidak-ada-kekurangan-kecuali-di-dalam-pikiran-kita-sendiri.htm"><strong>menjadi kaya</strong></a>, dalam dunia materi, serta spiritual, mental dan kesehatan.</p></blockquote><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">Nah, itu dia pelajaran Kita hari ini. Bagaimana? Apakah Anda siap menjadi Kaya? Kaya dengan materi, kaya spiritual, mental, kesehatan, dan lain lain. Pokoknya, sebelum kita menjadi kaya, kita harus merasakan bahwa kita ini </span><a style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);" href="http://iwansusanto.com/prinsip-ke-4-menjadi-milyarder-yang-telah-terbukti-sukses-digunakan-oleh-orang-orang-kaya-didunia-be-do-have.htm">sudah kaya</a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">, maka kekayaan pun akan kita dapatkan dengan lebih mudah.</span><br /><br />http://iwansusanto.com/prinsip-ke-11-menjadi-milyarder-anda-adalah-kekayaan-anda.htmUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-11724214242703995522011-11-12T14:58:00.002+07:002011-11-12T15:02:35.563+07:00prinsip ke 9<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEMU14flFhSI6kzc8xy9ovQ0NJQA3jwQLGbop5BpZ_Q4PC1dOvnJiVg-oFHNA0M5Vv2b3V4-GpQVdc1EngmPUxi8UHFlq2WrTkVwBDkpD85lky465bIVJs_f1VcXJxjk1Jna9mkFnzvbo/s1600/prinsip+ke+9.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 231px; height: 361px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEMU14flFhSI6kzc8xy9ovQ0NJQA3jwQLGbop5BpZ_Q4PC1dOvnJiVg-oFHNA0M5Vv2b3V4-GpQVdc1EngmPUxi8UHFlq2WrTkVwBDkpD85lky465bIVJs_f1VcXJxjk1Jna9mkFnzvbo/s400/prinsip+ke+9.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674016586998556546" border="0" /></a><br /><br /><h1>Prinsip ke 9 Menjadi Milyarder: Selalu Open Mind atau Terbuka</h1> <small>Ditulis oleh <i>Kang Iwan</i>, dalam kategori <a href="http://iwansusanto.com/category/prinsip-milyarder" title="View all posts in Prinsip Milyarder" rel="category tag">Prinsip Milyarder</a></small><br /><span style="font-weight: bold;">Sampai pada prinsip ke-9 (sembilan) dari </span><a style="font-weight: bold;" href="http://iwansusanto.com/category/prinsip-milyarder">24 prinsip milyarder </a><span style="font-weight: bold;">yang menerahkan dari </span><a style="font-weight: bold;" href="http://www.dahsyat.com/">Pak Tung DW</a><span style="font-weight: bold;">. Nah, pada prinsip ke-9 ini akan membuat kita selalu berpikir untuk menemukan ide-ide baru dalam menjalankan </span><a style="font-weight: bold;" href="http://iwansusanto.com/category/sudut-bisnis">bisnis</a><span style="font-weight: bold;"> atau usaha Anda. Okay deh, langsung saja simak tulisannya, yah.</span><br /><blockquote><p>Ketika diawal – awal karier Pak Tung DW dan sampai akhir ini pun Pak Tung DW masih punya hobi yaitu mentraktir orang-orang yang jauh lebih sukses dari Pak Tung DW.</p><p>Dan ketika Pak Tung DW mentraktir mereka, Pak Tung selalu tanya satu pertanyaan ini “Kapan Bapak mulai dari miskin menjadi kaya atau dari kaya menjadi sangat kaya? Kapan situasi atau waktunya Bapak/ Ibu berubah dari yang biasa2 menjadi kaya sekali? Percepatannya pada waktu itu berada dimana?”</p><p>Dan sering kali mereka memberikan <a href="http://iwansusanto.com/category/belajar-marketing">ide-ide</a> yang begitu luar biasanya: “Oh ya, pada waktu itu, Saya membebaskan tanah dan akhirnya secara dahsyat saya menjadi sangat kaya”.</p><p>Nah kembali lagi pada saat Pak Tung DW menceritakan ide2 ini yang sudah Pak Tung praktekan, dan pada waktu orang lain mendengar sering kali orang tadi ngomong <span id="more-164"></span>“Ya Tapi.. Ya Tapi..”Contohnya: Ketika <strong>Robert Kiyosaki</strong> datang ke Indonesia dan dia menceritakan “Bagaimana kita bisa membeli property hanya dengan uang muka atau tanpa uang muka, cicilannya dibayar oleh penyewanya masih surplus setiap bulan nya.”, Banyak orang ngomong: “Ya tapi itu kan hanya bisa di Amerika, kalo di Indonesia kan tidak bisa”, “Ya tapi kan di Indonesia bunganya 16% kalo kita utang, kalo disewakan hanya 5% mana bisa..?”. Jadi dia tidak terbuka pikirannya..</p><p>Diawal – awal Pak Tung pertama kali baca buku Robert Kiyosaki, “Pak Tung DW juga berpikir mana bisa, ya itu kan di Amerika, di Indonesia kan lain”, dulu Pak Tung DW juga berpikir seperti itu. Ketika Pak Tung DW belajar Bagaimana menjadi Jutawan atau Jutawan dalam U$ tadi yang bisa dicerahkan dan mencerahkan. Kemudian Pak Tung DW berpikir “Kenapa Tidak??” Bisa jadi. Dalam kondisi tertentu akhirnya <a href="http://iwansusanto.com/category/the-secret">rahasia</a> ini terbongkar, akhirnya Pak Tung DW tahu ternyata kita bisa membeli properti hanya dengan uang muka cicilan nya dibayar oleh penyewanya dan masih surplus setiap bulannya.</p><p>Dan sampai akhirnya Pak Tung DW membuat software dan membuktikan ternyata bisa, komposisinya adalah tergantung dari berapa besar uang mukanya, berapa lama cicilannya, dan kemudian berapa banyak penerimaan kita. Kalo kita jago membuat nilai tambah, sedemikian sehingga penerimaan kita meningkat, mendadak surplusnya lebih besar dan akibatnya cicilannya jadi kecil.</p><p>Demikian juga dengan utang jika tahunnya lebih panjang makanya cicilannya lebih kecil, kalo uang muka nya lebih besar berarti cicilannya lebih kecil. Dengan teknologi ini bahkan akhirnya ketemu dan dipraktekkan oleh murid murid Pak Tung juga dan <strong>Pak Tung DW</strong> juga mempraktekannya, ternyata kita bisa beli property bahkan tanpa uang muka 120% finance by Bank dan kita sewakan dan masih surplus setiap bulannya.</p><p>Contohnya : Kita beli kos-kosan, betul nilai market disitu misalnya 5 Milyar. Dan ternyata yang jual adalah kepepet sekali, bener2 kepepet makanya dia jual. Okelah dia jual, dia mau pindah toko, baru sengketa dan kita berikan dia nilai tambah dia: “JUAL CEPAT Cari orang yang mau beli 5 Milyar”, tapi kita ngomong “betul kita jual 5 Milyar”, tapi Pak Tung DW bayar ke kamu hanya 4 Milyar. “tapi Pak Tung DW akan utang bank 5 Milyar boleh gak?”. Dan dijawab: “Oh boleh”. Setelah dievaluasi Bank ternyata betul Bank nya bilang itu adalah 5 Milyar. Oke kemudian mendapat kita finance 20%, difinance oleh Bank berarti sekitar 4 Milyar. Nah tergantung kalo bunganya berapa. Kemudian misalnya kita angsurannya 70 juta karena diangsur bunganya sekian belas persen dan angsurannya selama 15 tahun makanya cicilannya plus bunga adalah 73 juta. Ternyata bangunan yang 5 Milyar tadi itu ada sekian puluh kamar yang dikos – koskan, dan kosnya dalam kondisi penuh.</p><p>Misalkan Kos tadi menghasilkan 60juta. Loh kan pak masih tekor “yes bisa jadi”.<br />Tetapi ketika kita jago untuk membuat <strong><a href="http://24prinsipmilyarder.blogspot.com/2008/01/prinsip-1-orang-kaya-yang-mencerahkan.html">nilai tambah</a></strong> untuk kos – kosan tersebut, kita bisa dapat untung. Contohnya: Kita pasangin <a href="http://iwansusanto.com/category/internet-blogging">internet</a>. Dengan kita pasang internet, semua kamar wajib internet karena penuh, setiap kamar penuh internet. Kalo Anda tidak tertarik boleh juga ganti, tapi ini nilai tambah yang luar biasa. Hanya Rp. 10.000/hari akibatnya satu bulan nambah Rp. 300.000/bulan/kamarnya Mendadak bisa jadi surplus hasilnya.</p><p>Kemudian kita buat salon, kita buatin rumah makan atasnya kita kasih menara BTS yang disewakan oleh perusahan – perusahaan telkom yang ada butuh banyaknya di Indonesia, atau dindingnya buat iklan. Segala macam kita buat nilai tambah, kamarnya kita tambahin AC walaupun kita modalnya 1 juta tapi sewanya satu bulan kita bisa nambah Rp. 200, 300rb/bulannya.</p><p>Nah sama persis, ini yang terjadi ketika kita fokus dan jago seperti ini dengan pikiran kita yang harus selalu terbuka tadi, siapa tau bisa: Mendadak kita akan temukan jalannya bisa.</p><p>Tapi kalo kita bilang “Ya tapi kalo itukan disini”. Nah dengan “ya tapi kan begini” Mulai BEJ lagi, dan kita tidak tidak terbuka dan kita STOP bertindak & tidak lakukan apa-apa, maka hasil kita jadi sedikit juga.</p><p>Jadi selalu di prinsip ke 9 ini kita harus selalu terbuka terhadap peluang-peluang dan ide-ide: Kalo dia bisa caranya gimana yah? Tepatnya Bagaimana? Caranya aplikasikan disini bagimana? Dan sebagai akibat2 dari pertanyaan2 seperti itu hidup kita akan lebih baik dengan berpikir terbuka.</p><p style="font-weight: bold;">Nah, gimana? semoga kita mendapat pelajaran baru yang bermanfaat, dan semoga kita selalu open mind dalam menjalani kehidupan ini. Tentunya open mind untuk segala sesuatu yang baik baik saja yah.hehehe..</p><p style="font-weight: bold;">Salam Dahsyat</p></blockquote>sumber : http://iwansusanto.com/prinsip-ke-9-menjadi-milyarder-selalu-open-mind-atau-terbuka.htmUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-22483872226238929902011-11-12T14:52:00.003+07:002011-11-12T15:04:12.355+07:00prinsip ke 10<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCBvBLel-owuIwF-VlSqNhrin3On2z5tEEME75CBonmvzLXx4OXrnrpDu0k0xrGNepJ3lPYX8A7BK4HLWBkSH68AfMZVJkgIrXJstjaswyLKXYSCRZ9xDn07MoyA5lv0eFNAzicmCBDDQ/s1600/prinsip+ke+10.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 354px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCBvBLel-owuIwF-VlSqNhrin3On2z5tEEME75CBonmvzLXx4OXrnrpDu0k0xrGNepJ3lPYX8A7BK4HLWBkSH68AfMZVJkgIrXJstjaswyLKXYSCRZ9xDn07MoyA5lv0eFNAzicmCBDDQ/s400/prinsip+ke+10.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674014973040824674" border="0" /></a><small>Ditulis oleh <i>Kang Iwan</i>, dalam kategori <a href="http://iwansusanto.com/category/prinsip-milyarder" title="View all posts in Prinsip Milyarder" rel="category tag">Prinsip Milyarder</a></small><p style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);"><span style="font-size:130%;">Nah, jumpa lagi di postingan berantai yang mengupas tentang prinsip milyarder dari <strong>Pak Tung Desem Waringin</strong>. Ya, santai saja, berarti masih ada <strong>14 prinsip</strong> lagi yang belum di posting di sini. Okay, seperti yang Kita lihat pada judul kali ini, bahwa <a href="http://iwansusanto.com/category/prinsip-milyarder"><strong>prinsip milyarder</strong></a> yang sekarang ini, <a href="http://iwansusanto.com/prinsip-10-menjadi-milyarder-kata-kata-berkuasa.htm">yang ke-10 adalah Kata – Kata Berkuasa</a>. Apa maksudnya <strong>Kata -Kata Berkuasa</strong>? Okay, simak saja cerita dari <strong>Pak Tung </strong>mengenai prinsip milyarder yang kesepuluh ini.</span></p><blockquote><p>Maksudnya adalah bila kita menggunakan <strong>kata – kata yang positif</strong>, tanpa sadar hati kita menjadi positif juga dan emosi kita menjadi lebih baik dan kita mengambil <em>Take Action </em>jadi lebih baik. Dibandingkan jika kita menggunakan kata – kata yang negatif, kata – kata yang tidak mungkin, kata – kata yang negatif akan sangat – sangat menurunkan semangat kita. Contohnya : Pada saya kerja disebuah Bank, dan pada waktu bank tadi di Rush atau orang mengambil uang begitu banyak. Saya ditelpon oleh suatu <strong>Kepala Divisi dari Kantor Pusat</strong> dan dia bertanya kepada saya:<span id="more-222"></span></p><p>Kepala divisi : “Tung apa kabar Bank disini?<br />TDW : “Dahsyat Pak!”<br />Kepala divisi : “Apa Tung?”<br />TDW : ” Dahsyat Pak!”<br />Kepala divisi : “Apa ? ”<br />TDW : “Dahsyat Pak”<br />Kepala divisi : “Apa ?? ”<br />TDW : “Dahsyat Pak”<br />Kepala divisi : “Tung dalam kondisi gini kok kamu ngomong dahsyat? Yang dahsyat itu apanya ?<br />TDW : “Lho pak’ saya kan hanya menggunakan kata – kata untuk membuat saya semangat dan anak buah saya menjadi lebih semangat. Saya tahu kondisinya tidak baik. Tapi saya janji akan buat menjadi untuk dahsyat”.<br />Kepala divisi : “Tung, kamu tidak bisa ngomong seperti itu.”<br />TDW : “Lah tapi itu pak adalah janji saya untuk menjadi lebih dahsyat, karena saya terpacu untuk mebuktikan kata – kata saya menjadi lebih Dahsyat. Itu harus terbukti.”</p><p>Dan akhirnya apa yang terjadi? Bank saya pulih untuk yang pertama kali, Kreatifitas saya luar biasa, sangat – sangat luar biasa dan Bank saya pulih no. 1, karena saya tahu persis bahwa akhirnya akan saya buktikan dan saya telpon kepada beliau dan saya bilang “Pak, sudah pulih 100% padahal seluruh Indonesia masih turun.” Ketika di <strong>Indonesia</strong> Bank ini pulih 20%, saya bilang di bank saya sudah pulih 286%.</p><p>Kata-kata dahsyat ini membuat saya menjadi lebih semangat, dan secara struktur molekul membuat kita bergetar dan menjadi lebih baik. Ini dijelaskan secara Ilmiah oleh <strong>Masaru Imoto </strong>dalam bukunya <strong>The True Power Of Water</strong>. Disana dia jelaskan ketika saya dimintai untuk memberikan kata2 testimoni, ternyata bahwa air tadi kalau dikasih kata2 tulisan yang positif dan diberikan kata-kata yang positif, Kristalnya akan berbeda, “cantik sekali” daripada dikasih kata-kata yang Negatif.</p><p>Misalnya: “Kamu goblok” dan ternyata kristalnya Hancur. Nah kata2 “terimakasih, I love U/ Aku sayang kepada kamu, semangat, dahsyat, hebat, dan bisa”, ternyata kristalnya berbeda dengan “loyo, tdk berguna, jelek”. Karena saya tidak bisa membuktikan, oleh Masaru Imoto dikatakan bisa dibuktikan dengan nasi saja, nasi yang sudah 12 jam Anda taruh ke dalam 1 toples A dan toples B. Toples A tuliskan kata2 yang positif misalnya “terima kasih”, kemudian yang 1 toples B kasih kata2 yang negatif misalnya “kamu bodoh”, atau yang mau lebih cepat lagi tulis lebih parah “kamu bodoh, jelek, jahat lagi”. Yang satu lagi kasih tahu “kamu pintar, baik, I Love U, aku sayang sama kamu, atau kamu baik, dan cantik”. Nah setelah ditempel kata2 tersebut, setiap hari seluruh keluarga suruh katakan sesuai dengan kata-kata tadi kepada nasi yang di Toples A dan Toples B tadi.</p><p>Untuk Toples B kita katakan: “goblok, goblok goblok, jelek, jahat, jelek, goblok”. Untuk Toples A kita katakan kata2 yang positif: “Terima kasih, I Love You, Aku sayang kamu, Terima kasih, I Love You, Aku sayang sama kamu, I Love You, Terima kasih, aku sayang sama kamu, kamu cantik, pinter, dan seterusnya berulang-ulang”. Lalu apa yang akan terjadi? Ketika saya mencoba sendiri, saya menerima begitu banyaknya testimoni hasilnya menakjubkan. Kata – kata yang negatif dalam 2 minggu nasi jadi membusuk dan hitam. Dan kata – kata yang pisitif dalam waktu 3 minggu nasinya masih putih, seolah – olah kata – kata positif melindungi dia dari jamur. Sebetulnya dia juga menjamur tapi jamurnya lain. Jamurnya adalah ragi jadi baunya wangi seperti Wine, sedangkan yang satu baunya busuk. Ini yang menarik. Silahkan dibuktikan sendiri. Bahwa kata2 itu sangat mempengaruhi kristal dalam air.</p><p>Dan inilah maka terjawab bahwa “<strong>doa yang positif, pikiran yang positif, kata – kata yang positif</strong>“, ternyata mempengaruhi manusia menjadi lebih baik. Dulunya tidak ada secara ilmiahnya tetapi sekarang sudah bisa dijelaskan secara ilmiahnya. Manusia 60%-70% terdiri dari air. Ketika kristalnya positif, energi listrik mengalir dengan baik, dan segala macam semuanya menjadi bagus, dan mendadak kita jauh lebih sehat lebih dahsyat, lebih makmur, dan lebih segalanya. Dibandingkan kita menggunakan kata yang negatif. Jadi, kalo Anda menggunakan kata2 yang negatif, diri Anda lebih cepat busuk. Jadi saran saya mulai hari ini seoptimal mungkin, semaksimal mungkin kita menggunakan kata2 yang positif.</p></blockquote><p style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">Nah, itu dia pelajaran Kita kali ini tentang <strong>prinsip milyader-nya Pak Tung Desem W </strong>yang ke 10: Kata – kata berkuasa. Okay, sampai jumpa lagi di <strong>Prinsip milyarder </strong>selanjutnya, semoga Kita bisa mengambil manfaat dan mempraktekkan nya dalam kehidupan Kita sehari-hari. Insya Allah, Amin.</p><p style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">Salam dahsyat</p><p>http://iwansusanto.com/prinsip-10-menjadi-milyarder-kata-kata-berkuasa.htm</p><p>=============================================</p><p>alamat pak TUNG DESEM WARINGIN</p><p>Contact Name: TDW Resources<br />Contact Telephone: 021-547 6677<br />Address: Janur Hijau I Blok AA-5 No 16-17<br />Gading Serpong<br />Tangerang 15810<br />Indonesia<br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-34148036753613525032011-11-12T14:38:00.003+07:002011-11-12T14:47:26.758+07:0024 Prinsip Miliarder Yang Mencerahkan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhklWCTplcrWI29AiypVY8RpbqrmiiKRn7qOkE3hka7lQAmkFIhUy_l6HJXkU-GTJBqm_VczQBxZgUXeRsRqyDy8ft4IYXoGZNqDATc1f2clqEeXXd_Zj-TExOnu8e3bGoM2t0DGdydPAc/s1600/TUNG+DESEM+WARINGIN.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 307px; height: 380px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhklWCTplcrWI29AiypVY8RpbqrmiiKRn7qOkE3hka7lQAmkFIhUy_l6HJXkU-GTJBqm_VczQBxZgUXeRsRqyDy8ft4IYXoGZNqDATc1f2clqEeXXd_Zj-TExOnu8e3bGoM2t0DGdydPAc/s400/TUNG+DESEM+WARINGIN.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5674012644832132338" border="0" /></a><br /><h3 class="post-title entry-title">sumber :http://sukdan.blogspot.com/2010/07/inilah-24-prinsip-miliarder-yang.html<br /></h3><h3 class="post-title entry-title"><b>Prinsip-Prinsip Yang Mengubah Anda Dari Posisi Sekarang Menuju Posisi Yang Anda Inginkan Dengan Lebih Cepat Dan Lebih Dahsyat !!!</b><br /></h3> <i>Oleh : Tung Desem Waringin</i><br /><br />Seperti seekor lebah pada waktu dia mencari madu, tanpa disadari ketika ia sampai di bunga, dan kemudian bunga tadi diambil madunya, lebah tadi menyebarkan serbuk sari dari bunga-bunga tadi, yang membuat bunga-bunga tadi menjadi buah. Demikian juga orang yang kaya yang mencerahkan, tujuan utamanya persis seperti lebah yaitu mencari sari madunya. Efek sampingnya ternyata ia membuat kebun buah yang begitu indahnya. Orang yang kaya juga mau mencari kekayaan, tujuannya adalah mencari uang. Dalam waktu mencari uang, ternyata ia mencerahkan dan membuat dunia ini menjadi lebih baik, membuat orang lain menjadi bersemangat, membuat orang lain jadi lebih kaya, membuat orang lain hidupnya jadi lebih indah, lebih sehat, lebih bahagia.<br /><br /><b>24 Prinsip Miliarder Yang Mencerahkan</b> itu adalah :<br /><blockquote>Prinsip 1 : Membuat Nilai Tambah.<br /><br />Prinsip 2 : Faktor Kali.<br /><br />Prinsip 3 : Peluang Ada Di Mana-Mana.<br /><br />Prinsip 4 : Be, Do, Have.<br /><br />Prinsip 5 : Belajar Bukan Menyalahkan (Blame Excuses Justify).<br /><br />Prinsip 6 : "Alam Semesta Itu Berlimpah, Tidak Ada Kekurangan,<br /><br />Kecuali Di Dalam Pikiran Kita Sendiri.<br /><br />Prinsip 7 : Mereka Yang Memberi, Pasti Menerima.<br /><br />Prinsip 8 : Win - Win.<br /><br />Prinsip 9 : Selalu Open Mind Atau Terbuka.<br /><br />Prinsip 10 : Kata-Kata Berkuasa.<br /><br />Prinsip 11 : Anda Adalah Kekayaan Anda.<br /><br />Prinsip 12 : Kekayaan Adalah Kebebasan.<br /><br />Prinsip 13 : Segala Sesuatu Dimulai Dari Impian (Dreams).<br /><br />Prinsip 14 : Kejelasan Adalah Kekuasaan, Kejelasan Adalah Kekuatan.<br /><br />Prinsip 15 : Pilih Yang Menghasilkan Baru Pilih Yang Anda Sukai, Baru<br /><br />Pilih Yang Mudah.<br /><br />Prinsip 16 : Imajinasi Lebih Unggul Dari Kemauan.<br /><br />Prinsip 17 : Pertanyaan Yang Benar Menghasilkan Jawaban Yang Benar.<br /><br />Prinsip 18 : Apapun Yang Terjadi Tidak Ada Artinya Sampai Kita Sendiri Yang Memberi Arti.<br /><br />Prinsip 19 : Harmonis Antara Keinginan, Keyakinan, Dan Cara Kerja.<br /><br />Prinsip 20 : Toughts Become Things.<br /><br />Prinsip 21 : Ketuklah Maka Pintu Akan Dibukakan.<br /><br />Prinsip 22 : Berbagi Artinya Memiliki Lebih.<br /><br />Prinsip 23 : Tidak Nyaman Berarti Kita Sedang Tumbuh.<br /><br />Prinsip 24 : Milyarder Yang Mencerahkan Mempunyai Prinsip Bahwa Dia Harus Terus Belajar Dan Berkontribusi Untuk Bangsa Dan<br /><br />Negara Dan Untuk Alam Semesta.<br /><br />=============================================================<br />alamat pak Tung<br /><br /><div class="post"> <p>Kami TDW Resources Dengan Senang Hati Membantu Anda dan Perusahaan Anda Mencapai Breaktrough & Achievements. Untuk Undangan Seminar, Training Serta Coaching Bisa Menghubungi Kami Di:<span id="more-67"></span></p>===========================================<br /><br />alamat pak Tung<br /><br />Contact Name: TDW Resources<br />Contact Telephone: 021-547 6677<br />Address: Janur Hijau I Blok AA-5 No 16-17<br />Gading Serpong<br />Tangerang 15810<br />Indonesia<br /><table style="height: 110px;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="355"><tbody><tr><td><br /></td><td><br /></td></tr><tr><td><br /></td><td><br /></td></tr><tr><td><br /></td><td><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:Arial, sans-serif;"><span style="font-size:x-small;"></span></span> </span><p><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:Arial, sans-serif;"><span style="font-size:x-small;"><br /></span></span></span></p></td> </tr> </tbody> </table><br /></div></blockquote>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-71373489732252603952010-03-31T21:33:00.004+07:002010-03-31T21:38:38.221+07:00Kunci Mewujudkan Kesejahteraan dan Kebahagiaan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXhKA4VEZ7zKH9MxC0-TTA0FWOnWFtupRShLNLgnb-N7pJMDz1ezUmN35sWckXLIEIhpPD1eKuZdXUauVDzALnoX5RtN0PRuXgG8LJlt6LG61UIO_A-wu7qPl8dOwwm9RLHZ1EvwRvgW8/s1600/CAAB6NID.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 215px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXhKA4VEZ7zKH9MxC0-TTA0FWOnWFtupRShLNLgnb-N7pJMDz1ezUmN35sWckXLIEIhpPD1eKuZdXUauVDzALnoX5RtN0PRuXgG8LJlt6LG61UIO_A-wu7qPl8dOwwm9RLHZ1EvwRvgW8/s320/CAAB6NID.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454806223901311810" border="0" /></a><br /><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/DAVETE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.png" alt="" /><div class="post-header"> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2zkK2mvpvoJchLl_qR715p6KVRDfaVVhxfPL7TjA8Yd_PyY1nplxv-VvUKzkUi-OC9PaId_hehN8FGmuLDTX0-2L96cQHCGTUkJM403CrRbPP6oklwMfpGSfn05KfQl68piTqMjOTKbVA/s1600/giving.jpg"><br /></a><br /><br /><h3 class="gD" style="color: rgb(0, 104, 28);"><span email="akang_s@yahoo.com">marsudi khang</span></h3> Sekarang ini tidak jarang kita temui keluarga-keluarga yang mengalami kehancuran dalam membina rumah tangganya dan di antaranya disebabkan oleh tekanan kesulitan keuangan. Lalu bagaimana caranya agar kita mampu menangani kesulitan keuangan, sehingga kita mampu mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam diri dan keluarga?<br /><br />Menurut Anthony Robbins, salah satu kunci lain untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan adalah anda harus belajar menangani tekanan kesulitan keuangan - yang telah menghancurkan banyak orang, sampai-sampai menyebabkan ketamakan, iri hati, kebohongan atau kecurigaan. Menangani tekanan kesulitan keuangan berarti mengetahui cara memperoleh dan cara memberi, mengetahui cara mendapatkannya dan cara menyimpannya.<br /><br /> George S.Clason dalam The Richest Man In Babylon menyarankan untuk menyisakan 10 persen dari yang anda peroleh dan memberikannya kepada orang lain. Hal ini akan membuat batin anda sejahtera, bahagia dan bergairah sepenuhnya. Alasannya adalah Anda harus mengembalikan apa yang Anda ambil - disamping untuk menciptakan suatu arti bagi Anda dan orang sekitar anda. Yang paling penting, ini mengatakan , pada dunia dan subconscious anda sendiri bahwa Anda lebih dari cukup. Apabila lebih dan cukup, berarti Anda dapat memiliki apa yang Anda dan orang lain inginkan.<br /><br /> Kita harus memulai untuk memberikan 10 persen tersebut sejak kita baru memulai, karena apa yang diberikan akan menjadi seperti benih jagung. Kita harus menanamnya, bukan memakannya, dan cara terbaik menanamnya adalah memberikannya sehingga dapat berarti bagi orang lain yang benar-benar membutuhkan. Dan ketika anda menjadi jenis orang yang mencoba menemukan dan memenuhi kebutuhan orang lain, ini akan menyebabkan Anda merasa berbeda tentang siapa Anda. Dari perasaan dan keadaan seperti itu, Anda akan menjalani kehidupan dengan sikap penuh syukur dan bahagia.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2zkK2mvpvoJchLl_qR715p6KVRDfaVVhxfPL7TjA8Yd_PyY1nplxv-VvUKzkUi-OC9PaId_hehN8FGmuLDTX0-2L96cQHCGTUkJM403CrRbPP6oklwMfpGSfn05KfQl68piTqMjOTKbVA/s1600/giving.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 292px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2zkK2mvpvoJchLl_qR715p6KVRDfaVVhxfPL7TjA8Yd_PyY1nplxv-VvUKzkUi-OC9PaId_hehN8FGmuLDTX0-2L96cQHCGTUkJM403CrRbPP6oklwMfpGSfn05KfQl68piTqMjOTKbVA/s400/giving.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454805304424266306" border="0" /></a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-63644285070025860682010-03-09T06:09:00.003+07:002010-03-09T06:16:12.210+07:00Rich Dad's Conspiracy of The Rich<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1zhti3GgUlO_cxA9qq7o_ODHTudBrtzse9-S90IvxmlRNClhYCNBTsvSEf3PsuRhcm6B3AG4yR4gC8_sIvmc09YH3JhKJ706oYvOG61W4lAaRTViY8z1U8hVGgJ6w9UaFfDQwF7bRXXI/s1600-h/richdad+conspiracy+of+the+rich.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 259px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1zhti3GgUlO_cxA9qq7o_ODHTudBrtzse9-S90IvxmlRNClhYCNBTsvSEf3PsuRhcm6B3AG4yR4gC8_sIvmc09YH3JhKJ706oYvOG61W4lAaRTViY8z1U8hVGgJ6w9UaFfDQwF7bRXXI/s400/richdad+conspiracy+of+the+rich.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5446404392021472162" border="0" /></a>http://www.youtube.com/watch?v=Jj7uFpsEovA<br />http://www.youtube.com/watch?v=p0mVo86R52w<br /><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"><i>Rich Dad's Conspiracy of The Rich: 8 Aturan Baru Uang</i>berbagi pandangan Robert Kiyosaki tentang perekonomian global dan menggali kenapa orang mendapati diri mereka mengalami kesulitan dalam masa gonjang-ganjing keuangan ini. Dia memberikan solusi atas masalah keuangan dan menjelaskan penyebab kekacauan perekonomian sekarang ini serta cara menyingkirkannya. <i>Conspiracy of The Rich: 8 Aturan Baru Uang</i> menunjukkan apa yang terlihat sebagai masa terburuk sebenarnya adalah suatu peluang dan kesempatan bagi orang untuk berinvestasi dalam pendidikan keuangan.<br /><br />BERDASARKAN BUKU INTERAKTIF PERTAMA ROBERT KIYOSAKI<br /><br />Robert Kiyosaki, penulis buku keuangan pribadi terlaris pertama sepanjang masa, Rich Dad Poor Dad, membawa pendekatan baru yang inovatif dalam buku ini. Buku ini awalnya disajikan secara online, bab demi bab. Pembaca yang sudah menerapkan prinsip-prinsip Ayah Kaya dalam kehidupan-juga pembaca yang mengalami kesulitan dalam situasi perekonomian yang membuat depresi ini-diundang berpartisipasi serta memberikan masukan. Edisi ini merupakan hasil proses interaktif itu-dan menyertakan komentar-komentar pembaca yang relevan.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-30278865020813777022010-03-09T05:59:00.001+07:002010-03-09T06:01:53.877+07:00buku baru Cara Gampang Bermain Sahamada di gramedia<br /><table class="contentpaneopen"><tbody><tr><td colspan="2" valign="top" width="70%" align="left"><br /></td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="createdate" valign="top"><br /></td> </tr> <tr> <td colspan="2" valign="top"> <br /><table class="\ htmtableborders" style="width: 383px; height: 130px;" border="0"><tbody><tr><td>Judul </td><td>:</td><td>Cara Gampang Bermain Saham</td></tr><tr><td>Penulis</td><td>: </td><td>Joko Salim, S.Kom,SE </td></tr><tr><td>Tebal </td><td>: </td><td>viii+176 hal</td></tr><tr><td>Ukuran</td><td>: </td><td>14 x 21 cm </td></tr><tr><td>ISBN </td><td>: </td><td>979-065-053-1</td></tr><tr><td>Harga </td><td>: </td><td><br /></td></tr></tbody></table><br /><img src="http://visimediapustaka.com/images/stories/cara-gampang-bermain-saham.jpg" vspace="6" width="200" align="left" border="0" height="300" hspace="6" /><span style="font-weight: bold;"></span>Jangan pernah bermain saham jika Anda belum membaca buku ini!<br />Buku ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh<br />siapa pun yang hendak melakukan transaksi saham.<br /><br />Dengan membaca buku ini, dipastikan Anda tidak akan ditipu oleh para broker saham yang hanya mengejar komisi. Semua langkah dan strategi berivestasi saham dijelaskan setahap demi setahap. Gampang dan jelas. Siapa pun Anda, setelah membaca buku ini, pasti bisa melakukan investasi saham. Lebih mantap dan lebih untung.<br /><br />Segeralah menuju ke kasir untuk membeli buku ini. Lebih cepat lebih baik. Jika Anda masih saja menundanya, harga saham akan semakin bergerak naik. Anda akan kehilangan kesempatan untuk men- dapatkan keuntungan besar.<br />Membeli buku ini adalah investasi terbaik sebelum Anda berinvestasi dalam bentuk saham. Selanjutnya, tentu saja saham-saham di bursa sedang menanti untuk Anda beli dan jual. Bermain saham itu gampang, siapa pun bisa melakukannya. Buktikan sendiri! </td></tr></tbody></table>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-80444846262194300672010-01-31T19:24:00.006+07:002010-01-31T19:33:44.270+07:003 buku saham yang perlu dibaca<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZgxGTFAjIYwm0sARzDay2mJWV8txrzCfia5VAdZC5r0Ba-HhvsyYdRp9yqAeUuQX8f1eTUyHsFs8qiEyA3YgGoWCvdAq_ED-hbRWInUyOFLC5DqblnQ943vsNm64rPFmvKfM6eewlP-M/s1600-h/the+secrets+of+investment+legends.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 280px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZgxGTFAjIYwm0sARzDay2mJWV8txrzCfia5VAdZC5r0Ba-HhvsyYdRp9yqAeUuQX8f1eTUyHsFs8qiEyA3YgGoWCvdAq_ED-hbRWInUyOFLC5DqblnQ943vsNm64rPFmvKfM6eewlP-M/s400/the+secrets+of+investment+legends.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5432880785098045970" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyEeIA85QyHdP0ITZQmEXjWXzx5MCHz77r_pOqUTRcF-EkiOBZ5hbYJajvjhkNNhlJILfLlTZJhowkOQVLZzE8Rtyh2kPC3iSpZtJp-29_FfG9o4ImVN9lQgIFobpl_ENa_Ulpr1-9UvQ/s1600-h/kaya+dari+bermain+saham.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 238px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyEeIA85QyHdP0ITZQmEXjWXzx5MCHz77r_pOqUTRcF-EkiOBZ5hbYJajvjhkNNhlJILfLlTZJhowkOQVLZzE8Rtyh2kPC3iSpZtJp-29_FfG9o4ImVN9lQgIFobpl_ENa_Ulpr1-9UvQ/s400/kaya+dari+bermain+saham.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5432880295356659906" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW-E3hYOPjQE2sDb3vEMX5JRtH1TS_Fpjl-9aYq34f-T6uYVC06rzrZdqBedIK4tlOOXjXv3F9JdlI_DpuN6t663vNsop4Um8gKuCcmluKawOdzTxf-hVeZQPKtdKjbA7la3AnempkaBQ/s1600-h/cover+belakang+kitab+suci+pemain+saham.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 282px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW-E3hYOPjQE2sDb3vEMX5JRtH1TS_Fpjl-9aYq34f-T6uYVC06rzrZdqBedIK4tlOOXjXv3F9JdlI_DpuN6t663vNsop4Um8gKuCcmluKawOdzTxf-hVeZQPKtdKjbA7la3AnempkaBQ/s400/cover+belakang+kitab+suci+pemain+saham.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5432879874811038594" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_q6d70VSiMljyR5YOU2RoU0xXTGWk0UfHjxXdDYrlf8_TZQ6OJYZYYViCFbLDNrETgBKRhvom-camEXxUQ-b_NtmxOGXDritd3XRdL4sbezaco6aVxE9VRtgde-KypeFfnzbh10ZAag4/s1600-h/daftar+isi+1.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 231px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_q6d70VSiMljyR5YOU2RoU0xXTGWk0UfHjxXdDYrlf8_TZQ6OJYZYYViCFbLDNrETgBKRhvom-camEXxUQ-b_NtmxOGXDritd3XRdL4sbezaco6aVxE9VRtgde-KypeFfnzbh10ZAag4/s400/daftar+isi+1.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5432879569879396370" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpHIdin9FZwggq5FWss48GeB6a9f307Y_AZUpnJIzbLh1ri_FOi1RNgsCiRfvaxrYufcYWcMMoxC_scrpoJb1ZaItHRGEX8EuUnfiiHmBVTtYbyLztJo6LrgB1tzOLN97k8eMTiE-EQFU/s1600-h/daftar+isi+2.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 310px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpHIdin9FZwggq5FWss48GeB6a9f307Y_AZUpnJIzbLh1ri_FOi1RNgsCiRfvaxrYufcYWcMMoxC_scrpoJb1ZaItHRGEX8EuUnfiiHmBVTtYbyLztJo6LrgB1tzOLN97k8eMTiE-EQFU/s400/daftar+isi+2.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5432879411229116066" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxOkv7vaC9xkEmpPXSCN9NxmCldzXuaAQIxgGn2EXFIyJAzvmAXlH_rBGD4VpLSVSMSR2p3ZIPUmX3Yaft_F5A5W8yDnjDNLLQhBzNU1gJnYtx_V7dzT4wqgvtiEdMVIvZ_c1kZQFB-Tg/s1600-h/kitab+suci+pemain+saham.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 279px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxOkv7vaC9xkEmpPXSCN9NxmCldzXuaAQIxgGn2EXFIyJAzvmAXlH_rBGD4VpLSVSMSR2p3ZIPUmX3Yaft_F5A5W8yDnjDNLLQhBzNU1gJnYtx_V7dzT4wqgvtiEdMVIvZ_c1kZQFB-Tg/s400/kitab+suci+pemain+saham.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5432879118290911522" border="0" /></a>BUKU yang bisa menambah wawasan anda tentang dunia saham<br />bisa didapat di gramedia<br />semoga bergunaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-17172910416844344742009-12-07T06:13:00.002+07:002009-12-07T06:16:44.334+07:00LAPORAN KEUANGAN ALA KIYOSAKI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcahXj-yzkoEkJ71WtJtdMhLdu8va9jT5fNJPg5CXA5t1U4dhZBjRjU3oyWB4lRkjdrsYozdbGud4eXS6bSR9XPqFERxmtWEcUQGni-bLgAO2TGSV5J7-RRVZKSweqUo4W1erBUkXRqic/s1600-h/ROBERT+AND+DONALD.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 254px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcahXj-yzkoEkJ71WtJtdMhLdu8va9jT5fNJPg5CXA5t1U4dhZBjRjU3oyWB4lRkjdrsYozdbGud4eXS6bSR9XPqFERxmtWEcUQGni-bLgAO2TGSV5J7-RRVZKSweqUo4W1erBUkXRqic/s400/ROBERT+AND+DONALD.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5412266058331485794" border="0" /></a><br />ditulis oleh: MARSUDHI KANG<b><br /></b><b><span></span></b><i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Becoming Wealth</span></i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >, menurut pandangan semua ahli keuangan sangat menekankan pentingnya Laporan keuangan yang positif - <span> </span>yang nantinya akan mencerminkan total asset dan income yang anda miliki beserta semua kewajiban hidup anda yang di asumsikan mampu <span> </span>untuk menunjang kehidupan pensiun anda (dengan atau tanpa perlu bekerja lagi).</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span> </span>Berdasarkan semua buku yang di <i>release </i>Robert T.Kiyosaki, salah seorang pakar <i>Predictor-financial</i> , perlu adanya laporan keuangan yang memisahkan secara jelas antara <i>asset , income, expense</i> dan <i>liability</i>. Yang mana esensi laporan keuangan ini <i>totally</i> berbeda dengan laporan keuangan akuntansi umumnya. Bahkan bertolak belakang maknanya dengan arti menurut ilmu akuntansi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Kiyosaki membagi laporan keuangan menjadi 2 <span> </span>kategori besar yaitu :</span></p> <p style="text-align: justify;"><i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span>1.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span></i><i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Cashflow</span></i></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Menurut ilmu Kiyosaki <b>C<i>ashflow</i></b> di bagi menjadi :</span></p> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span>-<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span> </span><i>Income </i>(Penghasilan) meliputi <i>Salary/Royalties/Interests</i> dan semua penghasilan yang di dapat dengan menukarkan waktu anda - langsung maupun tidak langsung.<span> </span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span>-<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Expenses </span></i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >(Biaya) meliputi semua biaya hidup anda dan keluarga anda, beserta semua cicilan <i>asset</i> anda (bergerak ataupun tidak bergerak). </span></p> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" > </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span>2.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Harta</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span> </span><i><span> </span><span> </span></i>Menurut ilmu Kiyosaki <b>Harta</b> di bagi menjadi<i> :<span> </span><span> </span></i></span></p> <p style="margin: 0in 0.2in 10pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span>-<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Asset<span> </span></span></i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >yaitu semua hal/<i>tools</i> yang menyebabkan pemasukan (<i>income</i>) <i>cashflow</i> anda. Aset ini bisa mencakup diri anda, orang terdekat yang ikut memikul beban keluarga, rumah/mobil yang tersewakan, royalties dari barang ciptaan, deviden saham, bunga bank, pembagi hasil <i>fee</i> atas <i>Coaching</i> anda.</span></p> <p style="margin: 0in 0.2in 10pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span>-<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Liability </span></i><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span> </span><span> </span>yaitu semua kewajiban yang masih menjadi beban anda untuk senantiasa menyebabkan pengeluaran <i>cashflow</i> anda. Harta kewajiban ini mencakup cicilan rumah, cicilan mobil, pembayaran iuran <i>Unitlink, </i>dana pensiun tahunan, kewajiban biaya hidup keluarga.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.2in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.2in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" ><span> </span>Menurut Kiyosaki, untuk mencapai keadaan <i>Financial freedom</i> maka anda disarankan untuk mensiasati laporan keuangan ini agar selalu mencapai Pos<i>itif Cashflow </i>yaitu <i>Income</i> lebih besar dari <i>Expenses</i>. Jika suatu saat anda mencapai posisi <i>negatif cashflow</i> maka di sarankan untuk melunasi dan me<i>minimize</i> hutang berikut biaya yang tidak perlu, <span> </span>serta memperbesar <i>Income</i>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.2in; text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;font-size:10pt;" >Jadi selalu prioritaskan investasi pada <i>Asset</i> agar <i>income</i> anda meningkat….</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-68509297172505472512009-11-01T06:48:00.001+07:002009-11-01T06:49:55.104+07:00money ilussion<p><a href="http://kipsaint.com/" title="Duit alias Uang"><img src="http://kipsaint.com/wp-content/uploads/2007/12/aaaaaaaaaaaaaa.jpg" alt="aaaaaaaaaaaaaa" width="194" align="left" height="146" hspace="10" /></a>Jika saat ini menyimpan uang pada deposito perbankan, perlukah peduli tentang topik ini? he…</p> <p>Money Illusion, Ilusi uang.</p> <p>Cerita kurang lebihnya mungkin seperti ini. Uang Rp 300 juta didepositokan di bank dengan bunga 10% pertahun. Berarti bunga bersihnya 8% karena ada pajak 20% atas bunga.</p> <p>Setelah lima tahun uang sudah beranak pinak menjadi sekitar Rp 440,8 juta. Jika nominal uang dipakai sebagai ukuran, maka uang bertambah banyak hampir satu setengah kali lipat. Permasalahannya: apakah berarti pula telah beruntung satu setengah kali lipat dari lima tahun sebelumnya?</p> <p><span id="more-115"></span></p> <p>Mungkin bisa termasuk salah satu yang serta merta menjawab ‘ya’, karena Rp 440,8 juta memang hampir satu setengah kali Rp 300 juta. Seorang Ekonom tidak akan serta merta menjawab ‘ya’. Karena hal ini bisa jadi sedang merugi. Tengoklah dahulu seberapa besar peningkatan harga-harga barang selama lima tahun itu.</p> <p>Jika tahun ini kita dapat membeli sepiring nasi goreng Rp 5 ribu. tetapi lima tahun ke depan harga sepiring nasi goreng yang sama menjadi Rp 10 ribu, maka seorang ekonom akan menjawab hal ini merugi. Jika harga barang-barang lain bergerak hampir sama sebagaimana nasi goreng tadi, berarti selama lima tahun itu harga telah meningkat dua kali lipat.</p> <p>Berarti walaupun jumlah nominal uang naik satu setengah kali lipat menjadi Rp 440,8 juta, sejatinya nilai riil uang tersebut tinggal Rp 220,4 juta. Lebih rendah dari uang semula yaitu Rp 300 juta. Dalam hal ini berarti merugi. Ini gambaran sederhana ilusi uang. Seseorang mungkin merasa nyaman, berflkir kekayaannya tidak berkurang, bahkan merasa meningkat beberapa lipat, padahal sedang merugi, tanpa disadari. Fenomena ini dialami oleh banyak orang.</p> <p>Skenario yang kita susun di atas memang terkesan ekstrim: selama lima tahun harga meningkat dua kali lipat, Ini memang untuk memudahkan kita segera menangkap fenomena tipuan nominal uang kekayaan kita. Walaupun begitu, ini mungkin hanya sebagai contoh saja. Dari catatan lama, situasi seperti ini pernah terjadi pada perekonomian Inggris sekitar 1975-1980. Inflasi sangat tinggi di atas 15%, sementara suku bunga simpanan maupun pinjaman sekitar 7% – 8%.</p> <p>Dalam situasi inflasi tinggi sementara suku bunga bank rendah sebagaimana skenario kita tadi, alih-alih disimpan dalam deposito, akan lebih bijak jika uang Rp300 juta dibelikan rumah (apa iya? maklum kebelet pengen punya rumah nih). Bertahan dengan skenario yang sama, maka setelah lima tahun harga rumah menjadi Rp 600 juta. Harus diingat, dalam skenario kita, harga meningkat dua kali lipat selama lima tahun, sehingga kita anggap kenaikan harga rumah segaris dengan harga barang lain.</p> <p>Secara nominal uang membengkak dua kali lipat dari Rp 300 juta menjadi Rp 600 juta selama lima tahun, tetapi sebenarnya hanya dalam kondisi impas. Pasalnya, nilai riil uang pada saat itu bukan Rp 600 juta tetapi Rp 300 juta. Walaupun tidak untung, situasi ini lebih balk dibanding menyimpan uang pada deposito, yang dalam contoh di atas nilai riil uang turun menjadi Rp 220,4 juta. Hitung-hitungan kita ini juga belum memasukkan tambahan keuntungan dari nilai sewa rumah selama lima tahun.</p> <p>Kini kita tahu kenapa sering kita dengar orang mengatakan: salah satu keunggulan investasi di sektor properti adalah kemampuannya meredam infiasi. Cerita sederhana di atas itulah penjelasannya.</p> <p>Semoga dari tulisan ini tidak disalahpahami bahwa investasi pada properti pasti lebih untung dibanding deposito. Bukan demikian, Dengan menggunakan kerangka pikir ilusi uang, tentu akan lebih bijak menentukan pada jenis investasi apa uang harus diparkir.</p> <p>Pemahaman fenomena ilusi uang juga membantu kita menjelaskan kenapa makin hari uang gaji kita makin tidak cukup untuk kebutuhan sebulan. Tiga tahun lalu kita masih bisa menyisihkan sebagian untuk cadangan. Sekarang, untuk bisa tidak tombok saja perlu perjuangan ekstra.</p> <p>Bagi yang telah terlanjur menganggap istri makin boros, ada baiknya berpikir ulang, Hati-hati. Boleh jadi terkena ilusi uang: merasa penghasilan tidak mengalami penurunan, padahal sebenarnya turun dari segi kemampuan daya belinya. Wallahualam.</p>sumber : http://kipsaint.com/isi/money-illusion.htmlUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-63917600944419188412009-11-01T06:42:00.001+07:002009-11-01T06:44:10.844+07:00FINANCIAL FREEDOM,makna kaya dan makmur<p><a href="http://kipsaint.com/isi/financial-freedom-makna-kaya-dan-makmur.html" title="Hanya ini" target="_blank"><img src="http://kipsaint.com/wp-content/uploads/2008/01/duitku-1.jpg" alt="Duit ku" width="140" align="left" height="106" hspace="10" /></a>Demi asa tersisa, mengacuhkan segala situasi yang ada, mencoba menunjukan bahwa betapa besar hasrat untuk dapat meraih kebebasan finansial. Dari gambar yang ada, kasihan banget ya, cuma serebu perak lebih dikit tuh, kalaupun ada yang sudi menambahkan, gak malu kok, dengan senang hati silahkan he….</p> <p>Mencoba mengupas masalah finansial rasanya cukup perlu, ini hanya sekedar mengingatkan pada diri sendiri saja, dengan harapan menjadi motivasi untuk dapat memahami dan me-<em>manage</em>masalah finacial dengan baik. Syukur-syukur dapat bermakna bagi yang sudi membacanya he…</p> <p><a href="http://kipsaint.com/isi/financial-freedom-makna-kaya-dan-makmur.html" title="Duit Impian" target="_blank"><img src="http://kipsaint.com/wp-content/uploads/2008/01/money.jpg" alt="money" width="135" align="left" height="135" hspace="10" /></a>Saya rasa dalam hidup ini bukanlah hal yang ganjil jika semua dari kita ingin kaya, apalagi jika di pandang dari sudut umum realitas kehidupan yang berjalan. Dengan cakupan global yang tidak memandang segi kelas pada masyarakat, baik yang memahami detail mengenai makna kaya yang sebenarnya ataupun bagi yang belum memahaminya dimana mengidentikan makna kaya itu hanya pada harta benda belaka. Bagi yang berwawasan luas pemahamannya mungkin sudah diluar kepala. Disini hanya mencoba menuangkan sedikit gambaran yang tersirat dalam benak (persepsi atau asumsi yang tidak pasti) mengenai apa bedanya kaya (<em>rich</em>) dan makmur (<em>wealthy</em> )?</p> <p><span id="more-311"></span></p> <p>Kaya biasanya didefinisikan memiliki aset atau harta yang relatif lebih banyak daripada orang kebanyakan. Misalnya orang yang mampu mempunyai rumah yang harganya ratusan juta rupiah, atau bahkan bernilai miliaran rupiah dapat disebut kaya. Seharusnya, yang lebih bijak mendefinisikan kaya itu sebagai gambaran dari aset bersih yang dimiliki seseorang. Maksudnya, harta yang dimiliki itu harus dikurangi dengan utangnya. Sementara saat ini, sebuah zaman yang marak dengan kartu kredit, banyak orang yang kelihatan kaya, sebenarnya mungkin tidak kaya, jika aset bersihnya relatif minim dan sebagian besar asetnya dibiayai dengan utang. Siapa ya?</p> <p>Mengenai definisi makmur, menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya<em>Cashflow Quadrant</em> (1998), adalah lamanya seseorang dapat mempertahankan standar hidupnya tanpa dia atau anggota keluarga lain harus bekerja.</p> <p>Kemakmuran merupakan kemampuan aliran kas dari aset produktif atau penghasilan pasif seseorang yang memenuhi standar kehidupan normalnya. Jika satuan kekayaan adalah rupiah, satuan kemakmuran adalah waktu (bulan).</p> <p>Sebagai contoh, jika pengeluaran bulanan Anda 5 juta rupiah dan aset likuid lOO juta rupiah, kemampuan untuk bertahan hidup normal tanpa harus bekerja adalah 20 bulan. Jika aset itu produktif, akan mampu bertahan lebih lama yakni lebih dari 20 bulan.</p> <p>Jika aset mampu menopang kehidupan selama beberapa dekade kedepan atau menghasilkan kas lebih dari 5 juta per bulan dalam contoh diatas, maka dikatakan telah mencapai kebebasan finansial (<em>financial freedom</em>). Kapan pun tidak akan tergantung pada siapapun dalam soal keuangan.</p> <p>Menurut Kiyosaki pula, orang kaya belum tentu makmur, apalagi bebas finansial. Yang ingin kita raih adalah bukan kekayaan, tetapi kebebasan finansial.</p> <p>Jika kebanyakan orang berpikir permasalahan utama hidup adalah uang, sehingga dianggapnya uang akan lebih banyak memecahkan masalah, mungkin tidak selalu benar. Karena yang terjadi, saat penghasilan naik, pengeluaran hidup pun meningkat, apalagi bagi yang memiliki kartu kredit, jika penggunaan kartu kredit itu aktif, akan mengakibatkan utang yang membengkak. Jadi dalam hal ini menunjukan bahwa uang tidak selalu menjadi alat pemecahan masalah, karena bertambahnya utang sehingga menjadikan semakin jauh dari kebebasan finansial.</p> <p>Mungkin yang terpenting adalah bukan berapa banyak uang yang dapat dihasilkan, melainkan berapa banyak uang yang dapat disimpan dan berapa lama uang itu dapat membiayai kehidupan kita. Andai saja tidak memahami cara pengendaliannya, meskipun jumlahnya jutaan dolar AS (ekuivalen dengan miliaran rupiah), uang akan masuk dan keluar dengan begitu cepatnya. Tanpa memikirkan untuk membeli aset produktif seperti saham, obligasi, atau properti untuk disewakan, melainkan akan membeli rumah yang lebih besar dan mobil yang lebih mewah, yang ujung-ujungnya, uang akan segera habis dan utang kembali muncul.</p> <p>Salah satu contoh yang mungkin masih diingat yaitu kisah Mike Tyson, juara dunia tinju yang jatuh miskin, hanya beberapa tahun setelah dia tidak lagi bertanding. Saat jayanya, Mike mampu menghasilkan jutaan dolar AS hanya dari sekali bertanding.<br />Mungkin salah satu penyebabanya mungkin kurang memahami kecerdasan finansial. Masalahnya pemahaman mengenai uang ini tidak diajarkan di sekolah. Sekolah hanya menekankan kemampuan skolastik dan profesional, dan bukan kemampuan keuangan yang merupakan ilmu menghadapi kehidupan yang diperlukan semua orang, atau pembelajaran <em>personal finance</em> yaitu bidang ilmu yang sangat diperlukan untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.</p> <p>Jika banyak sekali orang yang hidupnya sangat dikuasai uang. Sepatutnya yang bijak itu adalah kita yang menguasai uang, bukan dikuasai uang. Jika rumah yang harganya ratusan juta rupiah sudah nyaman, buat apa beli rumah baru yang lebih besar dengan harga miliaran rupiah? Jika mobil yang masih berumur dua tahun sudah memberikan banyak kemudahan, buat apa memaksakan diri membeli mobil baru yang lebih mahal dengan berutang?</p> <p>Kalau saja kita telah mampu dalam hal keuangan, sudah seharusnyalah membeli aset produktif, bukan aset konsumtif. Karena aset produktif mendatangkan kas masuk sedangkan aset konsumtif menyebabkan kas keluar.</p> <p>Rumah dan mobil lebih tepat dikelompokkan sebagai kewajiban dan bukan aset. Terkecuali rumah atau properti yang dapat disewakan dengan memberikan return tahunan adalah investasi, tetapi rumah yang ditinggali atau yang tidak disewakan adalah kewajiban. Membeli rumah yang lebih besar atau mobil baru dapat dilakukan setelah mencapai kebebasan finansial tentunya dengan menggunakan penghasilan pasif dari saham, obligasi, usaha, dan properti yang dimiliki.</p> <p>Pada intinya, kunci menuju kebebasan finansial adalah mampu mengendalikan diri dan dapat memisahkan keinginan dari kebutuhan. Uang tidak akan pernah menyelesaikan masalah jika selalu terobsesi untuk memenuhi semua keinginan, sedangkan kebebasan finansial adalah hasil proses mental dalam memandang dan memahami uang. Membuat uang ‘bekerja’ itulah yang harus dicapai sehingga mejadikan bebas finansial. Amiin.</p>sumber : http://kipsaint.com/isi/financial-freedom-makna-kaya-dan-makmur.htmlUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-62977530992873980892009-06-21T05:11:00.002+07:002009-06-21T05:17:17.595+07:00Emas Sebagai Alternatif Investasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq3FS0yguVNOz4OPoyEoYt2yeNTu_Gpk6g5WimrVktza8NCATRObmbvJmZ4j4doKi8f69OuAJOmtUjF-uaNbxDRW132Mh0EEs228Ma97t9HOFWxjy-xiJc5azaIrx4d1rKxzCIsEafZ24/s1600-h/emas.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 250px; height: 186px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq3FS0yguVNOz4OPoyEoYt2yeNTu_Gpk6g5WimrVktza8NCATRObmbvJmZ4j4doKi8f69OuAJOmtUjF-uaNbxDRW132Mh0EEs228Ma97t9HOFWxjy-xiJc5azaIrx4d1rKxzCIsEafZ24/s400/emas.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5349537334576005602" border="0" /></a><br /><p style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><b><span style="line-height: 150%;font-size:14;" >MARSUDI KANG<br /></span></b></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" ><span> </span>Di tengah memburuknya kondisi pasar saham dan properti Amerika, banyak investor yang tertarik untuk memindahkan investasi mereka ke investasi emas. Ada dua cara bagi investor untuk <strong><span style="font-family:Tahoma;">"Investasi Emas",</span></strong> yaitu :</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" ><br /><strong><span style="font-family:Tahoma;">1. Investasi Emas secara langsung</span></strong><br /><span> </span>Investor membeli emas secara langsung atau riil. Investor bisa membeli emas batangan, koin<span> </span>emas, atau perhiasan emas.<br /><strong><span style="font-family:Tahoma;">2. Investasi Emas secara tidak langsung</span></strong><b><br /><span> </span></b>Investor dapat berinvestasi melalui paper asset yang berhubungan dengan emas, seperti :</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" ><span> </span>saham perusahaan penghasil emas dan futures emas.<br /><br /></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Kedua cara investasi emas ini memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Mana yang anda pilih ?</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Di saat harga minyak melonjak maka nilai emas atau logam mulia pun melonjak dahsyat. Bulan Juli 2008 Kemarin Harga Logam Mulia ini dijual di kisaran harga 988 USD per troy ounce. Merupakan harga tertinggi dalam sejarah, bagi Anda yang memiliki orang tua suka membeli emas, maka saat itu merupakan hasil dari investasi mereka bertahun-tahun.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Seperti kita ketahui Emas merupakan salah satu pilihan investasi bagi banyak orang. Lebih baik daripada menyimpan uang di Bank, maka investasi emas atau logam mulia merupakan investasi jangka Panjang. Ada yang mengatakan beli atau timbun Emas sekarang, dan tukarkan ke properti di masa depan.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Ini dikarenakan nilai emas yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun menjadikan investasi ini primadona bagi kebanyakan orang.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><strong><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Satuan Logam Mulia </span></strong></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Logam mulia yang dimaksud disini adalah emas 24 karat bukan emas perhiasaan. Jika Anda invest emas perhiasan, walaupun nilainya juga akan meningkat namun untungnya tidak sebanyak jika Anda membeli emas batangan. Karena ada perhitungan biaya produksi dan emas yang digunakan tidak murni pada Emas perhiasan.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Satuan yang sering digunakan dalam perdagangan emas didunia adalah 1 <em><span style="font-family:Tahoma;">Troy Ounce</span></em>, yaitu 31.1 gram. Kita juga mengenal ukuran atau satuan ounce pada makanan sebesar 28.35 gram. Dan satuan warisan penjajahan belanda, yaitu 1 ons sama dengan 100gram.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Contoh perhitungan harga emas dunia. Pada bulan September ini harga emas mencapai level terendah tahun ini yaitu 736 USD per 1 Troy ounce. maka harga per gramnya adalah 736/31.1 = 23.66 USD per gram atau sekitar 225ribu Rupiah. Patokan kurs dollar Rp. 9.500 per dollar Amerika.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><strong><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Bagaimana cara mengecek harga Logam mulia atau emas</span></strong></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Jika anda serius berbisnis emas, maka Anda perlu untuk memantau perkembangan harga emas dari waktu ke waktu. Ada 2 cara yaitu menggunakan software Metatrader yang biasa digunakan oleh trader forex atau dengan mengakses situs <a href="http://logammulia.com/" target="_blank">http://logammulia.com/</a>.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Saat ini kisaran emas adalah sekitar Rp.310-330 ribu dan merupakan harga yang bagus untuk membeli Emas. Walaupun kebanyakan toko atau pedagang emas mengatakan stok habis karena mereka mungkin membeli emas di harga tertinggi kemarin.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Namun jika Anda jeli Anda masih bisa menemukan pedagang emas yang memiliki stok saat ini. Perlu diingat untuk selalu berhati-hati dalam transaksi jual beli emas. Karena banyak penipuan dan rawan kejahatan perampokan.</span></p> <p style="line-height: 150%;"><strong><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Ada</span></strong><strong><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" > beberapa tips ketika Anda membeli emas</span></strong></p> <ol start="1" type="1"><li style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Bandingkan harga secara online maupun offline. Biasanya pedagang emas mencari untung sekitar 10ribu-15ribu dari harga saat ini.</span></li><li style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Beli emas dalam pecahan kecil contohnya 5 gram, 10 gram, 20 gram atau 50 gram. Sehingga memudahkan Anda dalam bertransaksi.</span></li><li style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Usahakan pada emas tertera logo Logam Mulia dan sertifikat. Kalau tidak ada cukup surat dari toko yang bersangkutan mengenai emas yang Anda beli, seperti karat dan jumlah gramnya.</span></li><li style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" >Jika anda memiliki toko langganan, Anda bisa bertransaksi lewat telepon dan barang dikirim ke rumah Anda.</span></li></ol> <p style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Tahoma;font-size:10;" > Selain di toko-toko khusus penjualan perhiasan, peminat emas kini bisa membeli langsung logam mulia ini ke produsennya PT Aneka Tambang Tbk. Perusahaan BUMN ini menawarkan beragam investasi emas mulai 1 gram hingga jenis batangan yang kiloan.<br /><br />Investasi emas sangat strategis untuk investasi jangka panjang. Emas juga dinilai lebih aman ketimbang valas dan saham karena tidak terlalu fluktuatif. Apalagi harga emas juga cenderung naik karena kebutuhan emas dunia yang terus meningkat.<br /><br />Investasi emas juga paling praktis karena bisa dilakukan semua golongan mulai dari ibu rumah tangga, pekerja bergaji pas-pasan atau profesional karena emas bisa dibeli mulai dari 1 gram.<br /><br />Namun investasi emas tidak cocok untuk jangka pendek seperti saham dan valas karena pergerakannya tidak seatraktif saham atau valas. Kenaikan harga emas cenderung pelan untuk jangka pendek.<br /><br />Merespons tingginya animo masyarakat terhadap logam mulia, Antam sejak beberapa tahun terakhir telah membuka gerai khusus untuk pembeli ritel.<br /><br />Gerai logam mulia Antam, merupakan salah satu pasar spot emas yang bisa digolongkan tempat yang tepat untuk melakukan transaksi emas.<br /><br /></span></p> <span style=";font-family:Tahoma;font-size:10;" >( </span><em><span style=";font-family:Tahoma;font-size:9;" >disarikan dari berbagai sumber</span></em><span style=";font-family:Tahoma;font-size:9;" > </span><span style=";font-family:Tahoma;font-size:10;" >)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-25896412351614933352009-03-28T20:45:00.006+07:002009-03-28T21:19:50.828+07:00Di Mana Mengasah Kecerdasan Finansial ?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCUii30kRNLltFX0zRbyxUybhi7MgUEfCkYdj0rkJjBXJAJHXYA-z4xv86gVDuC-ucimA9RdVHwCZeErY1NdT1KWXjULm8d3T7uVglOtQ0UhS34bLzcNfu99XbxgVuPaMcEwK7F662DGQ/s1600-h/cv1412078938.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 162px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCUii30kRNLltFX0zRbyxUybhi7MgUEfCkYdj0rkJjBXJAJHXYA-z4xv86gVDuC-ucimA9RdVHwCZeErY1NdT1KWXjULm8d3T7uVglOtQ0UhS34bLzcNfu99XbxgVuPaMcEwK7F662DGQ/s200/cv1412078938.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5318242534239654722" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPFvxA_6Ig-zh6T_dMHG4QROZeovcu34OPVdjQek9Vx0wFkyxq1UK3lWE5Gq2NupD0mOGeWmFEUT3IYRfiIlvjwCdxTdc3l8tdl0JA55zbSmgyvUcBNaK0Q7YCPUkwwDMIoVz0ytI1vE8/s1600-h/fiq.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 132px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPFvxA_6Ig-zh6T_dMHG4QROZeovcu34OPVdjQek9Vx0wFkyxq1UK3lWE5Gq2NupD0mOGeWmFEUT3IYRfiIlvjwCdxTdc3l8tdl0JA55zbSmgyvUcBNaK0Q7YCPUkwwDMIoVz0ytI1vE8/s200/fiq.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5318241781288691714" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><p style="text-align: center;" align="center"><b><span style=";font-family:";font-size:16;" >Di Mana Mengasah</span></b></p> <p style="text-align: center;" align="center"><b><span style=";font-family:";font-size:16;" >Kecerdasan Finansial ?</span></b></p> <p><span style=";font-family:";" > </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><span> </span>Marsudi Kang<br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" >Pendidikan skolastik dan profesional tidak mengajarkan kitab<span style="color:black;"> cerdas secara finansial. Kita belajar akunting di sana. Namun kita disiapkan untuk jadi </span></span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >book-keeper </span><span style=";font-family:";color:black;" >bagi aset-aset orang lain. Kita tidak belajar untuk mengembangbiakkan aset sendiri. Para guru dan dosen mengajari kita bekerja untuk mencari uang, bukan menciptakan uang. Di sekolah, kita belajar menjadi pegawai yang baik, taat, loyal, dan produktif. Di kampus, kita dipersiapkan menjadi sekrup-sekrup dari mesin uap milik orang lain. Di berbagai kursus, terang-terangan kita dilatih bekerja untuk orang lain. Tak satu pun yang mengajari kita bebas secara finansial. Itulah kelemahan sistem pendidikan kita sekarang. </span></p> <p><span style=";font-family:";color:black;" > </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" >Tapi, hanya karena sekolah tidak menyediakan tempat bagi kecerdasan finansial di dalam kurikulum, apakah kita lantas tidak mengajarinya ? Kita harus tetap mempelajarinya. Mungkin secara langsung di dunia nyata. Mungkin juga kita mempelajarinya secara empirik, dengan pengalaman konkret. Atau, mungkin kita bisa memetik pelajaran dari pengalaman orang lain, entah pengalaman gagal atau sukses.</span></p> <p><span style=";font-family:";color:black;" > </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:red;" >Belajar dari Dunia Nyata</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" ><span> </span>Banyak orang cerdas secara finansial setelah bertahun-tahun berkecimpung di alam nyata. Mereka tahu nikmatnya </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >passive income</span><span style=";font-family:";color:black;" >, lantas terus mencoba meningkatkan aset produktif untuk memperbesar pipa saluran kekayaan. Mungkin awalnya tidak sengaja, tetapi setelah berhasil menemukan polanya, mereka menjadi ketagihan. Memang, tidak semua pengalaman itu manis. Ada pula yang harus lebih dulu jatuh bangun dan babak belur, sebelum akhirnya bisa membalikkan kegagalan menjadi kesuksesan. Walaupun harus jatuh bangun terlebih dahulu, mereka masih lebih mendingan dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya. </span></p> <p><span style=";font-family:";color:black;" > </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" >Para pemilik bisnis </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >(business owner) </span><span style=";font-family:";color:black;" >dari berbagai perusahaan yang arus kasnya positif, pemilik property yang disewakan, pemilik mobil atau barang-barang lain yang disewakan; mungkin saja merupakan orang-orang yang mempelajari kecerdasan finansial dari tindakan nyata mereka sehari-hari. Mereka bertransaksi, menjual, membeli, dan melakukan </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >dealing </span><span style=";font-family:";color:black;" >setiap saat. Kadang-kadang rugi. Itu biasa. Asalkan saja secara keseluruhan, arus kasnya masih positif. Mereka pun akhirnya mampu mengompensasi kerugian d satu transaksi dengan keuntungan pada transaksi lain. Mereka menggunakan pola </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >trial and error</span><span style=";font-family:";color:black;" >, atau </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >learning by doing </span><span style=";font-family:";color:black;" >untuk membangun kecerdasan finansial mereka. Nilai plusnya, mereka benar-benar bisa merasakan dan menghayati proses yang sedang dilakukan. Negatifnya, tentu saja, harus menanggung </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >learning cost </span><span style=";font-family:";color:black;" >yang tidak kecil.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" > </span></p> <p><span style=";font-family:";color:red;" >Belajar dari Menthor</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" ><span> </span>Lebih cerdas dari kelompok pertama yang menggunakan pola </span><i><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >trial and error</span></i><span style=";font-family:";color:black;" >. Kelompok yang kedua ini secara konseptual sudah memahami prinsip-prinsip kecerdasan finansial. Mereka hanya membutuhkan contoh nyata, yaitu seseorang yang mereka kenal, yang bisa berinterkasi langsung. Sangat mungkin, seseorang itu adalah teman dekatnya, saudaranya, orang tuanya, atau orang-orang dalam </span><i><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >inner cycle</span></i><span style=";font-family:";color:black;" >-nya.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" >Belajar dari menthor, memang bisa mengeliminasi kemungkinan gagal. Setidaknya, ada yang bias diajak ngomong kalau mau bermanuver membeli atau menjual aset. Ada yang memberi petunjuk-petunjuk berdasarkan pengalaman nyata. Namun di sisi lain, belajar langsung dari </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >menthor </span><span style=";font-family:";color:black;" >juga ada ruginya. Yang paling riskan adalah besar kemungkinan murid yang meng-</span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >copy </span><span style=";font-family:";color:black;" >sang guru. Entah strateginya, </span><i><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >way of life</span></i><span style=";font-family:";color:black;" >, maupun nilai-nilai dalam berbisnis. Tidak menjadi soal kalau yang ditiru merupakan sosok yang sempurna luar dalam (cerdas sekaligus etis). Tapi bagaimana kalau sang guru ternyata suka berperilaku tidak etis dalam berbisnis, walaupun memang dia cerdas luar biasa ? Hal lain yang harus diperhitungkan adalah besarnya kemungkinan untuk menjadi </span><i><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >follower </span></i><span style=";font-family:";color:black;" >seumur hidup. Sehingga tidak berani untuk menerapkan ide-ide orisinal sendiri, atau kurang percaya diri untuk bersikap kreatif. Padahal, perubahan yang kian cepat menuntut kita untuk selalu kreatif dan lebih kreatif lagi.</span></p> <p><span style=";font-family:";color:black;" > </span></p> <p><span style=";font-family:";color:red;" >Belajar dari Ahlinya</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" ><span> </span>Anda bisa belajar dari kursus-kursus singkat menganai kecerdasan finansial. Anda bisa mengikuti </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >short course, training </span><span style=";font-family:";color:black;" >atau seminar mengenai bagaimana meraih kebebasan finansial dalam waktu singkat. Anda bias berinteraksi langsung dengan sang pembicara, yang mungkin saja merupakan pemotivasi terkenal, atau pakar di bidang ilmu menjadi kaya. Keuntungannya, Anda bisa berdialog langsung dengan mereka. Anda bisa menyerap ilmunya. Anda bisa tertular motivasinya yang meledak-ledak. Anda akan tergerak untuk melakukan hal yang sama persis seperti yang disarankan oleh sang pembicara. Bukanlah semangat adalah satu jenis ”virus” yang menular ? Ruginya, sang pembicara tidak terfokus pada diri Anda. Ada ratusan peserta seminar lain. Sang ahli hanya mencoba merumuskan resep yang bersifat generik. Padahal, penerapan berbagai strategi finansial harus mempertimbangkan karakter khusus masing-masing orang. Jadi belum tentu apa yang dibicarakan sang pembicara secara berapi-api itu bisa Anda lakukan secara sempurna. Kelemahan lainnya, tidak semua pakar benar-beanr mampu menerapkan teorinya dalam praktik. Banyak pakar atau pengamat bisnis yang tak becus mengelola perusahaan. Banyak pula penasihat financial yang hidupnya justru terbelit utang. Jadi, berhati-hatilah.</span></p> <p><span style=";font-family:";color:red;" > </span></p> <p><span style=";font-family:";color:red;" >Belajar dari Buku</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" ><span> </span>Anda bisa juga belajar dari buku. Belakangan ini banyak buku beredar mengenai kecerdasan finansial. Para penulis menyajikan berbagai resep, rumus, dan kiat praktis. Baik dengan gaya bahasa simpel parktis dan mudah dicerna, sampai kalimat-kalimat akademis yang sulit dimengerti. Dari uraian dengan kosa kata sehari-hari yang gampang dikunyah, sampai rumus-rumus dan angka yang rumit seperti rumus bikin bom nuklir.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" >Seperti halnya ikut seminar atau </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >training </span><span style=";font-family:";color:black;" >tentang pengelolaan kekayaan pribadi, belaajr dari buku juga banyak kelemahannya. Teori dan trik yang ada di buku, kadang-kadang tidak realistis. Apalagi jika ditulis oleh penulis asing, yang memiliki pengalaman nyata di luar negeri. Sebab, dunia bisnis dan perekonomian di Indonesia memiliki corak yang berbeda dengan (katakanlah) Amerika Serikat. </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >Policy </span><span style=";font-family:";color:black;" >ekonominya beda, inflasi dan suku bunganya beda, dan perilaku masyarakatnya (sebagai subyek bisnis dan ekonomi) jelas sangat beda.</span></p> <p><span style=";font-family:";color:red;" > </span></p> <p><span style=";font-family:";color:red;" >Lakukan Sekarang !</span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";color:black;" ><span> </span>Cermati bagaimana uang diciptakan. Amati bagaimana aset berpindah tangan. Seraplah ilmu mengenai kecerdasan finansial. Entah melalui pengalaman nyata, pola </span><span style=";font-family:";font-size:12;color:black;" >menthoring</span><span style=";font-family:";color:black;" >, menyerap ilmu sang guru, atau membaca buku; yang jelas, ada banyak cara untuk mengasah kecerdasan finansial Anda.</span></p> <p><span style=";font-family:";color:black;" > </span></p> <p><span style=";font-family:";color:black;" >Yang lebih penting adalah : LAKUKAN SEKARANG !</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-20401472039302846362009-03-08T12:09:00.001+07:002009-03-08T12:10:22.364+07:00buku increase your financial IQ<a href="http://www.virtual.co.id/tda/index.php?ar_id=NzE=#" onclick="window.open('print.php?ar_id=71','new','width=700,height=430,resizable=0,scrollbars=yes');" title="Print"><img src="http://www.virtual.co.id/tda/imgs/icon_print.gif" width="24" align="absmiddle" border="0" height="24" /> Print</a> <a href="http://www.virtual.co.id/tda/index.php?ar_id=NzE=#" onclick="window.open('sendfriend.php?ar_id=71','new','width=700,height=430,resizable=0,scrollbars=yes');" title="Send to Friend"><img src="http://www.virtual.co.id/tda/imgs/icon_send.gif" width="24" align="absmiddle" border="0" height="24" /> Kirim Ke Teman</a> <div id="titled">Ingin Kaya? Tingkatkan Lima Financial IQ Ini </div><div id="reporterd">Oleh : Roni Yuzirman </div><div id="dated">Kamis, 14 Agustus 2008 04:05 WIB</div><div id="line">.</div><div id="content1"><span class="caption" align="left"> <table width="290" border="0" cellpadding="0" cellspacing="3"> <tbody><tr> <td><img src="http://www.virtual.co.id/tda/spaw/uploads/images/article/image/20080814_061955_buku.jpg" class="pict" width="280" align="left" height="200" /></td> </tr> <tr> <td align="right"><br /></td> </tr> </tbody></table> </span> <p>Di buku terbarunya, Increase Your Financial IQ, penulis best seller Robert Kiyosaki memperkenalkan istilah Financial IQ (FIQ).</p> <p>Setahu saya selama ini RK selalu mengkampanyekan melek kecerdasan finansial (financial intellingence), dan baru sekarang memperkenalkan istilah financial IQ ini.</p> <p>Apa perbedaan di antara keduanya?</p> <p>"Kecerdasan Finansial adalah bagian dari kecerdasan mental yang kita gunakan untuk mencari solusi masalah keuangan. Sedangkan Financial IQ adalah ukuran (measurement) dari kecerdasan itu. Ini tentang bagaimana kita mengkuantifikasi kecerdasan finansial itu", jawabnya.</p> <p>Contohnya adalah seseorang berpendapatan dan pengeluaran Rp. 100 juta per tahun memiliki Financial IQ lebih rendah dibandingkan orang yang berpendapatan Rp. 30 juta per tahun dengan pengeluaran Rp. 25 juta dan tetap mampu menginvestasikan Rp. 5 juta sisanya.</p> <p>Kemampuan untuk hidup di bawah pendapatan dan tetap mampu menginvestasikan berapa pun sisanya, membutuhkan tingkat kecerdasaan finansial tertentu.</p> <p>Selain itu, apa saja ukuran Financial Intelligence itu?</p> <p>1. IQ untuk memperoleh uang lebih banyak. Semakin banyak uang yang kita peroleh menandakan FIQ yang lebih tinggi. Salah satu kendaraan paling memungkinkan untuk itu adalah melalui bisnis.</p> <p>2. IQ untuk memproteksi kekayaan anda. Orang yang berpenghasilan tinggi dan membayar pajak lebih sedikit (secara legal) menandakan FIQ yang lebih tinggi. Siapa saja yang berpotensi menjadi "pencuri kekayaan" itu? Mereka adalah para birokrat, bisnis yang salah kelola, bankir, broker, kartu kredit, dan sebagainya.</p> <p>3. IQ untuk membuat anggaran keuangan yang surplus. Mereka yang bisa menjaga agar keuangannya selalu surplus memiliki FIQ lebih tinggi ketimbang mereka yang setiap bulan selalu defisit dan mencari utangan ke sana ke mari.</p> <p>4. IQ untuk mengungkit (leveraging) uang anda. Setelah berhasil dengan surplus anggaran keuangan, tantangan selanjutnya adalah me-leverage surplus tersebut menjadi lebih besar lagi. Kebanyakan orang menaruh surplus uangnya di bank. Itu salah besar, kata RK. Setelah nilai uang terus tergerus oleh inflasi, menyimpan uang di bank menjadi pilihan yang bodoh. Ungkitlah uang anda di tempat yang bisa menghasilkan return tinggi per tahunnya.</p> <p>5. IQ untuk terus menambah informasi finansial. Learn, then earn. Itu kuncinya. The more you learn, the more you earn. Saat ini bertebaran buku, seminar, workshop, website dan blog bertemakan pendidikan keuangan. Update terus informasi keuangan anda.</p> <p>Buku ini hadir di tengah keresahan masyarakat dengan financial turbulence yang dihadapinya karena kenaikan BBM dan harga-harga.</p> <p>Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan sudah menjadi masalah global.</p> <p>Kalau kita tidak bisa mengubah sistimnya, ya kita harus pintar mengakali sistim itu, saran RK.</p> <p>One who can not dance put the blame on the floor. Jangan kita selalu menyalahkan kondisi atau sistim. Selamanya hal itu tidak akan berpihak kepada kita. Kitalah yang harus mengusai atau mengakali sistim itu.</p> <p>Maka, meningkatkan kelima Financial IQ yang ditawarkan RK itu adalah pilihan yang paling masuk akal untuk kita coba di tengah kondisi yang tidak berpihak ini.</p>http://www.virtual.co.id/tda/index.php?ar_id=NzE=</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-32588224636369963662009-02-24T11:05:00.002+07:002009-02-24T11:20:42.140+07:00KECERDASAN FINANCIAL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdef_vLxbWAFYDnPkg7gK4T3ac1Q8ptwh9pfC0X0c4yYortb13ASMfIzZnuIg0109YKdamsGXQN4V3AxuWdcQYYwd2RqJ4XtxUT2zr0ueKHUSInprFsKYkeL08zKEQ7BW8qskw3a1WFg0/s1600-h/ratrace-2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdef_vLxbWAFYDnPkg7gK4T3ac1Q8ptwh9pfC0X0c4yYortb13ASMfIzZnuIg0109YKdamsGXQN4V3AxuWdcQYYwd2RqJ4XtxUT2zr0ueKHUSInprFsKYkeL08zKEQ7BW8qskw3a1WFg0/s400/ratrace-2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5306214015851440098" border="0" /></a><br />Apakah Kecerdasan<br />Finansial Bisa Dipelajari ?<br /><br />MARSUDI KANG<br /><br />Apakah kecerdasan finansial lebih menyerupai bakat atau pembawaan sejak lahir ? Kecerdasan finansial bukanlah bakat. kecerdasan finansial bisa dipelajari, bisa diasah, disempurnakan, dipertajam terus-menerus. Jika tidak diasah terus, ia akan cepat usang.<br />Apakah kecerdasan finansial semata-mata hanya berfokus pada uang ? Tidak. Kecerdasan financial sesungguhnya berfokus pada manusia. It’s not about money, it’s about people.<br /><br />Sebelum menempa diri menjadi cerdas secara finansial, Anda harus memiliki tujuan yang jelas. Berikut ini daftar tujuan wajar yang bisa Anda gunakan :<br /><br />��Ingin menikmati masa tua yang mudah, dan tidak membebani anak-cucu. (Cita-cita yang sangat wajar dan manusiawi).<br />��Ingin bebas secara finansial. (Dalam arti : bisa memenuhi kebutuhan hidup normal tanpa harus bekerja secara fisik).<br />��Menjadi kaya. (Memiliki banyak aset yang produktif).<br />��Bisa menolong orang lain. (Percuma menjadi kaya tetapi tidak bermanfaat bagi orang lain).<br />��Ingin membahagiakan keluarga. (Tujuan yang mulia dan sangat wajar).<br /><br />Semua itu adalah contoh tujuan-tujuan yang jelas dan cukup spesifik. Yang perlu dicatat, kecerdasan finansial adalah senjata yang akan merusak jika berada di tangan orang yang salah. Jadi Anda tidak boleh memiliki tujuan yang buruk. Tema finansial bukan semata-mata dunia rasional, melainkan normatif. Kekayaan yang akan menjadi mulia kalau ditujukan untuk sesuatu yang positif bagi umat manusia.<br /><br />Persepsi Mengenai Uang<br /><br />Perbaharuilah persepsi mengenai uang. Uang bukan segalanya. Kita bekerja bukan semata-mata demi mendapatkan uang. Kita bekerja untuk melayani sesama. Kita bekerja, berpikir, bertindak, untuk kebaikan bersama. Uang adalah konsekuensi. Kalau kita bekerja dengan baik, berdasarkan tujuan yang baik, maka hasilnya akan baik pula.<br />Uang bukan tujuan. Uang adalah sarana mencapai tujuan. Yang terpenting adalah apakah Anda memiliki Rp 1 miliar saat ini, melainkan apa yang Anda akan lakukan dengan uang Rp 1 miliar (kalau uang itu sudah benar-benar di tangan Anda). 90% orang merencanakan hal-hal konsumtif begitu mendapatkan Rp 1 miliar tunai. Mereka berpikir tentang liburan mewah di eropa, naik kapal pesiar, mobil mewah, busana rancangan desainer, pesta, dll. Jarang yang punya rencana untuk membagi dua uang tersebut: separuh untuk beramal, dan sisanya sebagai modal kerja.<br /><br />Persepsi Mengenai Bekerja<br /><br />Anda juga harus mengubah persepsi mengenai bekerja. Sekali lagi, bekerja jangan untuk cari uang. Uang adalah konsekuensi. Bekerja adalah menciptakan nilai tambah yang bermanfaat bagi semua pihak. Bagi diri Anda sendiri, bekerja adalah belajar. Di mana pun Anda bekerja, pasti ada sistem di mana uang diciptakan. Nah, pelajarilah sistem itu. Jadi, kelak Anda bekerja tidak untuk mencari uang, tetapi menciptakan uang.<br /><br />Antusiasme<br /><br />Menjadi kaya dan bebas secara finansial merupakan perjalanan panjang tak kenal henti. Ibarat seorang pelari marathon, Anda memerlukan langkah-langkah konsisten dalam jangka panjang. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya. Disinilah antusiasme berperan penting. Anda harus memelihara antusiasme tersebut dalam jangka panjang. Jangan pernah kehilangan gairah. Hanya dengan rasa ketertarikan yang tinggi, rasa ingin tahu yang begitu besar, Anda bisa menemukan suatu cara mengakumulasikan aset yang efektif.<br /><br />Kesenangan Belajar<br /><br />Mengasah kecerdasan finansial membutuhkan kesenangan belajar terus-menerus. Jagalah agar kesenangan itu tidak menguap. Selalu menggali hal-hal baru, cara baru, mencari tahu tentang fenomena baru, adalah hal-hal yang bisa mengasah terus kecerdasan Anda. Teruslah berpikir mengenai cara Anda berpikir. Dunia berubah, perilaku manusia juga terus berubah. Kalau kita percaya bahwa kecerdasan financial adalah sesuatu yang menyangkut perilaku manusia, maka tidak ada ruang sedikit pun untuk mengistirahatkan otak. Kecerdasan finansial bukanlah berapa aset yang telah Anda akumulasi. melainkan seberapa canggih cara yang Anda temukan, sistem yang Anda bangun, dan pola berpikir yang Anda terapkan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6704561026456249409.post-15072935902012123882008-12-29T18:43:00.008+07:002008-12-30T06:06:14.413+07:00Peluang Investasi di Tahun 2009<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVykh4mA9JyTyfnFJE8wYoGTpTMbv8rdPDnvrR4T6J8n-kRCWsXOI2uKioCKerGek6JPkx_6FGs0e8XldMKIS_Cf6Xnrt_6mhFEh7D46pkewVK9skDv0-fHUqd7nH-l32A7XeR8z28b04/s1600-h/one-dollar-bill-01.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVykh4mA9JyTyfnFJE8wYoGTpTMbv8rdPDnvrR4T6J8n-kRCWsXOI2uKioCKerGek6JPkx_6FGs0e8XldMKIS_Cf6Xnrt_6mhFEh7D46pkewVK9skDv0-fHUqd7nH-l32A7XeR8z28b04/s400/one-dollar-bill-01.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285352229198383346" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm2PMl9wc_ZSbjbjuV3_8r7P8vVqCx52-Kwu7EYpmdhIGPD9rVMOdRnH29e0hL5zqNWM4LZ2v8X4jSn1VCHxOGDZE6Z5MrvPCbOS2AJzwNwo75SCdJvffy8aDGnSLBEyJm6FsiaRF35pk/s1600-h/millioner.jpg"><br /></a><h2><a href="http://nofieiman.com/2008/12/peluang-investasi-di-tahun-2009/" rel="bookmark" title="Peluang Investasi di Tahun 2009" target="_blank">Peluang Investasi di Tahun 2009</a></h2>MARSUDHI KANG<br /><small><strong></strong> </small> <p>Tak terasa tahun 2008 hampir berakhir. Ada beberapa program yang berjalan sesuai harapan, namun ada juga yang meleset dari target. Krisis keuangan global yang dipicu oleh kasus <em>subprime m</em><em>ortgage</em> barangkali hampir tak pernah terlintas dari pikiran kita semua. Apa mau dikata, gelombang krisis melanda hampir seluruh penjuru dunia. Banyak yang gugur berjatuhan tapi tak sedikit juga yang bisa memanfaatkan momentum untuk meraih keuntungan.</p> <p>Di Amerika, sesaat lagi Barack Obama akan dilantik menjadi presiden. Beliau memang sosok yang dicintai terutama dari sisi perdamaian, persamaan hak, dan antiperang. Namun bukan berarti hal yang mudah untuk memperbaiki perekonomian Amerika yang telanjur carut marut. Sementara di Indonesia, pemilihan umum hanya tinggal menghitung hari. Orang bilang Indonesia sudah jauh lebih mantap dan dewasa dalam hal demokrasi. <span>Ada yang bilang tahun 2009-2010 mungkin akan menjadi titik terparah resesi ini.</span></p> <p>Lalu, strategi investasi apa yang manjur untuk tahun depan?</p> <h3>Ubah Mindset Anda</h3> <p>Kekayaan, sekali lagi, bukan soal seberapa besar penghasilan Anda—-melainkan seberapa besar Anda bisa menabung dan menyisihkannya untuk berinvestasi. Seseorang dengan gaji Rp 10 juta dengan pengeluaran Rp 9 juta per bulan tak lebih baik dari mereka yang bergaji hanya Rp 3 juta tapi bisa menyisihkan Rp 1,5 juta per bulannya untuk berinvestasi. Karenanya, sebelum merencanakan investasi Anda di tahun 2009, cek kembali <em>cashflow</em> Anda tiap bulannya.</p> <p>Tentu saja ada banyak yang bisa dihemat demi menambah pundi investasi Anda. Salah satunya adalah kurangi konsumsi dan belanja kartu kredit (yang berbunga sangat tinggi). Saya misalnya, lebih suka membayar tunai daripada secara gesek karena ada rasa “sayang” ketika harus mengeluarkan uang. Hal ini bisa membuat saya lebih hati-hati ketika berbelanja. Di sisi lain, Anda juga perlu menyisihkan sebagian dana untuk cadangan (<em>emergency fund</em>) di tempat yang aman dan likuid. Tentu kita tidak mengharapkan hal buruk terjadi, namun tidak ada salahnya sedia payung sebelum hujan.</p> <h3>Kencangkan Ikat Pinggang</h3> <p>Di Amerika sedang ngetren <a href="http://onedollardietproject.wordpress.com/" target="_blank">One Dollar Diet Project</a>, tentang sepasang guru sekolah yang mencoba untuk hidup (makan) hanya dengan US$1 per hari. Beritanya sudah dimuat di media terkemuka seperti New York Times dan majalah People hingga ditayangkan di Fox dan Oprah Winfrey show. Ide ini menarik karena ternyata menghabiskan uang lebih sedikit tidak selalu berarti mengorbankan citarasa dan kesehatan sebuah menu.</p> <p>Sekitar 200 tahun lalu Benjamin Franklin berujar, “<em>If you would be wealthy, think of saving as well as getting</em>.” <em>When you earn a dollar, try to save a minimum of 20 cents</em>—-barangkali itulah salah satu nasihat terbaik untuk meraih kebebasan finansial. <span>Sederhana diucapkan tapi tak pernah mudah dipraktekkan.</span> Mengabaikan ponsel baru yang gencar diiklankan atau teman yang pamer gonta-ganti kendaraan, jelas bukan pekerjaan yang gampang. Itulah mengapa persentase orang kaya jauh lebih kecil daripada mereka yang biasa-biasa saja.</p> <h3>Lebih Rasional</h3> <p>Tahun 2009 nanti selayaknya dimulai dengan perencanaan keuangan yang lebih hati-hati. Program di tahun ini yang terbukti sukses, bisa terus dilanjutkan. Tentu ada baiknya untuk tidak melulu fokus pada jangka pendek, tetapi lebih diarahkan untuk jangka panjang. Leonardo da Vinci bilang, “<em>Simplicity is the ultimate sophistication.</em>” Saya rasa hal ini berlaku juga di bidang investasi. Sederhanakan segalanya sehingga mudah bagi Anda untuk mengendalikannya karena semua masih berada dalam jangkauan.</p> <p>Mulai saat ini Anda juga harus lebih peduli terhadap hal-hal remeh yang sering terlupakan. Misalnya, kalau Anda berinvestasi dalam reksadana, perhatikan baik-baik <em>operating expenses</em>, komisi penjualan, <em>turnover costs</em> yang tersembunyi, hingga soal pajak. Kalau Anda berinvestasi dalam saham, ada baiknya untuk memperhatikan tingkat <em>turnover</em> Anda termasuk komisi broker dan pajak (<em>capital gain</em>) yang harus dibayar. <span>Siapa tahu masih ada banyak pos-pos yang sebetulnya bisa Anda perbaiki lagi.</span></p> <h3>Lebih Hati-hati</h3> <p>Situasi krisis di satu sisi membuat orang jadi buta dan kalap—-peluang apapun langsung disambar. Di sisi lain, <em>greed</em> ini seringkali dimanfaatkan oleh sebagian orang yang oportunis dan mencoba mengambil kesempatan. Saya berani bertaruh bahwa tahun depan pasti lebih banyak lagi berita-berita tentang penipuan berkedok investasi dan sejenisnya. Oleh karenanya, berhati-hatilah sebelum Anda menempatkan investasi Anda.</p> <p>Jangan malas untuk membaca prospektus suatu investasi atau mencari informasi yang diperlukan bila ada hal-hal yang Anda kurang paham. Hal ini memang melelahkan (dan membosankan). Tapi percayalah, jauh lebih baik menghabiskan sedikit waktu untuk belajar daripada kehilangan uang gara-gara kecerobohan Anda sendiri. Lagipula, belajar sesuatu yang baru (seperti soal investasi dan keuangan) tak pernah ada ruginya, bukan?</p> <h3>Saham, Obligasi, Reksadana?</h3> <p>Kemana harus menaruh dana di tahun 2009? Ini jelas bukan pertanyaan mudah. Deposito masih dijamin pemerintah (LPS) hanya sebesar suku bunga 10%. Artinya, deposito hanya tempat untuk memarkir uang sementara, bukan untuk mengharap return. Kalau Anda tertarik, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) juga boleh dilirik. Return yang ditawarkan mungkin hanya berkisar 12-14% namun risiko gagal bayarnya (nyaris) tidak ada. Namun return sebesar itu bagi sebagian orang kurang menarik karena belum mengkompensasi risiko inflasi.</p> <p>Pilihan saya (<em>disclaimer</em>) ada di saham. Saat ini banyak emiten bagus yang harga sahamnya terdiskon cukup lumayan. Ada beberapa jagoan sektor perbankan, infrastruktur, <em>consumer goods</em>, manufaktur, dan telekomunikasi yang bisa dilirik. Kalau Anda punya amunisi lebih, tak ada salahnya mengambil saham-saham berbasis komoditas untuk jangka panjang selagi harganya masih relatif murah. Kalau <em>diparingi</em> (diberi) rejeki berlebih, saya ingin masuk ke properti di tahun depan.</p> <h3>Diversifikasi (Lagi)</h3> <p>Aturannya sederhana: <span>makin “<em>soft</em>” suatu aset, maka akan makin mudah harganya dipermainkan; begitu juga sebaliknya.</span> Inilah yang terjadi saat ini. Harga saham bisa diputarbalikkan dengan mudah, kurs mata uang naik turun seenaknya sendiri, reksadana dibanting harganya hingga tak lebih dari separonya. Di tengah situasi yang tak menentu, ada baiknya Anda mendiversifikasikan sebagian kekayaan Anda dalam bentuk <em>hard asset</em> seperti tanah (properti), logam mulia, atau barang-barang koleksi.</p> <p>Jaman serba susah seperti ini juga bukan berarti haram bila Anda tertarik untuk terjun ke bisnis (sektor riil). Risiko tentu saja ada, namun bisa diminimalkan dengan masuk ke sektor-sektor usaha yang kebal krisis seperti makanan atau kelontong misalnya. Keuntungan lainnya, bank-bank sedang menurunkan suku bunga kreditnya. Ini bisa jadi kesempatan bagus untuk mendapatkan pinjaman produktif yang berbiaya (relatif) rendah.</p> <h3>Sound Financial Lifestyle</h3> <p>John Bogle, pakar investasi terkemuka, berpesan, “<em>Choose a sound financial lifestyle. Start early and invest regularly. Know what you’re buying. Preserve your buying power. Keep costs and taxes low. Diversify your portfolio.</em>” Investor yang mengikuti nasihat tersebut terbukti bisa mendapatkan <em>return</em> yang lumayan kendati situasi pasar begitu turbulen. <span>Kebiasaan-kebiasaan kecil semacam itulah yang kelak akan menyumbang kesuksesan investasi kita.</span></p> <p>Lagi-lagi, investasi membutuhkan perencanaan yang matang, komitmen yang kuat, kesabaran, serta wawasan yang berorientasi jangka panjang. Tapi itu semua juga belum tentu menjamin kesuksesan investasi Anda. Yang bisa kita perbuat hanya berencana dan berusaha sebaik kita mampu sembari tetap rendah hati dan bijak dalam melangkah. Selebihnya, serahkan pada yang di atas. Dan jangan lupa, dermakan sebagian keuntungan investasi Anda bagi mereka yang membutuhkan.</p>Unknownnoreply@blogger.com1